Keheningan lagi-lagi terjadi di antara kami. Di bawah langit senja yang semakin jingga, dengan angin kecil yang lagi-lagi bertiup. Suasana canggung yang terjadi di bawah pohon tua ini semakin terasa. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa kata-kata tadi keluar begitu saja. Mungkin saja itu instingku?
Jalanan di tempat ini cukup sepi, sepertinya kepanikan terjadi pada sebagian murid yang kahwatir dengan kemampuan musiknya, sehingga sebagian dari mereka memilih untuk kembali ke asrama lebih cepat atau datang ke gedung musik untuk mencari seseorang yang mungkin bisa dijadikan pasangan.
Aku hampir tidak melihat seorang pun yang berjalan di sekitar. Pemikiranku ke mana-mana, seharusnya aku fokus dengan gadis di depanku ini.
"Kenapa ... kenapa kamu bilang kamu bisa jadi jaminan aku?"
Pertanyaan itu keluar, bersamaan dengan air mata yang menetes membasahi pipinya. Aku sama sekali tidak mengerti, tetapi aku serius tentang tidak akan membiarkan Felly terkena sanksi dropout. Aku bukanlah hewan, yang tidak tahu terima kasih pada kebaikan yang diberikan olehnya.
Air mata itu terus mengalir, kesedihan yang ditanggungnya sudah tumpah. Selama ini dia hanya seorang gadis yang menanggung semua beban untuk dirinya sendiri. Akhirnya Felly rapuh, menampilkan kegelisahannya sekarang, tepat dihadapanku yang sebenarnya hanya orang baru baginya.
"Kalau kamu mau, aku juga bisa bikin kamu naik dari Kelas F."
Mata kami saling menatap satu sama lain. Tidak ada kecurigaan sama sekali, hanya keyakinan yang dimintanya dari perkataanku tadi. Sesuai dengan janji Amemyu Children's rencana ini akan menguntungkan semua pihak. Baik Felly, dia, maupun diriku. Meski aku tidak tahu persis alasannya melakukan hal tersebut.
"Kenapa?" tanyanya sekali lagi, kali ini dengan penekanan yang berbeda. Jelas sekali dia meminta jawaban, bukan hanya omongan manis tadi.
"Karena aku suka sama kamu."
***
Sudah beberapa jam berlalu semenjak aku kembali ke asrama. Pemeberitahuan dari aplikasi Amemayu tentang peraturan event dan cara pembentukan kelompok sudah dikirim, sepertinya akan terjadi perebutan orang-orang berbakat nantinya. Untuk bisa menjalankan rencana orang itu aku harus memahami sistem event ini agar bisa mengeluarkan target.
Mau dipikirkan bagaimanapun, rasanya benar-benar menyebalkan. Selain bekerja bagi orang itu, aku juga berada di bawah kendali seorang Amemayu Children's yang tidak diketahui identitasnya. Aku kira pekerjaan ini akan mudah, ternyata sungguh sulit daripada yang dibayangkan.
"Lagian aku harusnya sadar, mana ada kerjaan buat bikin orang lain dikeluarin dari sekolah," gumamku menghembuskan napas kuat.
Tujuan utamaku masuk ke sekolah ini adalah mengeluarkan anak-anak yang dibesarkan dengan kurikulum Amemayu Children's. Aku tidak terlalu paham dengan isi kontrak perjanjian kami, asalkan menuruti perintahnya keluargaku akan terjamin. Atau begitulah yang aku tangkap.
Aku melihat kembali aturan pembentukan kelompok. Terdiri dari lima orang dan harus terdiri dari kelas yang berbeda. Untuk orang dari kelas yang sama hanya diperbolehkan 2 orang saja, selebihnya harus dari kelas yang lain. Artinya dalam satu kelompok minimal terdiri dari 3 kelas.
Ada juga bagian yang menarik, mengenai fitur Guest Performance. Menariknya adalah, fitur ini bisa digunakan bagi mereka yang tidak memiliki kelompok untuk mendapatkan popularitas. Jika aku memilih fitur Guest Performance, kekhawatiran jika tertebak saat mengaktifkan A-Box dapat dihindari.
Ancaman dropout bukanlah omong kosong, sekolah ini serius. Jika seseorang tidak menghasilkan popularitas selama event, sanski itu akan menjadi kenyataan. Belum lagi ada sistem tebak-menebak siapa yang mengaktifkan A-Box, kalau tertebak popularitas tidak akan terhitung yang artinya sama saja dengan DO.
Sayangnya, tadi aku tidak memperhatikan pengumuman OSIS karena sibuk berkomunikasi dengan anonim yang menginginkan diriku mendapat kepercayaan Felly Andara. Akhirnya aku kekurangan informasi berharga. Jika orang itu tahu ini terjadi dia pasti akan sangat marah.
"Kalau ingin lebih mudah berarti aku harus menjadi ketua kelompok dan menebak siapa yang mengaktifkan A-Box, ya?"
Mungkin hanya itu satu-satunya cara yang dapat digunakan agar bisa mengeluarkan target. Namun, aku masih belum menemukan mereka, dengan kata lain lebih baik fokus mencari tahu identitas mereka sebelum event benar-benar dimulai.
Tiba-tiba saja ada panggilan masuk, tanpa melihat layarnya aku sudah tahu kalau ini adalah telepon dari Amemayu Children's dengan identitas anonim. Aku segera mengangkatnya, mendengarkan instruksi yang akan diberikan. Penawaran kerja samanya tidak bisa diabaikan, aku harus mengambil risikonya.
"Wah, kayaknya kamu hebat banget bisa ngambil hati Felly," puji gadis itu dari balik ponsel.
"Jangan bercanda, sekarang aku udah dapat kepercayaannya. Terus kamu mau nyuruh aku apa lagi?"
Tawanya yang mengerikan itu terdengar, begitu seram sampai-sampai membuatku merinding. Wajahnya memang tidak aku ketahui, tetapi aku yakin dia adalah salah seorang gadis di Kelas F. Hampir semua wajah mereka terekam di kepala. Sayangnya tak ada bayangan tentang sosok pasti dari Amemayu Children's ini.
"Kamu udah kayak anak anjing yang lucu, ya. Aku aja enggak kepikiran kalau kamu bakalan menurut sama aku. Kamu mau hadiah apa? Kecupan di pipi?"
Aku tidak terlalu mengerti dengan jalan pikiran lawan jenis. Tetapi, hadiah yang dia berikan itu bukannya terlalu vulgar? Sial, aku hampir terjatuh keperangkapnya. Kendalikan dirimu Fathur, jangan lemah dihadapan seorang gadis.
"Jangan bercanda. Aku membantumu, tapi ingat juga janji kamu."
"Hm, kamu enggak mau aku cium? Kalau gitu, gimana sebagai hadiahnya kita ketemuan?"
Tawaran yang baru saja aku dengar tentu saja mengalihkan perhatian. Mengetahui identitas seorang Amemayu Children's akan sangat menguntungkan, selain efisiensi aku tidak perlu mencarinya lagi saat mendapat tugas ketika target ditentukan, dia juga pasti tahu beberapa orang yang mirip dengannya.
"Di mana?" tanyaku dengan nada lebih serius.
"Sebelum itu, kamu harus ngasih kontak yang bakalan aku kirim, ke Felly. Terus bilang aja kalau itu bakalan bisa bantu dia naik dari Kelas F. Aku bakalan nunggu di tangga darurat lantai satu kalau kamu udah ngelakuin itu," balasnya sambil memutus panggilan tersebut.
Setelah melakukan semua perintah yang dia berikan, aku langsung menuju elevator dan menuju ke lantai dua. Dia sudah ada di sana, lebih tepatnya pada tangga darurat yang digunakan untuk turun ke lantai bawah. Rasa penasaranku sudah memuncak, sangat ingin mengetahui siapa sosok misterius yang sering menghubungiku.
Tangga darurat berseberangan dengan elevator. Aku berjalan melewati koridor, mengabaikan pintu kamar di sisi kiri dan kanan. Hanya ada sepuluh ruangan dalam satu lantai. Saling berhadapan satu sama lain sehingga hanya ada 5 pintu pada satu sisi, dan lima lagi pada sisi lainnya.
Akhirnya aku sampai di depan pintu tangga darurat. Segera tangan ini membuka gagangnya dan masuk ke dalam. Aku bergegas menuruninya hingga memperdengarkan suara pantulan sepatu dengan lantai marmer di ruangan sempit dengan lampu terang ini.
Kakiku terhenti, tepat ketika mendapati sosok yang mengenakan blazer hitam sedang berdiri di ujung bawah anak tangga.
Seorang gadis yang sekelas denganku. Rambut panjangnya yang sebagian dikucir dua menambah kesan imut. Bibirnya yang tipis dan merah muda itu tersenyum dengan mata yang teduh menatap lembut. Sosok yang lebih dikenal dengan Nopi Ariani, dia adalah Amemayu Children'
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularitas adalah Segalanya (Vokal)
Teen Fiction"Sebenarnya aku tidak berharap banyak, kalau kau bisa mengeluarkan dia sebelum akhir semester maka kamu bebas. Kamu tidak perlu lagi mengeluarkan murid-murid lainnya. Tapi, karena aku yakin kamu pasti kesulitan, rasanya untuk Agustus ini, aku akan m...