Part 22. Risk It All

1.5K 169 36
                                    

Part 22. Risk It All

Anastasia membalik kertas kalender yang ada di tangannya. Untuk sejenak dia mematung di tempat. Di dinding itu, dimana kalender tersebut di gantungkan, ternyata tanpa dia sadari, waktu berlalu sangat cepat dan tanpa terasa, dia sudah sebulan di rumah ini.

"Nyonya, kami undur diri dulu." Salah seorang petugas kebersihan yang biasa datang dua hari sekali, pamit karena sudah selesai mengerjakan tugas nya.

"Iya, terima kasih." Ucap Ana dengan senyum.

Mereka semua keluar dari unit apartemen ini dan meninggalkan sang nyonya rumah sendirian. Ana duduk di sofa dan tatapan matanya tidak sengaja melihat layar ponselnya menyala. Sebuah pesan masuk dari ibu mertua nya. Dia sungguh merasa beruntung, ibu mertua nya sangat baik. Mama sabrina sering mengirimi nya pesan sekedar menanyakan kabarnya dan akira, terkadang wanita yang sudah melahirkan putranya itu juga menelpon atau video call. Anastasia senang meskipun dia menceritakan asal usulnya dari panti asuhan dan tidak tahu siapa orang tua nya, tapi ibu mertuanya tetap menerima nya dan sayang padanya. Mama sabrina sering memintanya untuk datang ke Rio tapi Akira selalu menolak dengan alasan sibuk. Sementara mama nya sendiri tidak bisa datang kesini karena Selina sedang hamil muda dan mama tidak ada yang mendampingi di pesawat. Jadi lah Akira menjanjikan pada mama nya dia akan ke Rio jika sudah ada waktu.

Mengingat mama Shabrina membuat Anna merindukan ibu Maia. Biasanya di jam seperti ini, Anna sedang bekerja sampingan di kedai roti mendiang nenek Ruth. Membantu sang nenek yang tinggal sendirian itu membuat kue - kue manis untuk di jual di toko kecil nya di ujung jalan desa yang tidak jauh dari panti asuhan. Biasanya pulangnya dia akan mendapat kue - kue atau roti - roti yang tidak terjual hari itu. Karena nenek Ruth hanya menjual roti dan kue fresh tanpa pengawet, sehingga setiap hari toko rotinya selalu dibanjiri pesanan karena kelezatan rasanya. Sayang nya sejak nenek ruth meninggal, tidak ada yang meneruskan usaha toko roti tersebut, hingga pihak bank datang dan menyegel nya karena ternyata mendiang sang nenek memiliki hutang yang cukup banyak pada bank.

Ana pikir, kenapa dia tidak mencoba mencari pekerjaan. Mungkin Akira akan mengizinkannya, selama dia merahasiakan pernikahan mereka. Itu adalah salah satu perjanjian yang dipatuhinya, ada di point ke 4. Merahasiakan pernikahan dari publik.

"Ck! Memangnya dia selebritis. Paling dia hanya sekuter alias selebritis kurang terkenal hehehe." Ana bergumam sendiri.

Tiba - tiba sebuah ide menghantamnya, dia melirik ponsel pintar di tangannya. Setelah tadi dia membalas pesan dari mertuanya, kenapa selama ini dia tidak kepikiran untuk mencari pekerjaan dengan ponsel yang diberikan Akira pada nya. Bukankah itu jadi lebih bermanfaat dibandingkan hanya untuk membalas pesan ibu mertuanya atau mengangkat telpon dari Akira yang sangat jarang terjadi itu?

Dengan semangat, Anastasia duduk dengan menaikkan kedua kaki nya dan duduk bersila di atas sofa. Kaos pink kebesarannya dan celana panjang putihnya bergerak - gerak mengikuti tubuhnya yang antusias mencari lowongan pekerjaan di dunia maya. Rambut Anastasia yang dicepol ke atas itu bergerak ke kanan kadang ke kiri seiring dengan kepala nya yang bergerak ketika berpikir.

"Jadi pelayan restoran? Ah boleh juga tapi gaji nya kenapa kecil sekali. Jadi penyaji minum di bar? Ah tidak tidak tidak. Apa jadi nya kalau Pak Akira tahu aku kerja di club malam. Tidak, aku masih sayang nyawaku. Ini coret. Hmm menjadi pencuci piring di restoran? Hmm gajinya lumayan, tapi jam kerja nya panjang sekali." Mata Ana turun naik melihat deretan lowongan pekerjaan di layar ponselnya.

"Ah jadi ini ada lowongan menjadi asisten chef pastry junior." Senyum lebar terukir di wajah cantik Anastasia. Mata hijau nya berbinar. Dia akan menaruh lamaran di restoran ini.

"Hmm nama resto nya Boombox bar and dining. Okay, I'm coming." Ana memeluk ponselnya di dada. Dia pikir jika dia bekerja, selain bisa membunuh kebosanan juga bisa mengirimi uang ke panti asuhan. Semoga Akira mau mengizinkannya.

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang