Prolog
"Dunia hampir hanya terdiri dari sukarelawan buta, yang membenci dan melarikan diri dari cahaya."
Pierre Nicole – De la Connaissance de soi-même
04 Agustus 2025
Aku benci musim kemarau, kata-kataku mungkin buruk jika diucapkan secara langsung. Hal yang membuatku membencinya adalah panas yang tidak bisa dihindari. Apalagi dengan mengenakan blazer tebal dari sekolah.
Berjalan di bawah terik matahari pagi bahkan sangat menyiksa. Hari ini adalah hari pertama diriku akan memasuki sekolah menengah atas yang berfokus pada pelajaran seni.
SMA Amemayu, adalah sekolah yang dibangun sepuluh tahun lalu oleh Amemayu Group. Di mana perusahan multinasional yang sudah berdiri sejak 1967 itu semakin berkembang pesat dan menciptakan banyak anak perusahaan.
Sampai pada tahun 2015, mereka mencetuskan pembangunan sebuah sekolah di mana akan fokus pada seni, tetapi tidak meninggalkan pelajaran dasar. Lulusannya dijamin akan mendapatkan kehidupan sukses di industri seni dan itu 100% benar.
Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sistem sekolah itu baik pihak pemerintah maupun masyarakat.
Berat rasanya untuk memasuki sekolah ini, karena kesenian bukanlah gayaku. Anak yang selalu belajar sampai tengah malam dan menyukai berbagai soal-soal ujian yang sulit, itulah aku, Fathur Anugerah.
Sayangnya dikarenakan beberapa hal yang tidak terduga aku sudah menerima sebuah kontrak perjanjian dengan seseorang yang menjamin keberlangsungan hidup keluargaku. Dengan kata lain, menjual kebebasan untuk melanjutkan kehidupan.
Pagar dan gerbang yang tingginya tujuh meter sama sekali tidak mau memperlihatkan bangunan sekolah dari depan. Akan tetapi, jika ukurannya sesuai dengan apa yang aku baca di internet yaitu kurang lebih dua ratus lima puluh hektar, apa saja yang mereka bangun di tanah seluas itu?
Dipikirkan bagaimanapun sama sekali tidak masuk akal. Mobil yang tadi mengantarku tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam area sekolah, sehingga aku terpaksa untuk turun dan melanjutkannya dengan berjalan kaki tepat di depan gerbang komplek sekolahan yang sangat luas ini.
Salah seorang penjaga mendatangiku, wajahnya terlihat menyeramkan. Rasanya seperti didatangi preman daripada salah seorang petugas keamanan. Kalau sekarang aku lari apa akan ditangkap ya?
"Seragam itu seragam Kelas F, 'kan? Kenapa kamu ada di luar, Boy?" selidiknya sambil terus memperhatikan gerak-gerikku. Aku bukanlah anak yang mencurigakan, ngomong-ngomong.
"Maaf, saya sebenarnya baru bisa masuk ke sekolah bulan ini. Wali saya mengatakan untuk menyerahkan surat ini pada Ms. Oktavia." ucapku sambil menyodorkan sepucuk surat kepadanya.
Jika benar seperti perkataan orang itu, satpam sekolah akan menghubungi Ms. Oktavia dan akan mengurus sisanya. Namun, sepertinya pria ini terlihat sedikit berpikir, mungkin dia curiga dengan perkataanku. Sesuatu yang wajar, karena selama sekolah ini dibangun tidak pernah ada satu orang pun yang masuk terlambat.
Kenapa dia tidak segera memanggil Ms. Oktavia dan mempersilahkanku masuk saja. Belama-lama di sini hanya akan membuat tubuh dipenuhi keringat, aku harap dia segera menyadarinya.
"Boy, kalau mau masuk sini harus ada izinnya. Kami juga tidak yakin kalau kamu asal sekolah sini dan dengan mudahnya bilang ingin bertemu Ms. Oktavia."
Benar-benar sulit, tepat seperti yang orang itu katakan. Memasuki area ini tidak akan mudah meskipun namamu sudah terdaftar menjadi siswa SMA Amemayu. Sebab selama ini tidak pernah ada siswa yang keluar ataupun masuk saat semester awal sudah dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularitas adalah Segalanya (Vokal)
Teen Fiction"Sebenarnya aku tidak berharap banyak, kalau kau bisa mengeluarkan dia sebelum akhir semester maka kamu bebas. Kamu tidak perlu lagi mengeluarkan murid-murid lainnya. Tapi, karena aku yakin kamu pasti kesulitan, rasanya untuk Agustus ini, aku akan m...