#45 B u k a n U t a m a

1.1K 184 9
                                    

Semakin tinggi ilmu seorang wanita, maka semakin sederhana pula penampilannya
Hi Reza

🍂🍂🍂

Satu minggu telah berlalu kini waktu kembali bertemu pada hari minggu. Sudah tiga hari lamanya Aryan di pindah ke ruang ICU, sebab keadaannya yang tiba-tiba saja memburuk.

Tidak seperti Marwah yang langsung di perbolehkan pulang setelah dua hari mendapatkan perawatan dan kini sudah gagah mondar-mandir melihat keadaan Aryan.

"Sayang." Marwah menyentuh punggung Reza yang tengah tertidur di kursi tunggu depan ruang ICU.

Reza memang selalu mendapatkan tugas jaga malam, sebab ketika siang ia harus sekolah dan Hafiz pun ketika malam harus dinas.

Sehingga keduanya bertukar jam untuk menjaga ayah mereka, agar tidak mengganggu aktivitas yang ada.

Marwah yang saat ini ingin menggantikan Reza untuk berjaga, lantas mengusap pucuk kepala Reza.

Reza mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak, ketika ada sesuatu yang menyentuh rambutnya.

Ia segera bangkit dari tidurnya saat menyadari itu adalah umminya. "Ada apa, Mi?" tanya Reza sambil mengucak mata.

"Sudah jam enam pagi. Kamu sholat subuh tidak, tadi?"

"Udah kok, Mi."

"Alhamdulillah. Yasudah, ayo sarapan dulu. Ummi sudah bawain bubur buat kamu. Abis sarapan kamu istirahat aja di rumah, biar ummi yang gantiin jaga."

"Bang Hafiz sama Nafisa nggak ke sini, Mi?"

"Abang kamu tadi masih di parkiran, kalau Nafisa mungkin ke sini agak siang ... Sudah cepat kamu makan, pasti sedari malam lapar dan kedinginan." Marwah tersenyum manis sambil terus mengusap-usap punggung Reza.

Reza membalas Marwah dengan senyuman manisnya, kemudian melahap bubur yang Marwah seja bawa untuknya.

"Za," sapa Hafiz yang baru tiba dan Reza langsung menyalami punggung tangannya.

"Sarapan, Bang."

"Iya, makasih. Tadi abang udah."

Reza melanjutkan aktivitasnya.

"Abang pulang dinas jam berapa? Kok aku nggak liat," tanya Reza ketika sudah selesai.

"Abang pulang jam dua pagi. Pas abang lewat, kamu lagi tidur pulas. Makanya abang nggak pamit," balas Hafiz.

Reza hanya ber'oh.

Selang beberapa saat ia berpamitan untuk pulang, sambil menyalami punggung tangan kakak dan umminya secara bergantian.

"Mau abang antar nggak?" tawar Hafiz.

"Enggak usah, Bang." tolak Reza halus.

"Atau nggak kamu bawa aja mobil abang." Hafiz menyodorkan kunci mobilnya.

"Males, ah. Aku masih ngantuk, naik bis aja."

"Yasudah, hati-hati di jalan. Jangan sampai ketiduran apalagi kebablasan," pesan Hafiz.

Reza mengangguk pelan. "Aku pulang ya, Mi, Bang. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam," balas Hafiz dan Marwah secara bersama.

※※※

Hubungan Sasya dengan kedua orangtuanya kini semakin membaik setiap harinya. Terbukti hari ini mereka kompak menyiapkan acara syukuran di rumah mereka. Yang di adakah untuk mengungkapkan rasa syukur Pasya atas keberhasilan bisnis barunya.

Hi Reza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang