Pagi harinya demam Aletea sudah mereda, membuatnya memaksa untuk masuk sekolah kepada Alvian dan Alisha.
Tadi setelah memakai seragam, Aletea langsung turun ke bawah untuk meminta ijin.
"Ale masuk sekolah aja ya pah, udah gak demam lagi kok." bujuk Aletea pada Papanya.
Alvian menatap Aletea. "Kamu masih pucat, Ale."
"Cuman pucat, pah. Demamnya udah gak."
Alvian menghela napas. "Ya sudah tapi sekarang kamu berangkatnya sama abang ya, biar ada yang jagain. Soalnya Papa mau ada meeting."
"Ale biar sama Mang Asep aja, pah."
"Sama Leo atau gak sekolah?"
Aletea menghela napas, ia tidak mau jadi pusat perhatian murid-murid lain.
"Iya, sama Abang."
"Leo, nanti kamu berangkat ke sekolah nya bareng sama Ale." perintah Alvin saat melihat Leo memasuki ruang makan."
"Siap bapak negara!" jawabnya sambil hormat.
Aletea mendengus. "Tapi berangkatnya sekarang ya bang!" suruh Aletea.
"Eee buset, pagi bener. Gue aja belum sarapan."
"Ya udah habis sarapan."
Leo memutar bola matanya. "Iya-iya."
Aletea tersenyum lalu menuju ke kamar untuk membawa tas, ia sudah selesai sarapan dari tadi.
Selang beberapa menit Aletea menuju ke ruang makan kembali. Dilihatnya Leo baru selesai sarapan.
"Ayo bang!"
"Iya-iya sabar kek." Keduanya pamit pada Alisha dan Alvin.
Mereka kini sudah berada di perjalanan, pagi-pagi begini jalanan Kota Jakarta tidak terlalu macet.
"Kemaren lo kemana sampai pulang malam?" tanya Leo memecah keheningan.
"Ke toko buku."
"Kok gue sama Gavin cari-cari ke 3 toko buku gak ada?"
Kak Gavin beneran ikutan cari juga? tanya Aletea dalam hati.
"Ohh mungkin lo carinya waktu gue udah pulang kali, jadi gak ketemu." jawab Aletea. "Eh kak Gavin ikut cari juga?" lanjutnya untuk memastikan.
"Hmm, Lo sama Gavin ada apa sih? Kayaknya lagi Deket nih." tanya Leo dengan tersirat nada mengejek.
"Gak ada apa-apa kok." Aletea berusaha untuk menahan senyum.
"Gak ada apa-apa tapi kok hp Lo bisa ada di si Gavin?"
"Astaga gue lupa, tolong ambiin dong bang." Aletea memohon.
"Kemaren gue udah ambil, tapi di ambil lagi sama si Gavin." iya, waktu Leo merebut handphone Aletea untuk memastikan Gavin langsung merebut kembali.
"Yah, pintain lagi dong bang."
"Ogah ah, Gavin tuh sangar banget." jawab Leo menakut-nakuti.
"Ishh." Gimana cara gue ngambilnya ya? lanjutnya dalam hati.
"Lo kan ke toko buku, tapi kenapa gue gak liat ada novel baru di kamar lo."
Malam-malam Leo masuk ke kamar Aletea untuk mengecek keadaan adiknya itu. Baik kan dia? Leo tidak melihat ada novel baru di meja belajar gadis itu, biasanya kalau Aletea punya novel baru pasti akan disimpan di meja belajar dulu sebelum dipindahkan ke dalam rak buku kaca tempat novel-novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refulgence
Teen Fiction[Follow Sebelum Membaca Yaa!! Gracias!!] Kehidupan seorang Gavin itu penuh misteri. Di hidupnya tidak ada warna lain selain hitam dan abu-abu. Semuanya semu semenjak kematian orang terpenting dalam hidupnya. Aletea adalah seorang gadis biasa, hidupn...