Aku sudah menduga kalau akan ada orang yang tahu tentang perjanjiannya dengan Kelas D. Bisa diasumsikan kalau yang tahu itu bisa saja Amemayu Children's yang lain atau memang orang yang sama dengan yang menyuruhku untuk membiarkan Felly melakukan ini.
"Apa kamu takut?" aku ingin memastikan sesuatu, dia kelihatan gemetar. Mungkin ini yang pertama kali baginya. Entahlah, aku tidak ingin menebak-nebak terlebih dahulu.
Namun, responnya membuatku sedikit terkejut. Karena Felly malah mengukirkan lengkungan tipis di bibirnya, padahal menurutku dirinya terlihat seperti orang yang sedang ketakutan. Benar-benar gadis yang tidak bisa ditebak. Dia menggeleng lagi, kelihatannya Felly jadi lebih pendiam sekarang.
"Apa aku emang harus ngelakuin cara itu?"
Sekarang Felly yang bertanya. Aku sama sekali tidak mengerti, ekspresi yang kosong itu seakan tidak ingin memberitahuku apa yang sebenarnya dia pikirkan. Semakin aku ingin tahu, semakin sulit juga mengungkap kebenaran dari sikapnya.
Cara yang dia maksud adalah menjadi Guest Performance dan mendapat bayaran dari Kelas D sejumlah poin tergantung dengan berapa murid Kelas F yang mau bekerja sama dengan mereka. Aku tidak mau mengambil risiko, rasanya itu memang cara terbaiknya.
"Pokoknya kamu lakuin aja sesuai sama yang aku suruh. Kalau kamu percaya sama aku, aku janji bakalan bantu kamu naik ke Kelas A."
Aku berusaha meyakinkannya dengan kata-kata manis. Itu akan sangat efektif untuk membuat Felly menuruti perintah. Karena dirinya sudah sepenuhnya bergantung padaku, orang yang telah berbagi keluh kesah dengannya. Seseorang yang memiliki sifat tertutup dan berpura-pura kuat akan dengan mudah jatuh di tangan orang lain.
Dengan wajahnya yang ragu-ragu itu aku tahu kalau dia tidak menyukai cara ini, tetapi inilah satu-satunya jalan agar bisa keluar dari keterpurukannya di Kelas F. Meskipun tidak langsung naik ke Kelas A, jika hasilnya maksimal paling tidak Felly akan berada di Kelas D nantinya.
"Aku bakalan percaya sama kamu," balasnya menampilkan wajah senang.
Mendengar kepercayaannya itu membuatku sedikit senang. Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari, aku merasa sekarang tidak begitu menyedihkan berada di sekolah ini. Tugas yang merepotkan itu pasti akan datang, cepat atau lambat. Walau demikian, menikmati hari-hari yang damai mungkin masih bisa kurasakan.
"Aku rasa kamu udah tau apa yang harus kamu lakuin. Oh iya, apa kamu bakalan ketemu sama ketua Kelas D?"
"Kebetulan dia bilang juga pengen ketemu sama aku tadi. Aku juga nyuruh dia buat datang ke sini, kok. Enggak papa, 'kan?"
Jadi, pertemuan mereka akan berada di depan gedung ini? Sebisa mungkin aku seharusnya menghindari kontak langsung dengan serigala. Namun, melihat situasi sekarang, jika aku mendampingi Felly, keuntungan yang didapat lumayan banyak.
"Enggak papa, kok. Kapan dia ke sini?"
"Mungkin nggak lama lagi, soalnya dia bilang tadi ada urusan bentar. Kalau kamu enggak nyaman, gimana kalau kamu sembunyi aja di tempat lain sambil dengerin secara diam-diam," saran Felly yang tidak pernah aku duga sebelumnya.
Sebenarnya itu bukanlah ide yang buruk. Tetapi, aku juga ingin melihat secara langsung sosok bernama Ryan Pratama, serigala yang mau memangsa tudung merah. Sebenarnya aku tidak perlu terlibat lagi, Amemayu Children's sudah berhenti menghubungiku ketika Felly sudah menghubungi kontak Ryan.
Namun, aku memiliki firasat kuat kalau sosok bernama Ryan Pratama ini adalah sosok yang setidaknya mengetahui sedikit mengenai anak-anak berbakat tersebut. Dan kemungkinan terburuk yang terjadi adalah laki-laki itu salah satu dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularitas adalah Segalanya (Vokal)
Teen Fiction"Sebenarnya aku tidak berharap banyak, kalau kau bisa mengeluarkan dia sebelum akhir semester maka kamu bebas. Kamu tidak perlu lagi mengeluarkan murid-murid lainnya. Tapi, karena aku yakin kamu pasti kesulitan, rasanya untuk Agustus ini, aku akan m...