"Ada hubungan apa lo sama adek gue?"
***
"Pacar!" jawaban singkat dari Gavin membuat Leo melongo tidak percaya.
"Maksudnya lo pacaran gitu sama adek gue?" tanya Leo memastikan.
"Hm."
Leo semakin tidak percaya dengan pengakuan Gavin. Ia pikir sahabatnya itu tidak tertarik dengan perempuan.
"Panggilin!"
Leo mendengus, sungguh ia ingin menendang Gavin ke planet Venus agar sifat dingin cowok itu mencair. Tetapi ia yakin sebelum menendang sahabatnya itu ia duluan yang di tendang dari planet bumi tercintanya.
"ALE!" teriak Leo menggemparkan seisi rumah. Gavin menatap tajam Leo, dirinya pikir Leo akan memanggilnya langsung, bukan dengan berteriak seperti ini.
Aletea yang mendengar teriakannya itu mengernyit. Ngapain sih tuh Abang satu teriak-teriak. ucapnya dalam hati.
"Mending kamu samperin aja kesana, Abang kamu kalau teriak-teriak gitu bikin malu sama tetangga." ucap Alisha.
Aletea terkekeh, memang abangnya itu selalu malu-maluin. Lalu ia berjalan meninggalkan ruang makan untuk menuju pintu.
Dilihatnya Leo sedang berdiri di ambang pintu, terlihat sedang berbincang dengan seseorang.
"Ada ap—" belum sempat Aletea menyelesaikan ucapannya ia sudah di kejutkan dengan kedatangan Gavin.
Seketika Aletea teringat dengan kejadian semalam, jadi ia tidak bermimpi ketika Gavin mengatakan akan menjemputnya?
"Wah parah lo ya, pacaran gak bilang-bilang!"
"Apa sih, bang?" ucap Aletea kesal.
"Noh pacar lo mau jemput katanya."
Mendengar itu Aletea memusatkan perhatiannya pada Gavin. Kalau gue bareng kak Gavin berangkatnya, nanti di sekolah pasti banyak yang omongin. pikirnya.
Ya begitulah Aletea, ia selalu memikirkan perkataan orang lain yang menyakitkan. Dan karena itu sebisa mungkin ia menghindari masalah.
"Udah kali liatin nya." celutuk Leo membuat Aletea menoleh ke abangnya dengan sinis.
"Gue di anter Mang Asep aja, kak." pinta Aletea.
Gavin menatap tajam Aletea, "bareng gue!"
Aletea menghela napas, merasa percuma menolak ajakan dari cowok itu. Saat ini dirinya hanya pasrah dan menguatkan mentalnya untuk di sekolah nanti, karena dirinya yakin ia akan mendapatkan hujatan.
"Ya udah bentar kak, gue ambil tas dulu."
"Lo gak minta restu ke gue dulu?" tanya Leo pada Gavin.
"Gak penting." ketus Gavin.
"Harusnya sebagai cal—"
"Ayo kak!" ucapan Leo terpotong oleh ajakan Aletea pada Gavin.
"Mama Lo ada?"
"Ada."
"Boleh masuk?"
Aletea mengangguk. Setelah mendapat jawaban, Gavin langsung masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refulgence
Teen Fiction[Follow Sebelum Membaca Yaa!! Gracias!!] Kehidupan seorang Gavin itu penuh misteri. Di hidupnya tidak ada warna lain selain hitam dan abu-abu. Semuanya semu semenjak kematian orang terpenting dalam hidupnya. Aletea adalah seorang gadis biasa, hidupn...