Part 16. Blushing Moment

1.7K 185 67
                                    

Part 16. Blushing Moment

Anastasia hanya mengingat kehidupannya di panti asuhan dimulai ketika dia baru berusia dua belas tahun. Seseorang mengantarkannya kesana, tapi dia hanya samar - samar mengingat orang itu. Hati nya terasa seperti diremas tiap kali memikirkan hal itu. Seolah ada lubang tak kasat mata yang menganga tiap kali ia ingin mengingat wajah orang itu. Perasaan ditinggalkan itu terasa menyakitkan kala itu. Tapi seorang anak remaja lain mengisi kekosongan lubang di hati nya. Tristan, anak panti yang sama dengannya itu selalu mengajaknya bermain. Bahkan Tristan pernah mengajaknya membolos sekolah untuk ikut bersama teman - teman nya ke pantai. Dan untuk pertama kali nya Anastasia melihat pantai. Kala itu pantai tersebut hanya untuk dilihat karena begitu banyak nya karang terjal dan tajam sehingga mereka disana datang bukan untuk bermain air melainkan hanya untuk berfoto - foto saja. Itu saja sudah membuat Anna senang, meskipun pulang nya mereka berdua dimarahi oleh Bu Maia karena sekolah menelpon kalau mereka berdua bolos hari itu.

Anastasia tidak pernah menyangka setelah sekian tahun tidak pernah ke pantai lagi, hari ini dia dapat mendengar deburan ombak kembali. Berbeda dengan pantai kala itu, kali ini langit terlihat sangat biru. Membentang sejauh mata memandang dengan hiasan awan - awan putih yang berarak ditiup desau angin. Hembusan sepoi angin yang membawa aroma laut menerpa rambut panjang sebahu nya. Menciptakan anak - anak rambut yang sekali - sekali bergerak kesana - kemari seolah menari senang bertemu dengan angin pantai. Mata Anna melihat dengan takjub hamparan pasir putih yang berkilau ditimpa sinar matahari. Anna dapat merasakan betapa akan sangat lembutnya pasir putih itu bila dia membawa nya ke telapak tangannya. Butir - butir nya akan saling berkejaran di sela jemari nya mencari jalan untuk kembali ke hamparan. Sedangkan air laut nya begitu jernih, bak cermin raksasa ciptaan sang kuasa. Jernih nya air laut seperti pantulan langit biru yang membentang. Laut itu laksana hamparan permadani alam yang sangat luas. Ujung nya bahkan tak berhenti pada horison lepas. Ana tersenyum lebar dengan mata berbinar menikmati pemandangan indah ini diatas sebuah mobil golf yang sedang melaju diatas jalan yang terbuat dari papan - papan kayu keras yang dibentuk seperti jembatan untuk sampai ke villa mereka yang berada di ujung jalan.

Anastasia melirik pria di samping nya yang terlihat sibuk dengan ponsel nya. Ana ingin sekali memutar bola mata nya, lelaki di samping nya ini benar - benar tidak bisa menikmati keindahan dunia. Di tengah alam yang indah ini, bisa - bisa nya dia lebih sibuk memandangi layar ponsel nya yang hanya berbentuk persegi panjang yang kecil itu. Anastasia benar - benar tidak menyangka perjalanan untuk ke tempat ini akan memakan waktu yang sangat panjang. Setelah turun dari jet pribadi itu, mereka sempat berbelanja setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan sebuah helikopter menuju tempat ini. Tapi setelah melihat pemandangan yang terhampar di depan mata nya rasanya ini sebanding dengan lama nya perjalanan. Tempat ini seperti surga tersembunyi di dunia. Begitu indah.

"Apakah anda berdua datang kesini untuk bulan madu?" Tanya sang driver golf car ini dengan wajah penuh senyum lebar. Dia berbicara dalam bahasa Inggris dengan logat India yang kental. Anastasia menoleh pada supir itu, dia ingin menjawab tapi tiba - tiba suara berat dengan nada datar sudah terlebih dahulu menyaut pertanyaan itu, "Iya." Jawab Akira datar.

Ana ingin mendengus, meskipun pernikahan mereka pura - pura tapi kan tidak ada salah nya sedikit ramah pada orang lain. Kenapa lelaki ini kaku sekali, seperti kayu tua yang tidak bisa dibengkokan.

"Anda berdua terlihat sangat serasi. Banyak sekali pasangan pengantin baru pulang dari sini membawa oleh - oleh tak terduga hahahaha...." Kata sopir itu dengan menaik turunkan alisnya yang tebal itu.

"Oleh - oleh tak terduga?" Tanya Anna penasaran.

"Tentu saja, test pack yang positif hahaha apa lagi." Kata nya sambil tertawa keras.

Sopir itu tidak menyadari efek ucapannya pada dua orang penumpang di kursi belakang itu. Anna refleks memalingkan wajah memandang hamparan pantai dengan wajah memerah seperti kepiting rebus. Sementara Akira terlihat tidak peduli dengan ucapan sopir itu. Ekspresi wajahnya tidak terlihat karena kaca mata hitam yang dipakainya membuat wajah nya terlihat datar tanpa riak.

"Nah sudah sampai. Ini adalah villa paling besar di resort ini, tuan." Kata sang sopir sambil turun dan menyerahkan kunci villa pada Akira. Dia langsung bergerak ke belakang mobil untuk menurunkan koper - koper milik Akira dan Anastasia yang mereka beli tadi.

Akira membuka pintu villa yang akan mereka berdua tempati. Ana yang berdiri di belakang Akira dan si sopir merangkap bellboy itu berdiri di belakang Anna dengan koper - koper yang dia bawakan. Begitu pintu itu dibuka lebar - lebar oleh Akira, baru lah terpampang pemandangan yang menakjubkan mata Anastasia untuk pertama kali nya.

Villa yang dibangun diatas laut dangkal ini begitu indah, luas dan besar. Villa ini berlantai kayu, dengan dinding semi kayu, serta atap rumbia yang menambah kesan eksotis. Terdapat satu sofa besar di tengah ruangan berwarna coklat muda dan coklat tua yang menyatu dengan unsur dominasi kayu. Pencahayaan di ruangan ini sangat terang karena salah satu dinding nya adalah dinding kaca dengan pintu sliding door yang menghadap langsung ke kolam renang infinity pool yang seolah menyatu dengan lautan. Tidak terdapat pendingin ruangan disini melainkan dua buah kipas angin yang menggantung di langit - langit kamar, karena angin disini berhembus sepoi - sepoi langsung dari lautan.

Ana melangkah lebih jauh untuk melihat ke dalam, Akira sendiri sedang mengecek ke luar. Ana sedikit bersemu merah ketika dia melihat sebuah ranjang besar di tengah ruangan sudah dihias dengan bunga - bunga hibiscus khas kepulauan tropis serta sprei bertuliskan selamat datang dari daun. Dia bersyukur pihak hotel tidak menghiasnya dengan taburan bunga mawar membentuk bentuk hati atau sebagainya. Itu kan membuatnya lebih malu lagi. Meskipun dia tidak akan tidur bersama Akira tapi membayangkan tiga malam harus bersama dengan nya membuat pipi Ana memerah merona tanpa bisa dia cegah.

"Aku rasa disini cukup aman." Gumam Akira pada dirinya sendiri.

Dia melihat villa ini dipagari dengan kayu - kayu kokoh. Di sebelah kanan terdapat ayunan gantung berbentuk sofa dengan banyak cushion - cushion berwarna coklat muda dan abu - abu. Sofa gantung berwarna putih ini bahkan cukup untuk diduduki dua orang sekaligus. Sisi sebelah kiri terdapat kursi - kursi pantai untuk bersantai dan berjemur juga satu set kursi dan meja untuk bersantai minum teh. Tapi harus Akira akui pilihan ibu nya memang sangat indah, dengan pemandangan hamparan laut sejauh mata memandang, seperti permadani alam yang dibentangkan melapisi bumi menjadi biru, hingga di titik horison lepas.

"Nah tuan dan nyonya, barang - barang anda sudah saya bawakan semua." Kata pelayan hotel. Pelayan dengan wajah yang bulat dengan rambut pendek ikal serta warna kulit yang coklat gelap itu tersenyum lebar.

"Terima kasih." Akira mendekati nya dan memberikannya sedikit uang tips.

"Sama - sama, tuan. Semoga hari - hari anda berdua menyenangkan. Selamat berbulan madu." Ucapnya dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada.

Tepat ketika dia akan keluar pintu, tiba - tiba dia berbalik dan menatap tamu nya itu dengan sorot jenaka.

"Ah tuan, nyonya, saya lupa memberitahu anda. Jika kalian ingin bersenang - senang, pastikan pintu kaca itu kalian tutup dulu dengan rapat. Karena begitu dia tertutup, ruangan ini menjadi kedap suara, anda bisa bersuara sesuka hati anda dan tidak akan ada yang mendengar hahaha." Ucapnya jenaka dengan logat India nya yang kental, lalu langsung keluar pintu.

Dia tidak tahu efek yang ditimbulkan dari perkataannya itu. Wajah Akira mengeras, dia menatap tajam kepergian pria India itu. Sedangkan Ana sudah tidak tahu lagi dimana ia harus menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus karena malu. 

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang