Part 2. Cinnamon Rolls

3.4K 238 84
                                    

Part 2. Cinnamon Rolls

Seorang gadis berambut pendek sepundak menengadahkan kepala dan tangannya ke udara malam yang dingin. Lalu sebuah kristal salju turun dan mengenai telapak tangannya. Kristal salju yang berbentuk segi enam dengan ujung - ujung runcing seperti bintang itu langsung mencair begitu bersentuhan dengan permukaan kulit lembut gadis itu.

Perempuan itu tersenyum, memperlihatkan lesung di kedua pipi nya yang halus. Mata hijau cemerlangnya membulat, ketika butiran salju lain turun dan mendarat tepat di atas telapak tangannya. Tangan nya merasakan dingin dari angin malam di malam pergantian tahun.

"Anastasia, apa yang kau lakukan di luar sana. Kau akan kedinginan." Suara seorang perempuan paruh baya yang duduk di kursi roda.

"Ah, ibu maia. Mengagetkan ku saja. Aku kira siapa." perempuan itu tersenyum lembut. Dia menutup pintu dapur yang mengarah langsung pada pekarangan yang sangat luas. Di luar langit malam terlihat cerah meski kegelapan menyelimuti dan hanya beberapa lampu taman yang dipasang menerangi pekarangan belakang tapi tetap saja malam bersalju seperti ini terlihat indah untuk Anastasia.

Dia menghampiri ibu Maia, sang kepala panti asuhan yang sudah mengasuhnya sejak lama. Dia berjongkok lalu menggenggam tangan bu maia yang sudah ia anggap seperti ibu kandung nya sendiri.

"Ibu kenapa disini. Di dalam lebih hangat. Adik - adik pasti belum mau tidur ya?" Tanya nya lembut.

"Anak - anak tarzan itu, mana mau mereka tidur di malam tahun baru seperti ini. Hanya hari ini saja mereka boleh begadang, bukan?" Kedua nya tertawa bersama - sama.

"Iya ibu benar. Dan mereka pasti merengek minta cemilan tengah malam." Kata Ana dengan tertawa.

"Haha kau sangat pengertian sekali, Ana. Lalu kau mau membuat apa?" Tanya ibu Maia.

"Itu rahasia. Sebaiknya ibu kuantar ke dalam." Kata Ana dengan nada tidak mau dibantah. Dia mendorong kursi roda bu maia dan perempuan paruh baya itu tersenyum melihat tingkah nya. Dia menepuk - nepuk tangan Ana di pegangan kursi roda nya dengan sayang.

Gadis bernama anastasia itu memperhatikan anak - anak yang sedang duduk di atas karpet besar dengan bantal - bantal aneka warna berserakan di antara mereka. Mereka menonton film lewat layar putih besar dengan sorot proyektor yang menampilkan film lawas Home Alone 1. Itu adalah film yang wajib ditonton setiap malam pergantian tahun di panti asuhan Harapan Bahagia ini.

Panti asuhan ini baru beberapa tahun ini mereka tempati, tepat nya ketika Ana berusia 15 tahun, ketika itu seorang donatur memberikan sebuah rumah besar dengan 2 lantai dan pekarangan luas di pinggir kota New York kepada mereka dengan cuma - cuma. Donatur itu tidak mau disebutkan nama nya, hanya pengacaranya yang datang setiap kali orang itu memberikan sesuatu.

Rumah besar ini begitu nyaman dan terdapat sekitar 10 kamar berukuran sedang dan kecil yang bisa memuat 3 - 6 orang anak dalam satu kamar nya. Dan Ana sendiri karena dia adalah yang tertua sekarang di panti asuhan ini, dia juga telah diangkat sebagai asisten ibu Maia, jadi dia mendapatkan kamar nya sendiri.

Hari ini adalah malam pergantian tahun, jadi seluruh sudut panti asuhan berhias diri. Ruang tamu rumah itu sudah dihias dengan berbagai lampu yang berwarna - warni, lampu - lampu kecil itu menghiasi dinding - dinding rumah, pembatas tangga, setiap kamar, ruang tamu, dapur bahkan teras dan gudang, ikut anak - anak itu hias. Mereka luar biasa antusias menyambut tahun baru.

Anak - anak itu menoleh ketika Ana dan ibu Maia masuk ke ruang keluarga. "Ka Ana lihat, sebentar lagi penjahat nya akan dikerjai Kevin, hahaha." Kata salah satu anak yang duduk paling belakang.

Kevin adalah tokoh fiktif di Home Alone 1. Dia diperankan oleh Macaulay Culkin. Semua anak terlihat heboh dengan aksi Kevin mengerjai para penjahat yang ingin merampok rumah nya di malam tahun baru.

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang