|Enam|

507 47 2
                                    


Hari minggu adalah hari yang membahagiakan untuk sebagian umat manusia. Begitu pula dengan Xena. Gadis itu tengah menguncir rambutnya di depan cermin sambil menggumamkan lagu kesukaannya yang berjudul Pretty Girl.

Xena menatap Hara yang masih terbungkus selimut dengan malas. Kemudian gadis berkaus putih dan training hitam itu berseru.

“Hara jangan mentang mentang sekarang hari minggu, lo bisa males malesan gini ya, pokoknya gue nggak mau tau, lo harus temenin gue joging,”

Hara menggeliat, namun matanya masih enggan untuk terbuka, Hara meracau tidak jelas membuat Xena mendengus kesal.

“Hara ayo dong temenin gue, masa iya gue joging sendirian, nanti kalau gue diculik om om atau pedofil gimana” pekik Xena membuat Hara berdecak sebal

“Joging sendiri sana, gue mau hibernasi, lagian nggak ada untungnya nyulik lo, badan tepos gitu, gue jamin nggak ada om om yang nafsu sama lo,” ucap Hara masih dengan mata terpejam.

“Laknat lo, yaudah lah gue joging sendirian, jangan nyesel lo kalau nanti gue ketemu jodoh. gue sumpahin lo jadi jomblo karatan seumur hidup,” tukas Xena cepat kemudian menyambar ponsel yang berada di atas kasur Hara.

“Gue titip bubur ayam Pak Lenjeh dong, belinya pake duit lo dulu, nanti gue ganti kalau nggak lupa,” pesan Hara sebelum Xena meninggalkan kamarnya.

Xena mencibir Hara yang sudah terlelap kembali dalam tidurnya, kemudian menutup pintu kamar Hara dengan kasar.

“Lama lama gue jadi sadar, nggak ada untungnya gue temenan sama makhluk kaya Hara, bisanya cuma nyusahin”

Xena menuruni tangga dengan berlari kecil, membuat rambutnya yang terkuncir ikut bergoyang, namun bukan goyang mama muda yang hingga saat ini masih sering terngiang di kepala Xena, membuatnya uring uringan ketika mengingat lagu terkutuk itu.

Xena membuka pintu utama rumah Hara, kemudian melakukan pemanasan singkat di teras, Xena memasang earphone bluetooth berwarna kuning di telinga lalu memutar playlist kesukaannya untuk menemani larinya pagi ini.

Xena mulai berlari menuju lapangan yang tidak jauh dari kompleks rumah Hara. Lapangan Neon memang sering digunakan untuk lari pagi dan tak jarang sebagai tempat penyelenggaraan pasar malam dan festival lainnya.

Sudah empat gang yang Xena lalui, Ia jadi teringat tentang rumah Aran yang berada di gang ke empat ini. Xena mendengus ketika mengingat adegan Aran yang membopong Rea menuju UKS kemarin.

Rasanya Xena ingin mencabik cabik wajah Rea dengan ganas. Mengingat wajah pucat itu membuat jiwa psikopat Xena muncul ingin memusnahkan seseorang.

Sepuluh menit berlalu,  dan di sinilah Xena. Lapangan Neon terlihat cukup ramai, banyak pasangan yang sedang di mabuk asmara berlari bersama sambil tertawa, ada juga suami yang menemani istrinya berjalan pelan dengan perut yang membuncit, tak sampai di situ, Xena mendapati pasangan berumur yang berjalan santai sambil bergandengan tangan layaknya anak muda.

Xena mengangkat tangan kanannya, kemudian menatap tangan itu dengan nanar. Xena bergumam kemudian meletakkan tangan kirinya untuk di genggam oleh sebelah tangannya.

“Kasihan tangan gue, percuma mulus gini tapi nggak ada yang gandeng. Demi apa gue kalah sama kakek nenek begitu. Yaudah lah gue gandeng sendiri tangan gue, untung Tuhan ciptain tangan itu sepasang, jadi kalau nggak ada gandengan bisa gandeng sendiri” oceh Xena tak jelas.

Xena berlari kecil memutari lapangan, sesekali mencibir pasangan muda yang tampak mesra di pengalihannya. Demi apapun juga Xena merasa seperti jomblo karatan yang tidak laku. Batinnya terus saja menyalahkan Hara yang tidak mau menemaninya.

Sayup terdengar suara yang membuat Xena ingin memuntahkan sesuatu dari perutnya yang bahkan belum terisi makanan pagi ini.

“Ayah, Ayah janji ya nggak akan tinggalin bunda, walaupun Bunda jadi gendut kalau hamil kaya tante itu,”

“Iya bunda Ayah janji”

Xena menoleh ke arah suara yang cukup mengganggu di telinganya, sudah ia duga pasti sepasang bocah yang ia perkirakan baru berusia 11 tahun inilah yang mengucapkan kalimat keramat itu.

“Anjay, Emang nggak ada akhlak deh anak SD jaman sekarang, Belum apa apa aja udah ayah bundaan, sumpah ya, gue yang udah legal aja belum dapet partner gini,” cibir Xena sambil menatap dua bocah itu dengan sinis.

“Heh bocah, Makan masih di suapin emak aja udah gaya gayaan lo pada. Ayah Bundaan, dih emang nggak ada moral lo berdua” seru Xena membuat beberapa orang menatap ke arahnya, termasuk sepasang bocah yang Ia hujat

“Kakaknya jomblo ya, pantesan sirik,” ucap bocah berbaju pink dengan celana training berwarna hitam.

“Heh siapa bilang gue jomblo, gue Cuma belum ketemu aja sama partner masa depan gue,” tukas Xena membuat beberapa orang yang menatapnya menahan tawa.

“Udah lah sayang, nggak usah ngurusin kakak ini, kamu mau makan apa? Ayo aku traktir kamu cilok dua ribu, nanti kita makannya berdua ya biar mesra,” lerai anak laki laki yang menjadi korban kejulidan Xena, kemudian dua anak manusia itu berlalu begitu saja meninggalkan Xena yang ternganga.

“Udah gila, kayaknya bentar lagi emang kiamat deh,” tukas Xena sambil bergidik ngeri, lalu Ia melanjutkan larinya, harga dirinya cukup tersentil akibat ulah dari dua bocah tadi.

Xena menghentikan langkahnya ketika ia berhasil memutari lapangan ini sebanyak lima kali, nafasnya terasa berat, tenggorokannya juga terasa kering.

Xena yang pada dasarnya tidak tahu malu, kini duduk dengan santai di tengah jalan dengan adegan mengipasi wajahnya yang tampak kemerahan.

“Heh gembel, jangan duduk di jalan dong, malu maluin aja,” ucap seseorang yang menghancurkan niat Xena untuk rebahan sejenak di tempatnya terduduk.

“Astaga, kenapa sih nggak di sekolah, nggak di tempat lain, muka lo terus yang nongol, perasaan tadi gue berdoa biar ketemu jodoh, kenapa malah jadi ketemu lo sih,” omel Xena pada laki laki di depannya kemudian berdiri dan membersihkan celananya yang berdebu.

“Berarti jodoh lo itu gue, buktinya gue yang ketemu lo di sini”

“Ngaco lo, jodoh gue kan Aran bukan Dito”

“Halah, kaya Aran mau aja sama lo,  buktinya kemarin dia gendong cewek lain,“ ucap Dito tepat sasaran membuat Xena kicep.

“Nah, kicep kan lo” tukas Dito kemudian terkekeh, membuat Xena merutuki laki laki tampan itu dalam hati.

“Bodoamat”

Xena melangkahkan kakinya dari hadapan Dito kemudian berjalan menuju tenda makanan yang berada di pinggir lapangan. Namun dengan gerakan cepat Dito berhasil menyusulnya.

“Lo kenapa jadi buntutin gue sih, gue bukan induk lo,” ketus Xena kepada Dito yang masih membuntutinya.

“Siapa bilang gue ini anak lo. Bukanya tadi lo bilang gue ini jodoh lo,”

“Serah lah serah, emang susah ngomong sama cowok minim otak kaya lo” tukas Xena meniru ucapan Dito tempo hari

Xena mendaratkan pantatnya di kursi plastik milik pak Lenjeh, penjual bubur ayam legendaris yang mangkal di lapangan ini sejak beberapa tahun lalu. Disusul dengan Dito yang duduk di depannya.

“Ngapain lo ikutan duduk di sini,”

“Dih siapa yang mau ngikutin lo, emangnya yang mau makan bubur ayam di sini cuma elo doang?” cibir Dito membuat Xena mendengus kesal, kemudian gadis itu berteriak.

“Pak Lenjeh, buburnya satu nggak pake daun seledri, ayam sama kuahnya banyakin nanti saya bayarnya nambah deh,”

Gadis tidak tahu malu itu benar benar tidak peduli dengan reaksi terkejut beberapa orang yang ada di sekelilingnya, termasuk Dito yang kini meringis menahan malu karena ulah Xena yang kelewat bar bar.

“BTW kok lo jogingnya sampe sini sih, bukannya rumah lo nggak di sekitar sini,” tanya Dito pada Xena yang asyik dengan aplikasi instagram di ponselnya.

“Gue nginap di rumah Hara,” Dito yang notabene adalah teman SMP Hara hanya mengangguk kecil.

Setelah lima menit berlalu, Bubur ayam yang Xena dan Dito pesan sudah selesai dibuat. Kemudian mereka menyantapnya dengan tenang.

“Pak Lenjeh, saya pesan satu lagi di bungkus ya, kuahnya pisah aja,” ucap Xena, kali ini gadis itu tidak berteriak lagi.

“Iya cantik, saya buatkan dulu ya,”
Ucap pak Lenjeh dengan nada melambai, membuat Xena menahan geli. Sumpah, jika bukan karena rasa buburnya yang enak, Xena tidak kan sudi membeli di tempat ini.

Bagaimana tidak? Pria berusia hampir 50 tahun itu selalu berbicara dengan nada melambai. Selain itu pakaian yang dikenakannya benar benar tidak mencerminkan bahwa ia adalah lelaki tulen, pink? What the hell bahkan Xena benci warna itu.

“Lo pulangnya gimana, mau bareng gue?” tanya Dito membuat sebelah alis Xena terangkat.

“Kesambet apaan lo nawarin gue buat bareng, setau gue nggak ada yang pernah lo bonceng pake motor lo yang jelas lebih keren dari yang punya itu, jangan jangan lo suka ya sama gue,” ucap Xena kemudian terkekeh.

“Bodo amat lah,” Xena tertawa melihat wajah lucu Duto ketika merajuk.

Namun tawanya berhenti ketika Dito mengusap sudut bibirnya dengan tisu, persis di Ftv yang sering Hara saksikan. Jantung Xena berdegup kencang, wajahnya juga memanas, mungkin kini kulit putihnya itu udah memerah menahan malu.

“Lo udah gede, makan aja masih belepotan gini,” ucap Dito lirih membuag Xena semakin salah tingkah, namun seketika Xena tersadar

“Xena jangan bego, pokoknya lo jangan baper sama Dito si curut,”
“Iya lo nggak boleh baper”
“Astagfirullah, Xena lo kan sukanya sama Aran,  pokonya jangan baper sama Dito, jangan pernah,”

“ Ck.  Dasar cewek baperan banget sih, Dah lah. Ayo gue anterin lo pulang,” tukas Dito kemudian membayar pesanannya dan juga pesanan Xena, Hal itu tentu saja membuat Xena memekik lantang sambil memukul punggung tegap Dito

“Ih Dito kenapa lo jadi bayarin makanan gue sih, lo pikir gue nggak bisa bayar sendiri? Gue belum jatuh miskin tau,”

“Anggap aja permintaan maaf gue karena bikin lo baper, Udah lah, keburu siang nih gue mau antar nyokap gue,”

“GUE NGGAK BAPER, DASAR COWOK SOK TAU,” teriak Xena kemudian naik ke atas motor Dito, Ia tidak ingin kegiatan Dito setelah ini terhambat karena ulahnya, lagipula lumayan kan tumpangan gratis.

Dalam hati Xena terus meyakinkan dirinya bahwa Xena tidak boleh terbawa perasaan karena ulah Dito yang sering kali membuatnya terbang.

“Iya, gue nggak boleh baper, Dito cuma cowok nyebelin yang suka nggangguin gue,”


========

Hi, gud night..
Aing update lagi walau gada yang baca ahayy :v
Vote & commentnya dong awkwkw:v
#apasih ngarep bat dah aing

Lup ya 1500 :)


Hemofilove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang