#14 S u d u t B e r b e d a

1.9K 255 5
                                    

Waktu bisa saja membuat seseorang melupakan orang yang pernah berarti dihidupnya. Namun tidak dengan kenangannya.
~ Hi Reza ~

🍂🍂🍂

Cahaya mentari pagi telah menyinari seisi ruangan. Hordeng yang dibiarkan terbuka membuat cahaya itu masuk melalui celah-celah jendela begitu saja.

Selepas hari kenaikan kelas para murid SMA Pelita Bangsa telah diliburkan kurang lebih selama dua minggu lamanya. Hari-hari yang begitu menyenangkan bagi sebagian orang karena akhirnya terbebas sebentar dari beban pelajaran.

Meski tak dapat dipungkiri rasa rindu pun terkadang menghinggap di hati karena harus terpisah dengan teman-teman yang di sayangi.

Menciptakan sebuah dilema bagi seorang pelajar. Yang biasanya selalu meminta di liburkan saat waktu pelajaran, kini menjadi menggebu-gebu ingin liburan segera usai agar dapat berjumpa dengan para teman.

Memang waktu terbaik bagi para pelajar ialah berada disekolah, ngerumpi bersama teman tanpa ada pelajaran yang mengisinya.

Jam kosong. Pergi mepet waktu dan pulang lebih dahulu. Sangat teladan bukan.

Reza terkekeh hambar mengingat itu semua. Di saat kini ia tengah menyendiri didalam kamarnya, menghabiskan waktu liburannya.

"Abanggg--" suara nyaring nan cempreng itu menembus masuk ke dalam kamar Reza.

Reza yang tengah terbaring nyaman diatas kasurnya, kini harus terbangun karena suara yang hampir saja merusak telinganya.

"Ada apa?" balas Reza gusar didepan pintu kamarnya.

"Ada kak Nino sama kak Irsyad."

"Mau ngapain?"

"Kangen katanya." Jawab Nafis seadanya, sesuai yang dikatakan oleh teman kakaknya.

"Idih." Reza merinding ngeri karena bagaimana pun ia laki-laki sejati. Masa iya yang rindu dengannya seorang laki-laki.

"Ngapain lo." tegur Reza sesampainya ia bawah.

"Ada temen main ke rumah sediain kopi kek, malah nanya kaya gitu." sahut Irsyad.

"Lo pikir rumah gue warkop, dateng ke sini cuma minta kopi."

Nino terkekeh, lalu kini ia yang bicara, "Santai Za, gak kangen apa lo sama kita."

"Tau, kita ke sini tuh cuma mau mewarnai hidup lo yang hambar kek sayur tanpa garam itu Za. Harusnya lo makasih sama kita." ujar Irsyad.

"Silakan di minum kak." ucap Nafisa sambil meletakkan minuman yang ia buat diatas meja.

"Tumben ada tamu ngerti. Biasanya harus abang teriakin dulu baru buat minum."

"Maklum Za, pasti karena ada gue. Iya gak." celetuk Irsyad percaya diri.

Nafisa menaikkan sebelah alisnya karena merasa malas mendengarkan ucapan salah satu teman kakaknya yang terkenal sebagai raja gombal. Ia begini sebab ada Nino di sana, teman kakaknya yang diam-diam ia suka.

"Nafis ke kamar dulu bang." pamitnya pelan.

Reza mengangguk pelan, lalu kembali menatap kedua temannya. "Lo sebenarnya ngapain sih berdua, pagi-pagi ganggu aja." cibir Reza.

"Kita mau ajak lo refreshing Za. Gue sama Irsyad udah booking hotel buat kita nginep selama tiga hari ke depan. Lo mau ikut kan?" ujar Nino.

Reza diam sejenak hingga akhirnya ia menjawab, "Nggak." balasnya singkat.

"Wah parah lo Za, ikut lah. Kasian Nino udah abis duit banyak." bujuk Irsyad.

"Abis duit banyak buat apaan?"

Hi Reza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang