#25 M e m e t i k H i k m a h

1.6K 221 13
                                    

Ambil setitik hikmah dari setiap hal yang kita lewati. Sebab hidup adalah serangkaian pelajaran yang harus kita lalui untuk dimengerti.
~ Hi Reza ~

🍂🍂🍂

“Jaga adik kamu Hafiz. Abi dan ummi pamit.” seru Aryan —abi— Hafiz, Reza, dan Nafisa sebelum pergi.

“Iya, ummi juga titip Reza ya.” bisik ummi marwah pelan, pada Hafiz.

Keduanya akan kembali ke Jogja. Mengurus usaha mereka yang di sana.

“Iya abi, ummi. InsyaAllah Hafiz akan menjaga mereka.” balas Hafiz.

Aryan dan Marwah masuk ke dalam taxi. Meninggalkan Hafiz yang mengantar mereka ke depan rumah seorang diri.

Reza dan Nafisa sudah hampir dua hari mengurung diri mereka di kamar masing-masing. Akibat perdebatan dikeluarga mereka dua hari yang lalu.

Hafiz masuk ke dalam rumahnya setelah kepergian kedua orangtuanya. Menuju kamar adik-adiknya.

“Za,” Hafiz mengetuk pintu kamar Reza.

“Abi dan ummi sudah pergi, keluar Za. Udah dua hari kamu gak makan.” bujuk Hafiz.

Perlahan pintu kamar Reza terbuka, melahirkan rasa senang dihati Hafiz.

“Alhamdulillah, akhirnya kamu mau keluar. Makan dulu sana. Tadi ummi udah masak makanan kesukaan kamu di bawah.” ujar Hafiz.

“Aku gak laper. Aku izin keluar ya bang.” balas Reza.

Hafiz melirik pelipis dan ujung bibir Reza. “Kamu mau kemana? Dan terus bibir dan pelipis kamu kenapa? Benar kamu tawuran lagi?” pertanyaan dari Hafiz.

Reza menarik napas dalam.

“Dua hari yang lalu Reza gak sengaja dikira jambret sama warga. Reza dikira ngambil dompet perempuan, terus mereka langsung main keroyokan.”

Hafiz beristighfar.

“Kenapa kamu gak jelasin semuanya didepan abi. Biar abi gak terus-menerus salah paham sama kamu.”

“Buat apa?” sela Reza cepat. “Percuma... Abi gak akan percaya apapun yang keluar dari mulut Reza, karena abi cuma bakal dengerin ucapan anak-anaknya, yaitu bang Hafiz dan Nafisa.” ungkap Reza.

“Kamu juga anak abi, Za.” tekan Hafiz.

“Alah... Gak usah sok baik deh bang. Abang seneng kan jadi anak kesayangan, anak kebanggaan. Mending abang urus aja diri abang. Reza bisa ko urus diri Reza sendiri.” pungkas Reza dan memilih pergi.

“Kamu mau kemana Za?” panggil Hafiz, sama sekali tak digubris.

Hiksss..

Hafiz langsung menoleh ke arah kamar Nafisa, saat terdengar isakan tangis dari sana. Pintu kamarnya pun sedikit terbuka, sepertinya tadi ia mendengar apa yang dibicarakan Hafiz dan Reza.

“Nafis--” Hafiz membuka pintu kamarnya perlahan.

“Boleh abang masuk?” sambung Hafiz.

Hi Reza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang