5th Event: Serigala Berbulu Domba (Bagian 3)

85 30 0
                                    

"Kalian bicarain apa?" tanya Veronika, lagi lagi dia berpura-pura tidak mengetahui apa yang kami bicarakan.

Ryan seakan sudah menduga hal tersebut, dia malah berkata, "Lihat, akting yang luar biasa. Kamu mungkin bisa nipu mata orang lain, tapi aku udah bisa tau kebenarannya, kok."

Ekspresi penuh kemenangan itu tergambar jelas di diri Ryan. Senyuman licik yang jarang dia perlihatkan muncul, seakan mengejek lawan bicaranya yang masih bersikap tak acuh, mukanya seperti sudah diatur agar sama sekali tidak berubah, datar seperti yang sering Veronika perlihatkan.

Ini sudah tidak bisa dihindari lagi. Kalau aku hanya diam, itu sama saja artinya dengan mengibarkan bendera putih. Tekad yang semalam sudah dibangun tidak akan berakhir, aku harus benar-benar mengikuti gaya permainan mereka. Baik Amemayu Children's maupun anak yang ditugaskan seperti Ryan Pratama.

"Terus gimana caranya kamu bisa tau?"

Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulutku seperti meriam yang menembak ke tengah-tengah medan perang antara dua kubu, mengejutkan mereka berdua. Meski samar, aku masih bisa melihat mata Veronika yang tadinya terbuka sedikit lebih lebar. Sedangkan Ryan kini malah mengukir senyuman ramah seperti biasa, menyambut kedatangan pihak yang tak diduga olehnya.

"Nopi Ariani itu orang yang gampang banget ditebak, aku udah duga kalau ada yang aneh sama dia. Dan untuk Felly Andara, meski sulit dibaca, aku bisa duga kalau dia adalah aktris yang memiliki bakat luar biasa. Semua pentujuk langsung mengarah...."

Ryan berhenti sebentar, dirinya mengalihkan tatapannya dariku dan kini terfokus pada Veronika yang malah menatapnya sinis. Topeng yang selama ini gadis itu pakai sudah mulai ia lepas sedikit. Veronika pasti menganggap sudah tak ada gunanya lagi menipu laki-laki tersebut.

Laki-laki di hadapanku belum juga melanjutkan kalimatnya yang tadi dan sekarang malah terkekeh dengan suara pelan. Entah apa yang lucu, aku sama sekali tidak bisa mengikuti jalan pikiran orang-orang yang ada di SMA Amemayu. Bahkan anak bermasalah pun juga sama gilanya dengan mereka, mungkin.

"Apa ada yang lucu?" tanya Veronika tanpa minat berlebih, hanya pertanyaan datar yang sering kali ia utarakan ketika berbicara dengan teman-teman di kelas.

"Enggak, kamu udah buka topeng duluan sebelum aku nyelesain kalimat aku. Sebenarnya kamu ini bodoh atau kamu masih nyimpan pisau dibawah lengan baju itu?" Walau perkataan itu terdengar mengerikan. Ryan tetap menampilkan mimik muka ramahnya yang biasa, senyuman yang benar-benar memuakkan.

"Siapa yang tau, ya?" pancing Veronika kali ini dengan suara lembutnya yang tetap membuatku merinding seperti biasa.

"Apa kamu bisa ngebuktiin kalau dia beneran orang yang ada dibelakang Nopi Ariani sama Felly Andara?"

Belum sempat Ryan membalas ucapan Veronika, aku sudah lebih dulu bertanya padanya. Sekali lagi aku bisa merasakan mereka berdua terkejut dengan tindakan spontan yang kulakukan. Ayolah, apa mereka berpikir kalau diri ini hanya pengamat yang sedang menonton?

Aku bisa melihat tatapan tajam Veronika yang menusuk. Ia sepertinya sedikit khawatir dengan keterlibatanku dalam adu kebohongan ini. Benar, kami saling mengetahui kalau ucapan yang keluar dari mulut masing-masing hanyalah bualan semata.

Namun, dipermainan ini siapa yang mengatakan kebenarannya adalah yang kalah. Baik Veronika ataupun Ryan sama-sama mengetahui identitas masing-masing, mereka hanya bermain-main untuk mengetahui siapa yang lebih unggul untuk menipu siapa.

"Kalian keliatan akrab, apa kalian udah saling kenal?" selidik gadis itu mulai waspada. Ia memang belum mengetahui kalau aku sudah berbagi informasi dengan Ryan Pratama, kecuali perjanjian yang kemarin tentang mengorbankan seseorang.

Popularitas adalah Segalanya (Vokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang