~MP (19) Adanya kejanggalan~

1.3K 51 5
                                    

Berprestasi mungkin bisa membuatmu menjadi lebih tinggi. Tetapi, kerendahan hati bisa membuatmu lebih dicintai.
-Rachel Adistia Razuma-

Seorang wanita cantik, kini sedang berada di kantin seraya meminum Jus jeruk miliknya dengan tatapan kosong.

Rachel. Gadis itu sedang memikirkan perkataan orang yang malam itu datang kerumahnya. Apa benar yang dia katakan? Apa semuanya hanyalah pengaruh agar Rachel mempercayai ucapannya? Memikirkan itu semua membuat kepala Rachel terasa pening. Apalagi, Arka yang dari kemarin belum sadar juga dari komanya.

"Woi Chel!" Ucap Raina mengagetkan Rachel.

"Astagfirullah!" Sentak Rachel beristighfar seraya mengelus dadanya sabar.

"Lo bengong mulu sih! Abisin minuman lo! Bell dikit lagi bunyi nih," tukas Raina ngegas. Rachel menatap Raina jengkel.

"Gausah ngagetin juga kali! Ntar kalo gue jantungan emang lo mau tanggung jawab?!" Sewot Rachel memutar bola matanya malas.

"Udah gausah berantem segala, cepetan. Sekarang kita pelajaran Pak Bambang, emang kalian mau dihukum?" Lerai Ririn paling waras.

"Iya nih udah selesai," Cercar Rachel mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Bengong lagi gue ketok pake sepatu lo Chel!" Gerutu Raina membuat Rachel menatapnya tajam.

"Bodo." Balas Rachel dengan nada acuh.

*******

Pulang sekolah tiba, kini Rachel tengah membersihkan kelasnya karena dirinya piket. Sedangkan Raina dan Ririn sudah pergi sejak bell pulang berbunyi nyaring, katanya mereka ada kepentingan tersendiri jadi gak bisa nemenin Rachel.

Rachel mengoceh tiada henti, melihat banyak sampah dikelasnya. Kurang ajar! Pasti teman teman sekelasnya tidak ada yang piket, jadi kelasnya sekarang seperti gudang sampah.

"Sialan, sampahnya banyak banget lagi, gaada akhlak emang tu bocah pada." Oceh nya sebal.

"Ni lagi sapu, kenapa gaada yang bener sih?! Besok harus gue tagih nih uang kas, biar bisa beli sapu yang cakep. Sapu udah kayak mungut di kolong jembatan anjir," lanjutnya. Setelah 15 menit selesai, Rachel segera membereskan barang barangnya, lalu memakai tas nya yang berwarna cream.

"Awas aja besok, gue bikin telinga mereka pecah, gara gara gaada yang mau piket. Coba kalo ada Arka, mendingan gue ada yang bantuin, manaan dia juga piket hari ini." Gerutu Rachel seperti ibu ibu kosan yang menagih uang tagihan.

Rachel mengunci pintu kelasnya, lalu segera keruang guru. Selesai, Rachel berjalan menuju gerbang sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 15.20

Rachel duduk disalah satu kursi halte yang berada dekat dengan gerbang sekolahnya. Ia menghela nafas gusar, akankah Rachel mempercayai orang tak dikenal itu? Atau mencari tau sendiri bahwa orang yang kemarin menemuinya? Akankah ia percaya dengan orang asing? Tapi, omongan cowok itu membuat Rachel berfikir keras.

Tanpa sadar, seorang cowok bermotor sport Hitam menghampirinya. "Rachel ya?" Tegur cowok itu membuyarkan lamunan Rachel.

Rachel menatap cowok itu dengan tatapan bingung. Cowok tinggi, berkulit putih, hidung mancung, bibir yang ranum, mata hitam pekat, rambut berwarna coklat gelap yang terlihat original, menatap Rachel seraya tersenyum penuh arti.

Rachel berfikir keras, siapa lagi ini?! Kenapa sekarang banyak sekali orang asing yang menghampiri Rachel? Rachel merasa ada yang janggal, semenjak Arka koma dirumah sakit, banyak orang asing yang mendekati nya, memberikan beberapa informasi tidak jelas tentang Arka, teman temannya, dan juga masa lalu Arka dan Rachel. Padahal, selama Arka disampingnya, tak ada yang berani mendekati Rachel, jangankan mendekati, menatap Rachel intens pun pasti Arka akan membalasnya dengan tatapan tajam.

My ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang