Aku tidak bisa langsung menjawab, perlu waktu untuk memikirkan langkah yang benar sekarang. Hanya ada dua pilihan, aku mengorbankan Felly untuk bisa bertahan di sekolah atau menepati janji tetapi membiarkan kelompokku sama sekali tidak bisa melakukan pentas.
Keduanya memiliki dampak yang besar, namun salah satunya akan membawa keuntungan. Meskipun aku masih terus menimbang-nimbang mana yang sebaiknya aku pilih. Di satu sisi aku mau menepati janji pada orang pertama yang aku temui di sekolah ini. Sementara satunya lagi ingin mempertahankan kelompok.
"Sebelumnya, aku pengen tanya sesuatu. Kenapa kamu mau Felly dikeluarkan?"
Aku harus mendapatkan sedikit titik terang untuk masalah ini. Ryan adalah orang yang menawari kerja sama dengan Felly, perjanjian mereka juga sudah direkam. Dalam rekaman suara itu memang tidak menyinggung kalau mereka boleh mengeluarkan satu sama lain, tetapi larangannya juga tak ada.
"Enggak ada yang spesial, aku cuman pengen tau aja, gimana proses dropout dari sekolah ini. Lagian, satu Amemayu Children's yang keluar enggak terlalu banyak ngasih kita bonus, 'kan?"
Kalimat yang baru saja keluar dari mulutnya berhasil membuatku tertegun. Ryan sungguh berbeda dengan diriku. Walau dia bilang kami memiliki kesamaan, tetapi orang ini sepertinya tidak melakukan itu demi tugas seperti yang dia maksud, ada rasa penasaran dan keingintahuan dalam dirinya.
Senyuman ramah itu kembali terukir diwajahnya, tepat ketika membuat pernyataan yang lumayan membuatku yakin kalau sebenarnya bentuk kerja sama yang akan kami buat sangatlah rapuh. Ryan bisa saja mengkhianati siapa pun, dia tidak akan ragu untuk melakukannya. Tipe orang yang mengejar keuntungan semata.
"Apa kamu ragu?" Ryan menatapku dengan ekspresi tenangnya. Walau dia bertanya sambil menampilkan garis lengkungan dengan bibirnya, aku masih bisa merasakan hal yang tidak mengenakkan dari laki-laki ini.
"Bagi mereka yang punya otak juga bakalan ragu nerima tawaran dari orang yang bisa nusuk mereka dari belakang." Aku memberikan tatapan curiga, berusaha menganalisis lebih dalam sifat Ryan Pratama. Meskipun tidak sepenuhnya akan berhasil, tetapi patut dicoba.
"Waspada adalah ketrampilan dasar yang harus dipelajari. Sebenarnya aku ini juga orang yang waspada lho, tapi aku enggak ngerasain itu pas lagi bicara sama Felly. Apa dia beneran Ameamyu Children's?" Ryan kini memperlihatkan ekspresi yang lebih serius, berusaha mengorek informasi dari responku.
Dia pasti juga sudah terlatih untuk membaca psikologis manusia. Semua tingkah laku, pikiran, gerak, dan semacamnya dapat dibaca jika kita mengetahui pola yang ditampilkan oleh lawan bicara. Tapi, jika dua orang memiliki kemampuan yang sama, hasilnya akan ditentukan oleh kelalaian pihak lainnya.
"Siapa yang tahu, meski Amemayu Children's diangkatan kita hanya sedikit, tidak semuanya mengumbar identitas mereka."
Aku memiliki beberapa dugaan nama tentang siapa saja Amemayu Children's dan sudah ada satu orang yang dapat dikonfirmasi. Mencari mereka mirip seperti mencari jerami ditumpukan jarum, sulit dan menyakitkan. Kelihatannya bukan hanya diriku yang merasa seperti itu.
Meskipun suasana masih dingin, aku bisa merasakan hawa panas di tempat ini. Tatapan intens yang haus akan jawaban, terkesan terus memaksa diriku untuk mengeluarkan apa yang dia inginkan. Namun, aku tetap dalam posisi bertahan. Tak akan kubiarkan dia bisa melihat celah sedikit pun.
"Yah, aku juga enggak bakalan tau, apa beneran Felly Andara itu salah satu dari mereka, atau cuman boneka. Aku enggak terlalu peduli, selagi bisa liat apa bener sekolah ini bakalan nge-dropout atau enggak, siapa pun boleh, kok jadi kelinci percobaan."
Ryan menghabiskan minuman di cangkirnya, lalu meletakkan kembali ke atas meja. Dia melemaskan otot lehernya, lalu menampilkan lagi ekspresinya yang khas. Laki-laki itu menyerah, dia juga mengatakan kalau siapa saja yang akan dikorbankan tidak masalah, atau begitulah yang aku tangkap dari kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularitas adalah Segalanya (Vokal)
Teen Fiction"Sebenarnya aku tidak berharap banyak, kalau kau bisa mengeluarkan dia sebelum akhir semester maka kamu bebas. Kamu tidak perlu lagi mengeluarkan murid-murid lainnya. Tapi, karena aku yakin kamu pasti kesulitan, rasanya untuk Agustus ini, aku akan m...