>38<

669 93 6
                                    

.
.
.
.
.

Lokasi terakhir yang diketahui pembuat petunjuk dilewati dengan dicapai dalam perjalanan tiga hari penuh. Tempatnya ada di kota yang berisi campuran orang yang datang dari mana saja. Penyihir, kesatria, pengembara, dan lainnya semua ada disana.

Misi mereka adalah memecahkan masalah perselisihan antar beberapa kubu besar yang mempertaruhkan daerah kekuasaan. Tidak ada pemimpin disana, sehingga masyarakatnya yang merupakan campuran dari banyak kota tidak teratur.

Midoriya dengan bantuan kelompoknya dan orang2 yang dia temui disana berhasil mencegah perang besar dan seseorang yang paling bijaksana diangkat sebagai pemimpin, membuat peraturan dan mulai membenahi kota. Debat panjang dilalui sebelum seluruh orang menyetujui kepemimpinan itu.

Midoriya mendapat banyak kenalan baru dari kota itu. Yaoyozoru, aoyama, asui, iida, koda, sato, shoji, tokoyami, hagakure dan mineta. Mereka semua adalah anggota yang membantunya sebagai kelompok yang sejak bertahun2 lalu menginginkan adanya persatuan di kota dan terwujud dengan datangnya midoriya.

Pesta besar dirayakan sebagai tanda hari bersatunya kota. Itu akan jadi tanggal penting disana.

Malam sudah larut, tapi pesta baru dimulai. Tidak ada yang diijinkan tidur hari itu. Semua akan berpesta meriah hingga pagi datang.

Midoriya duduk di bawah pohon sambil memperhatikan pesta yang berlangsung. Orang2 mengelilingi api unggun besar dan menari2.

"midoriya sedang apa disini? karena kau berperan besar dalam bersatunya kota, kau boleh menikmati pesta sepuasnya. " ujar yaoyozoru yang mendekatinya.

"tidak apa, aku sudah cukup puas dengan melihat dari sini. " senyumnya ketika yaoyozoru duduk di sebelahnya.

Yaoyozoru melihat wajah midoriya yang murung, "ada apa? "

Midoriya menunduk dan menghela nafas, "mungkin aku hanya lelah, tidak apa. "

"aku akan ambilkan segelas minuman." yaoyozoru bangkit dan pergi mengambil minum.

Entah mengapa seusai menyelesaikan misi di kota itu, midoriya tidak senang seperti biasanya. Sesuatu menganjal di hatinya. Dia merasakan hal aneh yang membuatnya resah.

Dia sama sekali tidak mengerti. Gadis itu merasakan sesuatu yang gawat akan terjadi, tapi dia tidak tahu apa.

Mungkin itu berhubungan dengan masalah selanjutnya yang tidak bisa diramal oleh pembuat petunjuk.

Berbicara soal si pembuat petunjuk, dia telah menghilang tidak lama setelah misi selesai. Dia memperdengarkan suaranya saat midoriya dan yang lain tengah berada di perkemahan.

"arigatou, aku sangat bahagia kalian mau meneruskan mimpiku. Aku sangat meminta maaf, karena harus pergi sebelum semuanya selesai meski kalian terseret dalam masalah ini karena diriku. Suara dan pikiranku kini akan menyusul ragaku yang telah lama pergi. Dimanapun aku akan berada nanti, aku mendoakan keberhasilan kalian sesulit apapun kondisinya nanti. Jangan khawatir, akan ada banyak bantuan yang datang sebagai hasil dari kerja keras kalian selama ini. Mereka akan datang disaat yang tepat. Dan jika memungkinkan, aku juga akan memberikan sebuah bantuan. Entah apa itu dan kapan serta apakah aku bisa, setidaknya aku mengharapkan itu bisa terwujud. Sekali lagi, terima kasih, wahai para pahlawanku. "

Kemudian suara itu menghilang. Semua bisa merasakan sesuatu menguap dari diri mereka dan bersatu menjadi sebuah cahaya putih yang indah di sore hari. Cahaya itu terus membubung dan bercampur dengan semburat senja. Suara itu telah pergi menemui raganya yang sejak lama tiada.

Kini semua bergantung pada mereka sendiri. Tidak akan ada lagi petunjuk pasti kemana mereka harus pergi.

Karena tidak tahu kemana tujuan mereka selanjutnya, kota itu mempersilakan midoriya dan kelompoknya tinggal disana selama yang dibutuhkan. Jika mereka akan pergi, perbekalan juga akan diisi dengan sukarela oleh warga setempat.

Treasure-BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang