Refulgence 17

5.2K 308 54
                                    

Sesampainya di sana mereka melihat Aletea yang akan digendong oleh seorang cowok dan itu membuat Gavin marah. Ia cepat-cepat menghampiri dan tak lama kepalan tangannya mendarat di rahang cowok itu hingga membuatnya terjatuh.

"Jangan sentuh milik gue!"

***

Suasana menjadi tegang kerena kedatangan Gavin, apalagi cowok itu langsung mengahajar orang yang akan menolong Aletea.

Gavin cepat-cepat menghampiri Aletea yang tergeletak di sana, ia tidak memperdulikan lagi orang yang akan menyentuh Aletea karena yang paling penting sekarang dirinya harus segera membawa Aletea ke UKS agar cepat mendapatkan pertolongan.

Namun jangan kira Gavin akan melepaskan cowok itu begitu saja. Ia hanya memberinya waktu sedikit untuk orang itu mempersiapkan mental serta fisiknya. Dan juga bersiap-siap lah untuk orang yang sudah membuat Aletea seperti ini.

Ia membuka pintu UKS secara kasar yang membuat petugas di UKS terlonjak kaget. Di sana terdapat satu laki-laki dan satu perempuan yang berjaga. Mereka berdua adalah adik kelas anggota PMR yang ditugaskan untuk berjaga di UKS agar bisa lebih cepat menangani jika ada yang sakit.

Gavin merebahkan tubuh Aletea di ranjang UKS, wajahnya semakin tegang karena melihat muka Aletea yang sangat pucat.

Ia menoleh ke belakang karena di rasa tidak ada satupun yang mendekat untuk mengobati gadisnya.

"Lo pada gak liat pacar gue pingsan?" tanya Gavin dengan mata menatap tajam pada adik kelas itu yang hanya diam.

Mereka berdua pun tersentak kaget lalu menunduk dalam-dalam karena merasa tertusuk dengan tatapan Gavin. Cepat-cepat keduanya menghampiri ranjang yang ditempati Aletea.

Mereka dengan cepat mengambil kotak obat untuk mengobati luka yang ada di lutut serta siku Aletea. Gavin mengeraskan rahangnya lagi saat anggota PMR laki-laki itu menyentuh tangan Aletea. Kalau bukan di keadaan seperti ini pasti Gavin sudah melayangkan tangannya untuk menghajar seperti yang dilakukannya tadi pada orang yang akan menggendong Aletea.

Setelah selesai diobati kedua anggota PMR itu mundur, mempersilahkan Gavin untuk melihat keadaan Aletea.

"S-saya pam-"

"Lo bisa meriksa gak sih? Mukanya masih pucat!" hadlrdik Gavin sebelum anggota PMR itu sempat menyelesaikan ucapannya.

Mereka berdua saling tatap, mereka hanya bisa mengobati dengan teknik dasarnya saja dan sekarang mereka semakin takut sekaligus bingung.

"Ck, panggil dokter!" perintah Gavin yang membuat kedua orang itu cepat-cepat memanggil dokter.

Di sekolah mereka memang ada dokter untuk memeriksa siswa yang perlu penanganan lebih jauh, sedangkan anggota PMR hanya memeriksa luka-luka yang tidak terlalu serius.

Tak lama datang seorang wanita yang terlihat masih muda dengan menggunakan jas dokter tak lupa juga stetoskop yang menggantung di lehernya.

Dokter yang bernama Wulan itu tersenyum sebelum memeriksa keadaan Aletea. Ia memasangkan stetoskop ke telinganya kalau mengarahkan pada dada Aletea.

Ia merasakan detak jantung Aletea normal, namun ia mengernyit saat melihat kulit gadis itu yang sangat pucat juga terdapat lebam beserta titik-titik merah di bagian sikut dan lututnya.

RefulgenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang