Part 40. Undercover

957 138 31
                                    

Part 40. Undercover

Suara pisau dan sendok yang beradu dengan piring mengiringi suasana makan yang canggung antara Akira dan Anastasia. Ana merasa sangat malu dengan kejadian kemarin malam jadi pagi ini dia sengaja mengambil duduk di kursi terjauh dari Akira yang duduk di ujung meja makan. Ana berusaha menghindari tatapan Akira jadi sejak tadi dia menunduk pura - pura sibuk memotong sosis di piring nya.

"Anastasia." Suara maskulin Akira menarik atensi Ana. Terpaksa Ana mengangkat wajah dan menatap Akira. "Aku ingin bertanya tapi ku harap kau tidak tersinggung." Kata Akira lagi sambil mengangkat cangkir kopi nya, "Apa semalam kau sengaja berdandan untuk menarik perhatian ku?" Akira bertanya dengan nada datar tapi Ana berani bersumpah dia melihat binar senyum geli di mata Akira.

Pertanyaan itu otomatis membuat kemarahan ana bangkit. Dia marah, kesal sekaligus malu. "Aku bukan bertujuan ingin menarik perhatian anda, enak saja!!" cecar Ana tidak terima.

"Oh begitu. Tapi sayang nya tidak ada lelaki lain selain aku. Jadi kau memanfaatkan ku?" Masih dengan suara tenang dan datar yang sama. Tapi itu sukses membuat wajah Anastasia terasa panas karena bertambah malu. Dia benar - benar tidak tahu harus menjawab apa karena tebakan Akira itu tepat sekali. Dia cuma ingin praktek dan cuma ada Akira saat itu. Kata orang tidak ada rotan maka akar pun jadi. Astaga, ana sampai ingin menangis karena malu.

Diam berarti iya. Akira tersenyum tipis, "Sayang nya aksimu semalam tidak mempan pada ku. Karena bagaimanapun aku tidak memiliki ketertarikan ke arah itu denganmu sama sekali. Aku tidak tahu siapa pria yang sedang kau taksir tapi pastikan itu berpengaruh pada kontrak kita." Akira meletakkan kopi yang sudah selesai diminum nya lalu bangkit berdiri. Dia melangkah mendekati Ana dan tanpa diduga dia mengusap kepala ana.

"By the way, kau harus perbaiki dandanan mu bisa - bisa lelaki yang kau sukai malah pingsan melihat mu."

"Stop it!!" Ana menepis tangan Akira dengan kesal. Sementara tanpa diduga Akira malah tertawa sambil berjalan meninggalkannya. Sepertinya Akira sangat puas menertawakan kebodohan dan kenaifan nya. Kata - kata Akira membuat Ana sedih. Seandainya dia memiliki tubuh wanita yang sensual dan memikat, pasti dia tidak perlu berlatih yang tidak - tidak dan berakhir di tertawakan seperti ini.

"Apa aku tidak cantik dan sangat tidak menarik sebagai wanita?" Bahu Ana terkulai lemas. Ia merasa kecewa. Bagaimana jika Tristan tidak bisa menerima nya apa ada nya? Ucapan ini padahal diucapkan pelan oleh Ana tapi karena Akira memiliki pendengaran yang tajam akibat latihannya selama ini, lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik. Ternyata Anastasia sudah berdiri dengan kepala menunduk.

"Wanita terlihat menarik bukan karena dari fisiknya saja. Banyak hal yang membuat setiap wanita itu menarik. Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri."

Ana mengangkat kepala dan menoleh pada Akira. Kadang-kadang pria ini suka benar juga bicaranya. Entah kata - kata itu diucapkan berdasarkan fakta atau pengalaman pribadi Akira semata tapi kata - kata itu cukup menghibur dan membuat nya terharu.

Ana berjalan cepat mendekati Akira. "Benarkah?" Mata bulat nya berbinar menatap Akira.

"Pak, asumsi mu benar, aku memang bersalah memanfaatkanmu untuk belajar menarik perhatian pria, tapi itu semua karena aku tidak punya teman pria lain yang bisa ku ajak menjadi sparing partner untuk latihan menjadi pacar idaman pria."

"Apa?"

"Tunggu pak. Aku belum selesai. Ditambah lagi hanya kau yang aku yakin tidak akan membocorkan rahasia bahwa aku sangat payah dalam segala hal menyangkut pria dan romantisme dan cinta dan aku juga mau minta maaf atas kelancangan ku pak karena aku ingin minta bantuanmu untuk latihan ..."

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang