.
.
.
.
.Midoriya menganga lebar, mendengar kata yang belum pernah dia dengar, yah itu karena dia hampir setiap hari hanya bertemu ibunya yang lemah lembut.
Berpedang.
Okaa-san tak pernah mengungkit itu dalam pembelajaran.
"...eh? "
All might mengernyit saat hanya mendengar satu kata dengan dua huruf itu. "kenapa? "
"o, okaa-san... tidak pernah mengajarkanku seni pedang. " cicit midoriya yang merasa malu.
Wajah heran all might kembali ke raut biasa, "oh, memang kenapa? Tidak perlu mempermasalahkan itu. "
Midoriya mendongak, "bukannya akan sulit jika mengajariku dari nol? "
"itu memang sudah tugasku jika mau mengajarimu. "
"eh? " gadis itu mengerjap beberapakali, "itu akan makan waktu lama. "
"aku tidak memiliki batas waktu untuk pergi kemana saja. "
"all might, setahuku pengembara pun tidak boleh hanya sembarang berkeliaran, harus melaporkan apa yang dituju ke istana. Bahkan beberapa diberi tugas khusus oleh raja. "
All might hanya bertampang santai, "aku memiliki hak spesial karena diperbolehkan menjadi pengembara meski sudah bergelar kesatria, jadi boleh kemana saja asal langsung datang saat ada kejadian buruk."
Midoriya diam, dia menimbang2 apa itu akan menyusahkan all might atau tidak. Tanpa sadar lama kelamaan dirinya menggumam tak karuan.
"jangan pikirkan itu. " all might mulai merasa tak tahan mendengar suara gumaman yg mirip cicitan tak jelas. "aku yang mengusulkan, jadi semua sebab yang mungkin terjadi cukup biar diriku yang tanggung. "
"ha, ha'i... " midoriya mengalah.
"baiklah, kita akan berlatih besok. Boleh aku menginap disini untuk sekarang? "
"tentu saja. "
.
.
.
.
.Midoriya pov--
Kemarin adalah salah satu hari yang paling 'wah' buatku.
Biasanya aku hanya bangun dan ditemani okaa-san juga binatang2 dan tanaman hutan sampai tidur lagi. Ugh, aku bisa saja jadi gadis hutan jika okaa-san tidak ada bersamaku.
Meski sesekali bertemu pengembara atau kesatria yang tersesat, pertemuanku dengan all might sangat istimewa.
Dia satu2nya yang membayar budi setelah okaa-san memberitahu jalan atau merawat luka bukan dengan memberi uang atau barang mahal—meski okaa-san sama sekali tak perlu uang karena jarang pergi ke kota setelah semua kebutuhan terpenuhi.
Karena dipaksa menerima, okaa-san terkadang membelajakan uang tersebut untuk membeli kain atau peralatan tertentu. Rumah yang ditengah hutan membuat okaa-san melakukan perjalanan dua tiga hari hanya untuk bolak balik dari kota ke hutan.
All might mengatakan aku hanya perlu menganggap pelatihan seni pedangnya sebagai balas budi agar tidak terlalu canggung.
Okaa-san awalnya sempat terkejut all might mau mengajariku seni pedang, karena okaa-san sendiri bilang tak pernah mengajariku karena menganggap itu bahaya—aku baru tahu soal itu sekarang.
"dia anak perempuan, kurasa baginya pedang terlalu... berat untuk dirinya yang lembut. " kata okaa-san.
"aku dengar Nak Midoriya ingin jadi pengembara." ujar all might.
![](https://img.wattpad.com/cover/175427199-288-k664997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure-BnHA Fanfict (Completed)
DiversosSeorang gadis quirkless menyusuri takdir untuk menemukan harta yang dikatakan dapat memberikan kebahagiaan sejati. Kisah mengatakan sudah banyak nyawa hilang dalam pencarian itu. Apa harta itu benar2 ada? Sepadankah dengan semua pengorbanan? Perhat...