Kalo punya masalah sama satu orang, ya satu orang selesa'in nya. Jangan ngajak orang lain buat ngebantu nyelesai'in itu semua, pengecut itu namanya.
~Arka algatama~"Lo serius za, suka sama si rachel?" tanya seorang pria, kepada reza. Sang ketua osis.
"Serius lah ril, dia cantik, jutek, galak, bikin gue penasaran." balas reza enteng.
"Tapi za, lo kenal arka kan? Arka gaakan biarin siapapun cowok yang berani deketin rachel." ucap faiz, sahabat reza.
"Arka? Oh... Anak basket itu? Kenapa emang dia? Pacarnya rachel?" pertanyaaan bertubi tubi keluar dari mulut reza.
"Bukan sih, tapi kayaknya dia paling deket sama rachel. Lo bayangin, kemarin ada yang sengaja nabrak rachel, terus si arka itu kayak ga seneng gitu dan ngebentak cewek yang nabrak rachel," jelas aril.
"Yaelah ril, itu mah udah biasa. Lagian, dia juga bukan pacarnya rachel, buat apa gue takut? Sekalinya dia pacarnya juga gue bakalan rebut rachel kali." Jawab reza santai.
"Terserah dah za, gue cuman ngingetin aja." sahut faiz.
"Gue juga terserah, itu keputusan lo. Tapi, lo harus terima konsekuensi nya," tambah aril.
"Hem." gumam reza seraya tersenyum penuh arti.
~~~~~~~
"Gimana? Masih sakit?" tanya arka khawatir.
Mereka berdua sekarang sedang berada di uks, karna kejadian tadi, arka jadi lebih perhatian kepada rachel. Mungkin jika perempuan lain akan baper, tapi rachel tidak. Rachel berfikir ini hal wajar karna rachel mengenal arka cukup lama.
"Udah mendingan." singkat rachel.
"Yaudah mending lo istirahat, lo laper kan gara gara tadi makan di kantin sedikit doang? Gue beliin makanan oke?" tanya arka.
"Boleh deh," Rachel tidak menolak, sebab yang dibilang arka memang benar. Dirinya masih lapar karna di kantin tadi, acara makan mereka terganggu.
"Tunggu sini, jangan kemana mana. Kalo ada apa apa telfon gue," perintah arka diangguki rachel.
Tak lama arka pergi seorang cowok menghampiri rachel.
"Hai? Lo kenapa? Ko bisa luka?" tanya cowok itu.
Ngapain si ketemu sama cowok ini lagi. Batin rachel jengkel.
"Bukan urusan lo." jutek rachel seraya memainkan ponselnya.
"Kan gue cuman nanya, judes banget sih heran." jawab cowok itu terkekeh.
Gaada yang lucu bego! Aneh. Batin rachel menggerutu.
"Lo kelas apa?" basa basi. Bagi rachel, cowok itu basa basi karena mau modus. Rachel tau.
"Bukan urusan lo," lagi lagi rachel membalas nya dengan jutek membuat cowok itu mendengus pelan.
Susah juga deketin cewek jutek. Batin cowok itu.
"Emm-Lo cantik." puji cowok itu membuat rachel memutar bola matanya malas.
Rachel diam, ia memilih sibuk dengan ponselnya daripada harus meladeni cowok aneh ini.
Kata teman temannya, dia ganteng. Ganteng darimana? Udah aneh, tukang modus, gajelas, sokap, dll membuat rachel muak.
"Serius amat main hp nya, lagi ngapain si?" kepo cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protector
Fiksi Remaja"Arka!! Kembaliin gak tas gue?!! Jangan ampe gue depak lo ya sampe pluto!" Pekik seorang perempuan yang bernama rachel. "Hahahah! Mau dong! Enak adem, iya kan??" Balas arka dengan tampang menyebalkan nya. "ARKAA! SINI LO!" Rachel adistia razuma. Seo...