Part 38. Strawberry Terrine, Cake of Victory

1K 131 27
                                    

Part 38. Strawberry Terrine, Cake of Victory

Ana merasakan tangannya dingin seperti es. Setelah belajar setiap malam, akhirnya hari yang ditunggu - tunggu datang juga. Hari ini adalah hari kompetisi itu. Dimana hanya dengan kemampuan terbaik nya menghasilkan dessert terbaik saja yang bisa membawanya mewujudkan mimpinya atau harus berhenti disini.

Dan disinilah ia berdiri kini. Gedung tempat acara pencarian bakat calon chef pastry berbakat untuk berkompetisi membuat dessert terbaik. Ana melihat sekeliling, ruangan ini adalah aula yang sangat besar. Di dalam nya terbagi menjadi dua lantai. Lantai satu memuat sekitar sepuluh meja dapur yang di design seperti dapur professional di hot kitchen. Dengan meja dan semua peralatan masak profesional yang tersedia disana. Masing – masing meja dapur itu sudah terisi oleh satu orang peserta yang terpilih pada babak audisi demo video dan tes tertulisnya. Ana adalah salah satu nya. Dia kebetulan mendapat meja di paling belakang sehingga dia bisa melihat semua peserta yang ada di depan dan samping nya. Mereka semua terlihat sama tegang nya dengan diri nya.

Bagian paling depan di dalam aula ini adalah kursi untuk para juri dan juga meja putih bersih untuk meletakkan semua dessert yang harus mereka buat hari ini. Terdapat tiga orang juri yang duduk di depan sana dan seorang pembawa acara.

Di sisi kanan dan kiri aula besar ini terdapat lantai dua dengan model split level dimana mereka di lantai dua itu dibuat tidak terlalu tinggi dan sangat terbuka dengan pagar rendah sepinggang. Di tempat itu lah berdiri banyak sekali orang yang datang untuk mendukung para peserta. Dan di tempat itu juga Ana melihat teman – temannya dari restoran datang dengan membawa poster – poster bertuliskan dukungan akan keberhasilannya. Ana tersenyum melihat nya.

Dia melihat ada Jimmy dan Alex membawa masing – masing satu poster bertuliskan sama. "Good Luck, Anastasia. We want you!!". Dia juga melihat beberapa teman writer di resto yang ikut datang. Dan ada Chef Marco. Dia tersenyum dan mengangguk pada Ana ketika mata mereka berpapasan. Ana tersenyum gugup. Tapi tak urung dia tetap membalas anggukan salam dari Chef Marco. Seolah mentor nya itu berkata, good luck.

Ana masih mengedarkan pandangannya diantara banyak nya orang – orang yang datang dan berdiri di lantai dua ini untuk menonton jalannya proses memasak mereka semua, tapi sepertinya orang yang dia cari tidak ada diantara mereka semua. Ana menghembuskan nafas.

Orang itu pasti sibuk. Dia tidak mungkin datang ke tempat ini. Kata Ana dalam hati.

Tiba – tiba suara genderang ditabuh pertanda bahwa acara telah dimulai. MC mulai membuka acara dan memperkenalkan para juri juga para peserta. Ana merasa makin gugup tapi sekaligus bersemangat. Tinggal selangkah lagi dan impiannya akan tercapai. Di depan sana, Ana melihat para juri membawa sebuah keranjang dari keramik berwarna putih dengan ukiran berwarna biru tua khas Eropa. Dan keranjang itu tertutup oleh selembar kain putih di atas nya. Di dalam keranjang kecil itu lah terdapat bahan utama yang dijadikan bahan dasar untuk kompetisi membuat dessert terbaik hari ini.

Bukan hanya Ana tapi juga semua peserta yang kebetulan berdiri di belakang semua nya melongokkan kepala mereka ketika para juri memberi tahu bahwa di dalam keranjang itu adalah bahan dasar kompetisi mereka hari ini.

"Di dalam keranjang ini adalah sebuah buah yang selalu menjadi primadona dalam pembuatan dessert. Dia bisa dikombinasikan dengan berbagai bahan yang tersedia dan dapat diolah menjadi apapun yang kalian mau. Apa kalian bisa tebak buah apa ini?"

Salah seorang juri perempuan yang berdiri di tengah, diapit oleh dua orang juri pria, sedang berbicara dengan lantang kepada para peserta. Semua peserta tampak antusias dengan isi di dalam keranjang keramik itu. Akhirnya tanpa menunggu waktu lama, sang juri membuka kain penutup keranjang tersebut.

Akira's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang