>46<

774 89 16
                                    

.
.
.
.
.
.
.

All might bernafas berat ketika orang2 mulai menghampirinya dan menggantikan untuk menahan pergerakan kurogiri.

Lukanya benar2 terasa sakit setelah berhenti bergerak, all might menahan untuk tidak mengerang keras.

Momo menciptakan alat2 untuk mengurus lukanya melalui quirk dan orang lain yang mengobati all might. Pengobatan dadakan itu harus dilakukan sebelum all might kehilangan lebih banyak darah. Tidak ada obat bius, all might menahan rasa sakit ketika lukanya mulai dibersihkan.

"gomennasai... " mina menggigit bibir saat menangani pengobatan.

"daijoubu... " all might menahan nafas sesekali saat lukanya ditekan. "midoriya... bagaimana dengan dia? "

Mina menoleh sejenak pada lokasi dimana orang yang dimaksud berada, dia kembali pada pengobatan dan menggeleng. "maaf, saya tidak bisa melihat apa yang terjadi disana. Orang2 menutupi. "

Uraraka menangis ketika mendatangi midoriya, dia bersimpuh dan mencoba memeriksa.

Terdengar seseorang terjatuh diluar kerumunan. Mereka memberi jalan dan nampak sosok todoroki berusaha kembali berdiri meski tenaganya sudah tak tersisa. Namun dia tak memedulikan dirinya, dia menatap pada tujuannya dengan manik dwi warnanya. "midoriya... "

Melihat sosok yang dia cari terbaring dengan kepalanya yang ada di pangkuan uraraka, todoroki kembali memaksa bergerak dan akhirnya jatuh terduduk disamping midoriya.

Lebam. Entah berapa banyak, todoroki hanya bisa melihat sebatas pada kulit yang tidak tertutup pakaian. Luka parah pada kakinya. Lengan kanannya memiliki luka kelupas setelah shigaraki sempat menggunakan quirknya tadi. Bekas cekikan di lehernya. Goresan panjang di pipinya.

Todoroki merasa sakit, bukan karena lelahnya, hatinya tercubit. Otoko itu mengangkat tangannya dan mengusap goresan di pipi midoriya. Dia menahan diri untuk tidak menangis didepan banyak orang. Namun matanya mulai tergenang.

"dia pingsan...namun dengan luka2 yang dia dapatkan, dia tidak akan bangun dalam satu dua hari... " ujar uraraka lirih. Dia menyingkirkan anak rambut yang menghalangi mata midoriya dengan lembut. "tapi aku bersyukur... setidaknya deku-kun masih bisa sembuh. "

Todoroki mengangguk kecil. Meski lega midoriya akan baik2 saja dia tetap berharap gadis itu segera siuman.

Dia berada didekatnya sebelum disibukkan oleh villain. Padahal midoriya tidak boleh terluka, namun justru tidak ada yang menjaganya.

Todoroki ingin menyalahkan dirinya yang sempat berpikir midoriya akan aman jika tetap berada dibelakangnya. Namun itu yang justru mencelakakannya.

Uraraka mengulurkan tangannya pada luka di kaki midoriya. Setelah beberapa detik berkonsentrasi, dia menyerah. "aku tidak lagi memiliki kekuatan untuk sekedar sedikit menyembuhkan lukanya. Sihirku tidak berfungsi jika aku kelelahan... "

Todoroki menoleh mencari tas midoriya, biasanya terdapat banyak alat untuk mengurus luka2 disana. Namun barang itu tidak ada dimanapun. Villain pasti sudah membuangnya.

"todoroki-san, gunakan ini. " momo datang dan menyerahkan alat kesehatan. All might sudah selesai dirawat.

Tangan todoroki tidak kuasa untuk sekedar menerima alat2 itu, tenaganya benar2 habis saat mengurus muscular. "gomen, apa ada yang bisa mengobati kakinya? "

Jiro masih memiliki sedikit tenaga, dia maju dan mulai mengurus luka midoriya.

Kirishima tengah menahan bakugou yang hendak menghajar kurogiri meski dirinya juga lelah. Bakugou kesal pada kabut yang menghalangi midoriya untuk ditolong tadi.

Treasure-BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang