>39<

584 87 5
                                    

.
.
.
.
.

Kabar simpang siur sosok penari semalam ada di kota mulai beredar. Semua orang giat menyebarkannya karena mereka melihat sendiri tarian indahnya.

Mereka ingin menemuinya lagi untuk sekedar tahu siapa dia. Meski mereka tidak melihat wajah penari secara langsung, mereka yakin dia sangat cantik, jadi bertekad menjadikannya istri mau pun menantu, sebagian ingin mempekerjakannya.

Terutama saat mereka memergoki yaoyozoru membawa selendang perak yang dipakai penari. Mereka semakin curiga jika dia masih ada di kota.

Yaoyozoru mencoba meyakinkan jika dia hanya meminjamkan selendang itu dan penari langsung pulang setelah pesta semalam.

Namun warga kota tidak mudah dikelabui, mereka tetap bersikeras yakin jika penari masih ada di suatu tempat. Yaoyozoru dipojokkan setiap saat, dia harus selalu berada dirumah atau keluar saat sepi.

"yaoyozoru-san. " panggil midoriya yang baru bangun setelah tertidur sejak pagi buta akibat demamnya. Sekarang sudah siang bolong.

"oh, midoriya, ada apa? " tanya yaoyozoru yang tengah membereskan ruang tengahnya.

"sepertinya... kau kesulitan dengan kehadiranku disini. "

Yaoyozoru tersentak, "ehm, apa... maksudmu? "

"aku sudah dengar dari kirishima, kau selalu dipojokkan untuk mengatakan dimana diriku sebagai perempuan berada. "

"oh... jadi kau sudah tahu. " momo meletakkan kain lapnya. "aku tidak menyalahkanmu kok, justru ini salahku karena membuatmu tampil dengan identitas berbeda didepan warga... "

Midoriya tersenyum dengan bibir pucatnya. "tidak, ini salahku juga. Aku akan pergi dari kota malam ini. "

"eh? " momo terkejut, "apa maksudmu? "

"setelah kami pergi, kau bisa membela diri bahwa penari itu sudah benar2 pulang. Dan jika mereka memeriksa rumahmu, maka mereka akan percaya. "

"tidak, tidak, kau bisa tetap disini, meski mereka memeriksa rumah hanya ada kau sebagai laki2. Mereka juga tidak tahu wajahmu saat menari."

Midoriya menggeleng, "aku juga sebenarnya harus segera pergi, ada hal penting yang harus kami urus. Berdasar pengalaman, biasanya kami akan terjebak lama di satu kota jika tidak cepat2 pergi karena kebaikan setiap orang yang kami bantu. "

"begitukah? "

Midoriya mengangguk.

"tapi... kau masih demam, setidaknya tunggulah sampai kau sembuh–"

"tidak apa, aku bisa beristirahat dalam perjalanan nanti, lagipula bukan aku yang mengendalikan kudanya. "

Setelah beberapa saat akhirnya momo membiarkan midoriya pergi dengan berat hati.

"kita akan pergi malam nanti, dan karna kemah kami sudah dibereskan sejak semalam, pasti warga juga akan mempertanyakannya. Katakan saja jika kami juga pergi sesaat setelah pesta karena urusan penting. "

"baiklah. "

.
.
.
.
.

Tengah malam, saat kota sudah sepi, mereka bergerak untuk pergi dari sana.

Momo hanya bisa membantu dengan mengisi perbekalan mereka dengan masakan yang akan tahan lama.

"midoriya, yakin tidak apa?" tanya todoroki yang khawatir jika midoriya yang ada di belakangnya mungkin saja pusing jika kuda bergerak.

"hm, daijoubu. Mungkin aku akan tidur karena obat yg momo berikan tadi. "

"begitu? Aku akan coba berjalan sepelan mungkin. "

Treasure-BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang