>41<

579 77 4
                                    

.
.
.
.
.

Todoroki terdiam tidak percaya. Dia melihat kakaknya yang telah menjadi penjahat bertahun2 lalu. Midoriya akan menahan pertanyaannya sampai mereka keluar dari bangunan itu nanti.

"saa, biar kudengar dulu penawaranmu. "

Jubah abu2 mengulurkan tangannya keluar. "bergabunglah denganku. "

"untuk apa? "

"kita kuasai dunia. "

Midoriya semakin memfokuskan pendengarannya.

"wah, tamak sekali. " dabi berkacak pinggang.

"kau tidak tertarik? "

"hm, bukan begitu sih. Aku tidak ingin sampai menguasai semuanya, itu merepotkan. Tapi mungkin aku bisa ikut, untuk bersenang2. "

"jadi? "

"asal kau membiarkanku melakukan hal sesukaku, maka aku akan memikirkannya. "

"baiklah, tidak seluruhnya kubebaskan, tapi kau akan lebih leluasa dibanding anggotaku yang lain. "

"berapa banyak anak buah yang kau miliki? "

"aku tidak akan sebut, tapi kau anggota terakhir yang akan kurekrut."

"ohh, benarkah? Kalau begitu kau sudah siap menyerang kapan saja? "

"yah, sebenarnya akan kulakukan setelah tiba di kota pusatnya. "

"kapan kalian pergi? "

"sekarang juga, jika kau mau. "

Dabi mendengus malas, "baiklah... kalian terkesan memaksa, jujur saja. "

Jubah abu2 terkekeh, "kau juga mau, ayo pergi. "

Dabi mengangguk pelan, mengikuti jubah abu2 dan hitam yang sudah berbalik pergi. Sebelum keluar, dabi kembali melihat kedalam. Matanya memicing ke satu tempat.

Tangannya diulurkan ke satu runtuhan dinding yang tinggi. Menyalakan quirk api birunya untuk membakar dinding itu selama beberapa detik.

"apa yang kau lakukan? " tanya jubah hitam.

Dabi menghentikan quirknya setelah runtuhan tampak gosong. "tidak, kukira tadi ada tikus disana. Ternyata hanya khayalanku. " dia berbalik dan keluar dari bangunan itu.

Dibalik reruntuhan,

"midoriya, daijoubu? " tanya todoroki yang melindungi mereka dengan dinding es yang dibuat buru2 saat dabi menyerang mereka dengan quirknya.

Midoriya menghela nafas dan mengangguk, "dia menyadari kita,ya?"

"dia sadar. "

"todoroki-kun, tadi kau terlihat terkejut begitu villain itu memunculkan diri. "

Todoroki melelehkan dinding esnya. "dia... kakakku. "

"apa? "

"dia pergi dari rumah bertahun2 lalu karena tidak tahan dengan sikap ayah dan menjadi penjahat. Aku tidak tahu jika dia ada di kota ini. "

"kau.... pergi juga karena itu? "

"ya, tapi aku tidak ada niatan untuk melakukan tindak kriminal. "

Midoriya tidak tahu rasanya punya ayah seperti apa, tapi sepertinya situasi todoroki sangat sulit.

"bagaimana dengan ibumu? "

"ibuku bertahan dengan kedua kakakku."

"oh, kalian banyak bersaudara, pasti menyenangkan. "

"yah, kalau saja pak tua itu tidak mengacau. Ayo kita keluar, kita perlu kabari rencana mereka pada yang lain. "

Treasure-BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang