Part 9. Unexpected Bride

2.4K 233 76
                                    

Part 9. Unexpected Bride

Satu jam sebelum nya.

Seluruh ruangan tempat diadakan pernikahan itu bernuansa putih dengan kain-kain putih panjang menjuntai menghias langit-langit ruangan yang tinggi. Chandelier besar yang menggantung tepat di tengah ruangan dengan tanaman merambat dengan sulur nya yang menjuntai ke bawah menambah nuansa sejuk natural. Lampu-lampu bercahaya kuning lembut terang menghiasi setiap sudut ruangan. Pencahayaan itu menambah kesan hangat dan mewah bersamaan.

Terdapat banyak meja-meja bundar dengan delapan kursi saling mengelilingi nya. Di atas meja bundar itu sudah ditata dengan rapi piring-piring mahal, juga sendok-sendok dan garpu-garpu dari kualitas terbaik, begitu juga dengan gelas-gelas cantik berbentuk seperti bunga lili yang anggun dan elegan. Tak lupa di tengah setiap meja bundar tersebut diletakkan vas bunga dengan rangkaian bunga mawar putih dan dedaunan hijau yang indah menyejukkan mata siapa pun yang memandang nya.

Akira berdiri di sebuah cermin setinggi 2 meter di sebuah kamar khusus pengantin pria dan keluarga nya. Tubuh atletis nya sudah dibalut jas putih gading yang indah. Wajah nya yang campuran Jepang dan Brasil itu terlihat menawan dengan mata hitam yang berbinar. Tiba - tiba sebuah tangan halus mengelus punggung besar nya. Dia berbalik dan ketika mendapati orang itu adalah orang yang sangat dia cintai, senyum nya terulas.

"Mama." Ucap nya. Akira melihat sekitar dan tidak ada orang selain mereka berdua di ruangan ini. Sepertinya semua orang paham bahwa ini adalah momen terakhir ibu dan anak bujangnya sebelum anak lelaki nya dimiliki oleh wanita lain selain ibu nya.

"Aku selalu membayangkan momen ini. Bagaimana jika nanti kau menikah. Aku hanya tidak pernah menduga akan merasakannya secepat ini. Rasanya baru kemarin kau belajar berjalan." Sabrina menatap anak lelaki nya yang dia besarkan dengan banyak pengorbanan telah tumbuh menjadi lelaki dewasa.

Mata ibu itu berkaca - kaca. Dia mengusap jas Akira dengan lembut dan penuh sayang, membetulkan letak bros bunga di saku jas putra nya. Sekuat tenaga dia menahan air mata haru di mata tua nya.

"Mama, terima kasih, karena sudah melahirkanku ke dunia ini." Ucap Akira lirih. Suara pria itu tersendat. Seolah tercekat karena menahan air mata yang ingin mendobrak pertahanannya. Dia menunduk dan mencium kening ibundanya tercinta dengan penuh takzim. Kedua nya memejamkan mata membiarkan hati saling bertaut dalam rasa syukur yang dalam.

"I love you, my son." Ucap Sabrina pada Akira.

"I love you more, Mama." Balas Akira.

"Kau sudah siap?" Tanya Mama Sabrina. Akira membalasnya dengan menganggukan kepala dan senyum menawan menghiasi wajah nya. Mereka berjalan bergandengan keluar kamar ganti menuju Ballroom utama.

*****

Akira menatap deretan meja-meja bundar dengan delapan kursi saling mengelilingi nya. Di atas meja bundar itu sudah ditata dengan rapi piring-piring mahal, juga sendok-sendok dan garpu-garpu dari kualitas terbaik, begitu juga dengan gelas-gelas cantik berbentuk seperti bunga lili yang anggun dan elegan. Tak lupa di tengah setiap meja bundar tersebut diletakkan vas bunga dengan rangkaian bunga mawar putih dan dedaunan hijau yang indah menyejukkan mata siapa pun yang memandang nya.

Terdapat satu meja khusus untuk tamu keluarga inti, Akira membawa mama nya duduk disana. Richard dan Selina duduk di samping mama nya, Akira duduk disamping Alphard dan istri nya Tita. Sementara di sebelah akira disediakan kursi kosong untuk mempelai wanita nanti. Tapi mata Alphard memandang seseorang yang tidak seharus nya ada di antara mereka dengan wajah cemberut dan pandangan tidak suka. Sementara Tita lebih suka mengobrol dengan Selina dan Mama Sabrina.

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang