Refulgence 19

1.7K 151 30
                                    

"Tea?"

Aletea menoleh kebelakang dan mendapati seseorang yang dikenalnya sedang melemparkan senyum kearahnya.

"Kak Darel?" tanya Aletea untuk memastikan, ucapan Aletea terdengar oleh Gavin yang berada tak jauh dari tempat gadis itu.

Darel tersenyum. "Iya, kamu ngapain disini?"

"Oh ini lagi mau beli minum, kakak juga ngapain disini? Bukannya rumah kakak bukan daerah sini ya?"

Darel mengangguk, "tadi habis dari rumah temen terus mampir kesini untuk beli minum juga." ucapnya sambil memperlihatkan botol minuman yang ia pegang.

"Oh iya, gimana keadaan kamu? Udah ada kemajuan?" lanjut Darel.

Aletea menoleh kebelakang, memastikan Gavin tidak akan mendengarnya. "Aku ngerasa makin parah kak." ujarnya dengan suara pelan.

Darel menghela nafas, sebenarnya tanpa ditanya pun ia sudah tahu jawabannya. Karena melihat kondisi seperti ini saja Darel dapat menyimpulkannya.

"Nanti kamu ke rumah sakit ya." pinta Darel.

"Ngapain?" belum sempat Aletea mengiyakan suara dari belakangnya sudah menyela terlibih dulu.

Tak lama orang yang tadi menyela ucapannya sudah berada disampingnya. Membuat Aletea terkejut sekaligus gugup di waktu yang bersamaan.

"Ke rumah sakit?" tanya Gavin lagi dengan suara datar yang membuat Aletea semakin gugup.

"It—"

"Adik gue lagi dirawat di rumah sakit dan dia nyuruh Aletea buat datang karena Aletea temennya adik gue." jelas Darel yang membuat Aletea menghela nafas lega.

Gavin terdiam lalu melihat kearah Aletea, ia tahu bahwa gadisnya sedang menyembunyikan sesuatu. Bila Aletea belum mau terbuka padanya tentang ini, maka ia akan mencari tahunya sendiri.

Sedangkan itu Aletea merasa bersalah, ia terus saja membohongi orang-orang disekitarnya. Namun mau bagaimana lagi, ia tidak mau orang-orang disekitarnya khawatir.

Seenggaknya kalau semuanya udah kebongkar, mungkin gue udah gak ada. Jadi untuk sekarang biarlah seperti ini. batin gadis itu.

"Ya udah kalau gitu gue duluan ya, jangan lupa nanti ke rumah sakit!" ucap Darel sambil mengacak-acak rambut Aletea tanpa menyadari Gavin yang sedang melayangkan tatapan tajam kearahnya.

Aletea hanya mengangguk lalu membiarkan Darel menghilang dari pandangannya.

"Udah kak?" tanya Aletea sambil menoleh kearah Gavin.

Gavin yang mendengar pertanyaan itu hanya mendengus lalu pergi meninggalkan Aletea tanpa menjawab pertanyaannya membuat gadis itu bingung.

Setelah membayar mereka langsung keluar menuju motor yang diparkir depan minimarket itu.

"Kak Gavin langsung pulang aja!" pinta Aletea karena tidak mau merepotkan cowok itu.

"Lo ngusir gue?"

"Hah? Bu-bukan gitu maksudnya."

"Ya udah naik!" titahnya dengan nada ketus yang membuat Aletea semakin bingung.

Aletea memilih menuruti perintah Gavin karena ia tahu pasti mood cowok disampingnya ini sedang tidak baik.

Dirasa Aletea sudah naik, Gavin langsung melajukan motornya pergi meninggalkan parkiran minimarket.

Aletea turun dari motor Gavin setelah sampai didepan gerbang rumahnya. "Mau mampir dulu?"

Gavin menggeleng lalu memberikan satu kantong plastik yang berisi cemilan kepada Aletea. "Jangan bergadang!"

RefulgenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang