|Satu|

844 63 8
                                    

Axenna menampakkan kakinya di dalam kelas yang masih sepi. Ia berjalan menuju bangku paling belakang kemudian mendaratkan pantatnya disana, tepat di samping seorang gadis berambut sebahu yang kerap disapa Hara.

“Gue nyontek PR fisika dong, semalam gue drakoran sampe subuh,” Ucap Xena pada Hara yang asyik memainkan ponselnya.

“Begadang lagi? Nggak di marahi lo?” Tanya Hara sambil mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

“Siapa yang mau marah, gue nggak tidur seminggu juga bakal di diemin aja” Xena menjawab dengan satai kemudian menyalin pekerjaan Hara ke buku tulisnya

“Gimana kabar lo sama Aran? Di udah suka sama lo?” tanya Hara membuat Xena menekuk wajahnya.

“Boro boro suka, orang gue di semprot terus setiap ngomong sama dia” Xena menjawab dengan lesu.

“Yaudah lah, Xen. Lo itu cantik,  pinter, walaupun otak lo suka konslet gitu. Cari cowok lain dong, banyak yang mau sama lo, tapi lo malah ngejar ngejar Aran,” Hara berucap sembari merapikan rambut hitam legamnya.

“Jangan mulai deh, gue sukanya sama Aran, maunya sama Aran, bukan yang lain, kalau perasaan bisa diatur, gue juga ogah kali suka sama cowok adem tapi mulutnya pedas kaya tahu mercon gitu” Xena menjawab tanpa melihat Hara

Gadis manis itu terus berkutat pada angka dan rumus di depannya

Lima menit berlalu dengan keheningan yang menyelimuti mereka berdua, Dua makhluk kasat mata yang berada di kelas itu hanyut dalam kegiatannya sendiri.

Hingga Xena membuka suara, “Kantin yuk, gue lapar udah dua hari gue nggak makan nasi,”

“Demi apa, apa sih susahnya makan, nggak punya duit lo buat beli makan? Jual mobil lo sana, udah kaya gelandangan aja lo,” ucap Hara sewot kemudian bangkit dari bangkunya dan menyusul Xena yang sudah keluar dari kelas

Kantin masih sepi ketika mereka sampai di sana,

“Mau beli apa, gue ambilin sekalian,” tawar Xena pada Hara yang masih sibuk dengan ponselnya.

“Susu beruang aja satu, sama roti bakar” ucap Hara kemudian mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dan menyerahkannya pada Xena.

Lima menit berlalu, Xena kembali dengan nampan berisi sepiring nasi goreng , roti bahar, dan dua kaleng susu beruang. Kemudian meletakkannya di atas meja.

“Nanti malam gue ke rumah lo ya,” ucap Xena setelah menelan suapan pertamanya.

“Iya, lagian gue di rumah sendiri, kalau perlu lo pindah aja ke rumah gue” balas Hara kemudian meneguk minumannya.

“Bonyok lo kemana?”

“Kemana lagi, sibuk cari duit lah. Mereka ke Kalimantan dua hari lalu,” ucap Hara getir,

“Kan mereka nyari duit juga buat lo, Ra, wajar lah bisnis mereka kan gede, mungkin takut kalau di handle orang lain,” balas Xena menenangkan,

“Iya, saking takutnya punya anak satu aja sampai nggak keurus,” Hara berkata kemudian menggigit roti bakarnya.

“Yaudah lah, syukuri aja, senggaknya mereka kan sayang sama lo, di samping sibuk cari duit, mereka masih sempat ada di samping lo walaupun sebentar, Lah gue ? Wujudnya sih ada, jelas di depan mata. Tapi ya lo tau sendiri kan,” Xena kembali menyuapkan makanannya ke mulut, tak mempedulikan tatapan iba dari seorang Sahara Rasendria.

Mereka berdua terdiam, sibuk dengan pikirannya masing masing hingga Xena mengatakan sesuatu yang membuat Hara membulatkan mata.

“Menurut lo kalau gue beli apartemen gimana?”

Hemofilove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang