Part 35. Trigger

992 123 14
                                    

Part 35. Trigger

Tristan mengernyitkan mata, rasa silau terasa menyorot meskipun kelopak matanya belum terbuka sempurna. Kelopak mata itu mengerjap perlahan, menghalau rasa silau yang menimpanya dari balik kaca mobil. Tristan masih disorientasi, kepala nya sakit. Dia menggelengkan kepala karena rasa berdenyut di kepala nya terasa menyengat. Tangannya terasa berat. Dia menoleh ke samping nya dan alangkah terkejutnya Tristan, di samping nya ada Olivia tertutupi selimut. Selimut itu sedikit melorot karena wanita itu juga bergerak pelan.

Tristan seperti tersambar petir ketika dia melihat pundak putih polos milik Olivia. Dia menatap horor sekeliling nya. Ini adalah mobil Olivia. Dia hafal betul karena sering menaikinya. Dia melihat tubuhnya sendiri dan lebih kaget lagi karena kini dia bangun tidur dalam kondisi polos.

"Astaga! Apa yang terjadi." Tristan kaget dan itu membangunkan Olivia. Perempuan itu mengernyitkan mata karena bangun tidur, dia masih belum sadar dengan kondisi mereka kini.

"Tristan?" Katanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Oliv. Kita.... Kita..." Tristan tidak sanggup melanjutkannya.

Olivia melihat tubuh Tristan yang polos dan tanpa sadar dia melihat selimut yang menutupi tubuhnya sendiri melorot hingga ke dadanya, menampilkan belahan dada yang menyembul.

"Aaarrrggg!!!!!" Teriak keduanya bersamaan.

Dengan gerakan cepat, keduanya langsung duduk tegak. Tristan mengambil apapun yang dia bisa untuk menutupi area sensitifnya karena selimut tipis itu langsung ditarik Olivia untuk menutupi tubuh polosnya sendiri. Beruntung kemeja nya teronggok di bawah jok belakang mobil. Tristan segera meraihnya.

Keduanya duduk tegak dengan jantung berdebar kencang. Apa yang telah mereka lakukan? Kenapa terbangun dalam keadaan telanjang seperti ini? Otak keduanya seolah berpikir keras mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam.

"Ol..Olivia. Kita .. kita tidak benar - benar me ... melakukannya, kan?" Tristan menoleh dengan tatapan horor pada Olivia yang sama terkejutnya di samping nya.

"Astaga bodohnya aku. Tentu saja kita melakukannya." Gumam Tristan seperti pada dirinya sendiri karena Olivia memilih diam saja.

Perempuan itu menunduk dan ingatannya samar - samar mulai kembali. Tapi perkataan selanjutnya dari Tristan terasa sangat menyakitkan hati nya.

"Karan akan membunuhku jika dia sampai tahu kalau kita tidak sengaja melakukan nya. Ini ... ini hanya kecelakaan Olivia. Aku tidak ingat pasti apa yang terjadi semalam tapi aku benar - benar tidak ingin melakukan ini dengan mu. Aku minta maaf." Kata Tristan dengan panik.

"Apa melakukannya dengan ku membuat mu merasa buruk?" Tiba - tiba dengan suara pelan Olivia berkata. Nada suaranya seperti burung camar kecil yang tersakiti.

"Apa? Kau sudah gila, Olivia. Tentu saja buruk. Karan akan sangat marah pada kita berdua. Bisa - bisa dia membunuh kita berdua. Arghh." Tristan menjambak rambutnya sendiri dengan frustasi.

Olivia merasa tercekat, seolah ada gelombang air mata yang sudah siap mendobrak pertahanan hati nya yang rapuh. "Karan. Karan. Karan saja yang kau pikirkan. Kau pikir bagaimana perasaan ku?!" Tiba - tiba Olivia merasa sangat kesal pada Tristan. Seolah semalam itu bukan apa - apa bagi pria itu. Seolah itu hanya mimpi buruk yang menyeramkan dan ingin dilupakan setelah bangun tidur. Tapi tidak dengan Olivia.

Olivia meneteskan air mata dalam diam. Dia melihat Tristan mulai berpakaian dengan tergesa - gesa. Lelaki itu bahkan mengumpat ketika celana milik nya sulit dipakai di dalam mobil ini. Olivia melihat keluar jendela. Mereka ada di pinggir pantai dan sepertinya matahari baru saja terbit terlihat sinar kuning kemerahan di ufuk timur, sisi lain dari pantai. Dan dia bersyukur pantai ini sangat sepi pengunjung dan dia memarkirkan mobilnya di tempat yang sangat sepi.

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang