Part 31. Nostalgic

1K 128 7
                                    

Part 31. Nostalgic

Ana menjalani hari nya dengan lesu, pikiran nya seperti terbang entah kemana. Semua itu gara - gara - gara mama sabrina yang sudah dua hari ini tak kunjung pulang, bukannya dia tidak suka mama mertuanya yang baik hati itu tinggal lama - lama disana. Tapi semakin lama mertua nya ada di rumah itu maka semakin lama juga dia harus terjebak satu kamar dengan suami kontrak nya itu setiap malam. Aduuuuh..... Ini tidak baik untuk hati dan jiwa nya.

"Hey kau kenapa? Dari tadi melamun terus. Hati - hati pilih buah nya, bisa - bisa bukan memotong strawberry yang ada kau malah memotong tangan mu sendiri." Kata Jimmy.

"Ih kau ini berisik sekali." Gerutu Ana.

"Memang kenapa sih? Kau ada masalah?" Tanya Jimmy.

"Iya! Masalah nya aku harus tidur dengan bos besar mu setiap malam. Dan dia sangat tampan jika tidur. Itu kan tidak baik untuk jantung ku." Ana ingin sekali teriak itu di depan wajah Jimmy tapi kan tidak mungkin.

Dia menghembuskan nafas panjang. "Aku ingin meraih impian ku agar bisa ke Australia. Aku ingin melihat sekolah culinary Le Cordon Bleu."

"Itu bukan nya sekolah culinary di Prancis?" Tanya Jimmy lagi.

"Mereka membuka cabang di Australia." Kata Ana sambil terus memisahkan strawberry dari daun hijau nya.

"Kenapa tidak ke culinary school Le Cordon Bleu yang di Prancis saja?" Tanya Jimmy lagi.

"Aku mau nya yang di Australia." Kata Ana keukeuh.

"Kau ingin ke culinary school Le Cordon Bleu Australia?" Tiba - tiba suara chef marco mengalihkan perhatian mereka.

Kedua nya langsung berdiri tegak, menghadap chef Marco.

"Ana bilang itu mimpi nya, chef." Kata JImmy.

"Betul begitu, Ana?" Tanya Chef Marco pada Ana.

"Betul chef. Itu impian ku sejak dulu." Kata Ana jujur.

"Hmm kebetulan sekali, kenalan ku dari salah satu stasiun TV memintaku menjadi juri untuk acara lomba membuat kue. Dan salah satu hadiahnya memang juara ke 1, 2 dan 3 akan diajak jalan - jalan mengunjungi sekolah culinary yang terkenal itu tapi yang Australia. Karena mereka menjalin kerjasama nya dengan Le Cordon Bleu Australia memang." Kata Chef Marco dengan senyum lebar di wajah nya.

"Benarkah chef?" Tanya Ana dengan penuh antusias.

"Tentu. Kau bisa mendaftar jadi peserta hari ini juga jika kau mau." Kata Chef Marco.

"Mau chef. Aku mau. Terima kasih chef." Kata Ana dengan air mata harus yang hampir saja tumpah. Dia benar - benar berkaca - kaca saking bahagia.

Chef marco lalu pergi meninggalkan mereka berdua di dapur.

"Wah semoga kau berhasil ya, An." Kata Jimmy.

"Kau sendiri tidak mau ikut lomba?" Tanya Ana pada Jimmy.

"Tidak ah. Impian ku bukan kesana. Tapi jika sudah cukup uang, aku ingin kembali ke kampung ku dan membuka restoran disana." Jawab Jimmy dengan senyum ironi di wajah nya.

"Jimmy, semoga impianmu juga terwujud ya." Kata Ana.Jimmy membalasnya hanya dengan mengangguk. Kedua nya tersenyum lalu melanjutkan kembali pekerjaan mereka.

Di sela waktu istirahat nya Ana mengirimkan pesan elektronik lagi pada Tristan, meskipun lelaki itu sudah beberapa tahun ini tidak pernah lagi mengirimi nya pesan, dan ana juga sudah dua tahun belakangan ini berhenti berharap akan balasan tristan. Tapi setidaknya untuk hari ini saja, dia ingin berharap ada satu keajaiban, Tristan membuka kembali email nya dan membaca suratnya.

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang