~MP (7) Iyauda iya!~

2K 63 0
                                    

Kalo benci ya ngomong langsung, jangan melalui temen. Lo punya mulut kan?
~Arka algatama 2k19~

Setelah selesai bersiap siap, rachel segera pamit kepada bundanya.

"Bundaa, rachel pamit yaa!! Assalamualaikum!" pekik rachel setelah mengambil kunci mobil dari meja yang ada di ruang tengah.

Widya-bunda rachel yang mendengar pekikan rachel pun terlonjak kaget.

"Astagfirullah, waalaikumsalam." istigfar widya seraya membalas salam rachel.

Rasya, yang melihat bundanya ber-istighfar pun menghampirinya.

"Sabar ya bun punya anak aneh kayak rachel, rasya juga bingung kok bunda bisa si ngelahirin anak kayak dia?" tanya rasya dengan polosnya.

"Rasyaa, rachel adik kamu loh. Bunda malah bersyukur punya anak kayak kalian, bisa bikin hidup bunda jadi lebih berwarna walaupun ayah lagi gaada dirumah, seenggaknya bunda terhibur." jelas bundanya.

"Hehehhe iya bun," balas rasya seraya menyengir kuda.

"Kamu nggak berangkat? Udah siang loh ini, rachel aja udah berangkat." tanya bundanya.

"Nanti deh bun, rasya mager. Belum nanti macet nya," jawab rasya membayangkan dirinya seperti orang gila yang mengoceh sendiri karena jalanan macet. Memang, jarak rumah mereka dengan sekolah terpaut cukup jauh atau lumayan, jadi jika hari masih jam setengah 7an pasti sudah macet karena padatnya kota jakarta. Apalagi hari senin.

"Nanti kamu kesiangan loh sya," balas widya.

"Kan rasya udah biasa bun heheheh."

"Yaudah daripada nanti telat terus dihukum, mending kamu berangkat gih." final widya.

"Yaudah deh bun, rasya berangkat ya? Oh iya, rasya bawa mobil boleh ga? Soalnya rasya males naik ojek online." izin rasya.

"Lho? Bukannya mobil dibawa rachel ya? Itu adanya mobil bunda, sama ayah, bunda nanti mau pergi arisan jadi mau pake mobil," jelas widya membuat rasya tersedak susu yang sedang di minumnya.

"Uhuk uhuk! Apa bun?! Mobil dibawa rachel?" tanya nya seraya menstabilkan rasa kagetnya.

"Iya, tadi rachel bunda liat ngambil kunci mobilnya. Sisa mobil ayah, kalau kamu mau bawa, bawa aja lagian kan ayah nya lagi gaada." saran bundanya.

"Yaudah deh bun, daripada rasya kesiangan. Mendingan bawa mobil ayah aja," sahut rasya. Sebenarnya, rasya telat maupun tidak juga ga berpengaruh. Lagian rasya udah terbiasa telat, di hukum guru, nyogok pak satpam supaya bukain gerbangnya. Pak satpam nya juga setuju setuju aja, karena keluarga rasya juga membawa pengaruh besar buat sekolah SMK nusa bangsa. Tetapi, karena takut bundanya tau kalo rasya suka telat, maka dari itu dia pura pura takut telat.

"Yaudah hati hati ya," ujar bundanya.

"Oke bun! Assalamualaikum!" pamit rasya lalu menyalimi tangan bundanya.

"Waalaikumsalam." balas bundanya.

Sedangkan rachel, gadis itu tengah berjalan menuju koridor kelasnya yang berada di lantai 2.

My ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang