Aletea pun menggendong tasnya lalu bersiap untuk pamit. "Lo hati-hati di jalan! Makasih juga udah bantu cari hp gue, bye!!"
"I... iya, bye!!"
Aletea menggeleng kecil lalu mundur dan menutup pintu mobil Dela. Aletea berbalik dan lagi-lagi kepalanya terbentur. Namun kali ini ia merasa kepalanya membentur dada bidang milik seseorang.
***
Aletea mendongakkan kepala, seketika matanya bertubrukan langsung dengan mata coklat terang milik Gavin.
Keduanya saling menyelami kedalam netra masing-masing sampai suara klakson mobil terdengar memutuskan pandangan mereka.
Dilihatnya mobil Dela yang baru saja menghilang dari pandangan mereka, seketika pipi Aletea memerah. Berarti tadi Dela liatin gue dong? Astaga!!! batin Tea.
Aletea lebih memilih menundukkan kepalanya, saat ini keadaan jantungnya seperti sedang mengadakan konser di dalam sana. Satu pertanyaan yang berada dalam otak Aletea sekarang. Kenapa kak Gavin bisa disini?
Ya mau ngapelin Lo lah Tea, mau apa lagi? Eh tunggu, kenapa dirinya jadi pede gini? Bisa aja kan mau main sama bang Leo? Please jangan kepedean Tea!! ucapnya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
Gavin yang melihat itu diam-diam sudut bibirnya berkedut, menahan senyum melihat tingkah cewek yang ada dihadapannya.
"Darimana?" tangannya terjulur untuk mengangkat dagu pacarnya.
Aletea memberanikan diri untuk menatap mata elang Gavin. "Huh? Oh itu habis main sama Dela." jawabnya dengan gugup.
"Gak jadi?"
"Gak jadi apa?"
"Jenguk temen lo."
Aletea gelagapan, "ouh itu katanya lagi banyak saudara nya yang jenguk, jadi aku putusin buat jenguk nya besok aja."
Aletea menghela nafas, entah alasannya masuk akal atau tidak yang penting dirinya sudah bisa memberikan alasan.
"Oh iya, Kaka ngapain ke sini? Mau main sama bang Leo?" Gavin menunduk, melihat Aletea dengan sebelah alis terangkat.
"Gue mau main sama Lo."
Aletea melotot, "hah? Main sama aku?" tanya nya tak percaya.
Gavin mengangguk. "Capek gak?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Aletea.
"Ya udah sana siap-siap, gue tunggu!"
Aletea tersenyum lalu mengangguk dan mengajak Gavin untuk ikut masuk ke dalam menunggu dirinya untuk siap-siap.
Setelah memberi Gavin minuman dan cemilan untuk menemani pacarnya saat menunggu dirinya, Aletea pamit masuk kamar untuk berganti baju, Gavin meminum minuman yang diberikan Aletea sambil mengedarkan pandangannya.
Selama ia berteman dengan Leo, bisa dihitung berapa kali dirinya datang ke rumah ini, itupun ia langsung diajak ke kamar Leo. Maka dari itu ia dan teman-temannya tidak tahu bahwa Leo mempunyai seorang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refulgence
Teen Fiction[Follow Sebelum Membaca Yaa!! Gracias!!] Kehidupan seorang Gavin itu penuh misteri. Di hidupnya tidak ada warna lain selain hitam dan abu-abu. Semuanya semu semenjak kematian orang terpenting dalam hidupnya. Aletea adalah seorang gadis biasa, hidupn...