>29<

728 103 5
                                    

.
.
.
.
.

Kirishima begitu antusias saat mina mengatakan bahwa jawaban petunjuk harta adalah telur elang raja, yang kini berada dekat dengan mereka.

Midoriya membahas dengan todoroki mengenai perkiraan apa yang akan telur itu tunjukkan pada mereka.

Sementara bakugou tidak memedulikan semua pembicaraan dan fokus pada makanannya.

Mina terlihat bangga saat tahu telur elang yang selama ini dia lindungi ternyata akan menjadi petunjuk pada harta penting.

"warna telur elang raja memang putih bersih, polos dan suci seperti sehelai kertas kosong. Soal sutra terlembutnya... kupikir itu adalah bulu mereka. Meski sudah dewasa dan berbadan besar, bulu mereka tetap halus seperti bulu anak burung. Sungguh, halussssss sekali, aku sangat betah ketika sedang mengusap atau memeluk mereka. Lembut dan hangat. "

"aku masih tidak mengerti bagaimana telur itu akan menuntun kita pada harta. " ujar todoroki.

"yah, bisa saja itu terjadi secara alami tanpa kita sadari. "

"boleh nanti kami memeriksanya sebentar? Hanya sekedar mengamati saat induknya meninggalkan sarang."

"tentu saja—"

Pekikan elang yang nyaring dan memenuhi langit padang rumput membuat mereka semua terdiam dari semua aktifitas dan menoleh ke arah yang sama.

"apa sekarang sudah saatnya mereka kembali ke sarang? Kurasa baru beberapa saat lalu mereka berburu. " ujar midoriya.

Mina nampak resah dan berdiri dengan terus memandang kearah sarang berada, "tidak, mereka hanya kembali saat siang dan malam. "

"apa? Kalau begitu–"

"ada pemburu!" mina segera berlari secepat mungkin saat lengkingan elang kembali terdengar.

"mina-chan! " midoriya mengejar.

Todoroki meletakkan piringnya dan mengekori tanpa pikir panjang.

Kirishima menyeret bakugou yang masih tampak cuek saat makan. Piring yang untungnya sudah kosong jatuh berkelontang ke tanah.

"shitty hair! " bakugou sudah siap meninju setelah lepas dari tarikan di jubahnya.

"kita harus bantu mereka, jangan diam saja! " kirishima menyela emosi.

Pemandangan yang terlihat saat mina sampai ke lokasi sarang elang sungguh bencana.

Seorang pemburu menebang pohon dengan kapak perak besar, sedangkan dua temannya menghalau elang raja mengganggu mereka dengan tameng kayu jati dan pemukul panjang.

Lengkingan elang yang murka semakin menjadi ketika pohon tempat sarangnya berada sudah setengah perjalanan menuju tumbang.

Sarang besar di dekat pucuk pohon terlihat akan jatuh jika guncangan akibat kapak dibuat lebih kuat lagi.

Mina geram, geram bukan main. Pemandangan itu adalah neraka baginya. Dia seolah melihat adiknya tengah diganggu dari tidur nyenyaknya.

"hentikan! " raung mina dengan wajah mengeras dan nafas memburu.

Ketika penebang menjeda kegiatannya dan menoleh kearah teriakan mina, saat itu gadis bersurai pink itu melesat maju bersamaan dengan menarik pedang dari sabuk bajunya.

Penebang yang terkejut tanpa pikir panjang mengayunkan satu2nya senjata yang dipegang, kapak peraknya, saat mina sudah dirasa dalam jangkauan serangan.

Mina langsung mengerem sepersekian detik dan meloncat mundur kebelakang menghindari ayunan kapak yang mengincar sisi kiri tubuhnya.

Gadis itu menunjuk wajah penebang dengan mata pedangnya, "pergi darisana! Orang dengan niat kotor sepertimu tidak akan kubiarkan menyentuh apapun dari elang raja! "

Treasure-BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang