E x t r a P a r t

4.2K 238 56
                                    

Yakinlah bahwa Allah selalu mempunyai cara untuk membuat para hamba-Nya bahagia.
∽Hi Reza∽

🍂🍂🍂

"Assalamualaikum." Irsyad menyelonong masuk ke dalam kamar Reza.

"Jam segini baru dateng," cibir Nino yang sudah lebih dulu berada di sana.

"Sengaja biar tinggal makan."

"Makan mulu pikiran lo. Pake tuh."

Nino melempar sebuah baju batik kepada Irsyad. Seragam untuk acara lamaran Reza dan Sasya. Irsyad langsung mengganti bajunya di sana.

"Berasa liat badut mampang gue," celetuk Reza, melihat Irsyad dari cermin yang berada di depannya.

"Mentang-mentang perut gue kaya ibu-ibu hamil tiga bulan."

"Alhamdulillah, akhirnya sadar."

"Awas aja lo, Za. Kalo bajunya kekecilan."

"Bukan salah size bajunya lah, salahin size perut lo."

Nino terkekeh, sedangkan Irsyad berdecit pelan. Sambil mengancingi bajunya, ia berkata, "Eh, betewe. Lo dari kapan si Za nyiapin ini semua? Kok nggak bilang-bilang ke kita kalo lo mau reunian sama Sasya."

"Reunian, lo pikir mereka mau ngadain perkumpulan alumni TK."

"Maksudnya itu loh yang celebek-celebek,"

"Celebek?" Nino dan Reza menaikkan sebelah alis mereka.

"Itu loh, yang Cinta Lama Bersemi Kembali ... eh, apa yang Belom Kelar, ya?"

"Celebek, celebek."

"C.L.B.K!" Baru kali ini Nino tak sabar menghadapi Irsyad.

Berbeda dengan Reza yang malah tersenyum-senyum sendiri di depan cermin kamarnya. Mengingat kebaikan yang telah diperbuat kakaknya.

Karena, satu minggu lalu ..

Tatkala langit sudah berwarna hitam pekat. Reza tiba di rumah baru kakaknya yang kini ditinggali bersama istrinya.

"Bang Hafiz ngapain sih malem-malem nyuruh aku ke sini?" tanya Reza to the point.

Raut wajahnya masih tak jauh beda dengan saat di rumah. Tertekuk seperti gulungan tikar.

"Jangan kesel gitu dong. Maksud abang nyuruh kamu ke sini itu baik kok," jeda Hafiz tiga detik.

"Abang udah dengar semuanya dari Nayra. Kalau sebenernya, belakang ini kamu sedang memperjuangkan mantan kamu lagi, kan?"

Reza diam. Bingung bagaimana menanggapinya. Karena apa yang di katakan kakaknya entah pujian atau ledekan.

"Maafin abang, ya, kalau selama ini abang kurang peka. Sekarang kamu tenang aja, karena abang dan Nayra udah siapin semuanya."

Dahi Reza mengerut. "Siapin apa?"

Nayra datang membawa sebuah kotak kaca, yang terlihat seperti seserahan.

"Aku sama kakak kamu siap anterin kamu buat ngelamar gadis pilihan kamu, Za. Nih, kakak kamu udah siapin semuanya. Sisanya ada di sana. Pokoknya kamu tinggal persiapin diri aja," ujar Nayra selaku teman Reza. Yang kini baru merangkap jadi kakak iparnya.

"Aku masih nggak ngerti maksud kalian."

Hafiz dan Nayra saling melempar tatapan.

"Masih nggak ngerti apanya lagi sih, Dek?" Hafiz terkekeh, kemudian menggeser kotak itu ke depan Reza.

Hi Reza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang