Part 17. Hellneymoon
Langit terlihat mulai menjingga, pertanda lembayung senja mulai menyapa. Awan yang berarak bak permen kapas putih yang manis terlihat menggumpal membentuk bentuk - bentuk abstrak yang indah. Langit serupa canvas berwarna jingga yang terang berpadu dengan biru yang memudar perlahan. Vila ini terlihat seperti barisan rumah kayu mengapung di tengah lautan yang indah. Dengan lampu - lampu penerang jalan berwarna kuning lembut, seperti cahaya kerlap - kerlip kunang - kunang di kala malam datang menjemput.
Anastasia masih duduk - duduk diatas sebuah ayunan yang terbuat dari kayu yang diikat dengan sebuah tali besar pada sebuah tiang vila yang kokoh. Ayunan itu dilapisi alas busa empuk dengan bantal - bantal cushion berwarna biru dan turquoise. Di hadapannya kini terhampar lautan biru sejauh mata memandang. Laut itu dengan langit berwarna jingga seolah dibatasi oleh garis horizon lepas. Matahari tampak mengecil dengan warna semburat orange terang kemerahan.
"Disini begitu indah." Pikir Ana. "Seandainya saja aku dapat mengajak anak - anak panti dan ibu maia kesini." kata Ana dalam hati.
"Ehem." Tiba - tiba sebuah deheman mengagetkannya. Seolah menyeretnya dari lamunan kepada kenyataan. Ana menoleh dan mendapati Akira sudah berganti pakaian dengan lebih casual. Dia mengenakan kaos turtleneck lengan panjang berwarna hitam yang lengannya sudah digulung sampai bawah siku dan celana jeans berwarna hitam senada.
"Cepat ganti baju. Kita akan makan malam di luar." Akira berkata datar dan kaku. Sejujurnya dia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Selama tiga puluh dua tahun hidupnya. Wanita di sekitarnya bisa dia hitung bahkan kurang dari jumlah seluruh jari tangannya. Dia mungkin berpengalaman memainkan senjata dengan lihai. Tapi pengalamannya soal perempuan? Hati perempuan terlalu dalam untuk dia selami dan pahami.
"Hah? Oh.. iya. Baik." Balas Anastasia dengan kikuk. Lelaki yang sudah menikahinya ini terasa sangat sulit didekati. Dia bahkan bersikap dingin. Dengan wajahnya yang minim ekspresi. Ana tidak bisa menduga suasana hati orang ini. Seolah wajahnya dicetak di pabrik dengan kekurangan stok senyum.
Akira menatapnya. Ana mematung sesaat. "Iya?" Dia menaikan alis seolah bertanya pada Akira ada apa.
"Koper mu disana." Tunjuk Akira pada tumpukan koper yang berada di dekat lemari.
"Ah.. ganti baju. Iya, aku harus ganti baju." Ana seolah mengerti, bahwa tanpa sadar dia sempat bengong lama tadi. "Tuh kan lelaki itu bahkan bicara saja sangat irit. Bagaimana memulai percakapan coba." Omel Ana dalam hati. Dia segera menyeret kopernya ke kamar mandi. Sementara akira menyalakan televisi. Meskipun menunggu adalah hal yang ia benci tapi kali ini ia akan menanti. "Awas saja kalau perempuan kecil itu lama sekali di kamar mandi." Gerutu nya dalam hati sambil menoleh pada Ana yang sedang menyeret koper ke kamar mandi.
*****
Ana menghembuskan napas panjang menghirup aroma lautan.
Akira memutar bola mata nya.
"Aku kira kau pingsan di kamar mandi." Gerutu Akira pada Ana.
"Aku kan tidak tahu kalau anda menunggu ku, pak. Lagi pula aku kesulitan memilih baju apa yang harus ku pakai. Semua baju yang anda belikan memiliki bukaan yang lebar dan berbahan tipis, aku jadi bingung memilih baju yang mana yang sesuai seleraku."
"Kau kira indomie, seleraku." gerutu Akira lagi dengan suara pelan.
"Apa pak?" Tanya Ana sambil berusaha berjalan cepat mengikuti langkah kaki Akira yang panjang di atas jalan berpapan kayu.
"Tidak." Balas Akira. Ana mengerucutkan bibir. Lelaki itu pasti sedang mengejeknya. Insting nya bilang begitu.
Mereka berdua berjalan di atas jalan yang terbuat dari papan - papan kayu kelapa yang kokoh. Jalanan itu dibuat di atas lautan dangkal menuju pesisir pantai. Di belakang mereka berderet vila - vila terapung yang saling berjajar memunggungi satu sama lain untuk privasi penghuni nya. Ana melihat ke bawah, air laut ini terlihat sangat jernih memantulkan warna langit yang mulai gelap. Deburan ombak yang didorong angin laut, terlihat menyapu bibir pantai. Mencipta bunyi khas juga aroma yang khas. Anastasia tersenyum, terlepas dari kesialannya, setidaknya dia menikmati berada disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akira's Lover
RomanceAkira Toda adalah tangan kanan seorang boss mafia terkemuka di Cuba. Dia sudah melanglang buana di Underground para gembong mafia. Menjadi sang Algojo, membuatnya ditakuti bahkan hanya sekedar mendengar nama nya. Anastasia Green hanya gadis yatim p...