Jika memikirkan nya hanya selalu mengacaukan mu. Mundurlah, daripada terjebak dalam situasi tanpa titik temu.
-Rachel Adistia Razuma-Janlup vote and komen ya guys! Tolong hargai penulis ☹️ happy reading🌈
******
Seorang cowok dengan seragam lengkapnya sedang bercermin di kamarnya. Arka, sudah 3 minggu Arka dirawat dirumah sakit, akhirnya Arka bisa pulang. cowok itu tampak semangat karena sudah bisa sekolah lagi. Jam menunjukkan pukul 06.15 berarti masih ada waktu jika Arka mengajak Rachel berangkat bareng. "Ar, kamu udah rapih belum?" Tanya Mamanya dari luar sana.
Arka menjawab. "Iya Ma," balas nya seraya memakai sepatu. Selesai, Arka segera keluar kamar. Mendapati Mamanya yang sedang menunggunya di meja makan.
"Kamu serius Ar, mau sekolah sekarang? Emangnya luka tembaknya udah gak sakit lagi?" Tanya Veera-Mama Arka, sedikit khawatir.
"Iya Ma, lagian Arka bosen dirumah." Ujar Arka. Ia mengambil beberapa lembar roti tawar, dan selai kesukaan nya.
"Yaudah, tapi kalo ada apa apa bilang Mama ya?"
"Iya,"
"Kalo masih sakit gausah dipaksain, ribet kalo masuk rumah sakit lagi." Sindir Papanya. Arka menatap Dicky datar, mereka memang tak pernah akur. Arka ingat betul kesalahan yang pernah Dicky perbuat kepada Mamanya dulu, makanya Arka sekarang gak pernah menganggap Dicky lagi.
Selesai memakan roti dan meminum susu nya, Arka segera menyalimi tangan Veera. "Arka pamit ya Ma, assalamualaikum." Pamit Arka hanya kepada Mamanya. Papanya menatap Arka jengah.
"Gak sopan, bukannya pamit sama Papanya, malah nyelonong aja." Sindirnya.
"Saya gak pernah merasa punya Papa tuh." Balas Arka dengan tatapan tajam. Lalu pergi begitu saja.
"Kurang ajar kamu Arka!" Bentak Papanya dengan penuh amarah.
"Pa, udah. Mungkin Arka lagi gak mood." Ujar Veera menenangkan.
*******
Arka menatap layar ponselnya dengan jenuh, sudah 15 menit ia menunggu, tetapi Rachel belum keluar juga. Di telepon Rachel tidak mengangkat nya, di chat pun tidak dibalas, sebenarnya Rachel udah berangkat apa belum sih?! Biasanya, jam segini Rachel masih sarapan bareng Bunda sama Abangnya, tapi masa iya udah berangkat?
Arka memutuskan untuk bertanya kepada sang satpam. "Mang, boleh nanya gak?" Tanya Arka memanggilnya. Arka sudah kenal akrab dengan pak satpam tersebut.
"Boleh atuh kasep, nanya naon?" Balasnya berbahasa sunda.
"Rachelnya udah berangkat Mang?" Tanya Arka.
"Ohh Non Rachel ya? Non Rachel mah udah dari pagi berangkat atuh Arka, Mamang juga bingung, tumben tumbenan Non Rachel berangkat sepagi itu." Jelas Mang Ibnu.
"Oh gitu ya Mang, kira kira dari jam berapa Mang berangkat nya?"
"Setau Mamang jam 6," Arka membelalakkan matanya, jam 6?! Gila! Bell sekolah aja bunyi jam 7 lewat 15 menit, tapi kenapa Rachel begitu rajin berangkat sepagi itu?
"Oh gitu ya Mang, yaudah Arka berangkat dulu ya Mang, salam buat Bunda sama Bang Rasya, assalamualaikum!" Pamit Arka memakai helm nya.
Mang Ibnu menjawab. "Waalaikumsalam,"
Arka mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata, pantes dia menunggu tapi Rachel gak keluar keluar, taunya Rachel udah berangkat, tapi buat apa Rachel berangkat sepagi itu? Apa Rachel piket hari ini? Seinget Arka, Rachel kan hari piketnya sama kayak Arka, terus tugas? Masa iya Rachel lupa ngerjain tugas. Beberapa hari ini kan Rachel gak nemuin Arka semenjak Arka ngeliat darah di tangan Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector
Novela Juvenil"Arka!! Kembaliin gak tas gue?!! Jangan ampe gue depak lo ya sampe pluto!" Pekik seorang perempuan yang bernama rachel. "Hahahah! Mau dong! Enak adem, iya kan??" Balas arka dengan tampang menyebalkan nya. "ARKAA! SINI LO!" Rachel adistia razuma. Seo...