#50 M u l a i T e r b i a s a

1.3K 177 12
                                    

Jika dengan terbiasa semuanya menjadi bisa. Berarti termasuk melupakannya.
Hi Reza
🍂🍂🍂

Sorak para gadis SMA Pelita Bangsa begitu nyaring menyemangati tim basket khususnya yang berasal dari kelas XII IPA. Hari ini merupakan pertandingan final antara tim Reza dan tim lawannya yang berasal dari kelas XII IPS. Tak lain kelas Sasya.

Di lapangan berukuran 28×15 meter, Reza dan timnya mengerahkan segenap kemampuan mereka untuk menghadapi para lawannya.

Masing-masing dari mereka sudah memiliki posisi utama, yakni Nino sebagai center, Rayhan di posisi Power forward, Rangga-salah satu murid kelas IPA 2-di posisi Small forward, Irsyad berada di posisi Shooting guard, dan Reza menempati posisi terpenting yakni Point guard.

Posisi Reza terbilang penting karena merupakan nyawa untuk tim yang akan sangat menentukan kemenangan mereka. Menjadi playmaker untuk tim yang harus bisa melakukan pertahanan sesuai yang diinstruksikan oleh pelatihnya, harus benar-benar menguasai skema bertahan, serta mengatur pemain lainnya agar tetap kompak dalam menjalankan strategi defense untuk melimitasi point lawan.

Dua puluh menit permainan berjalan, skor tim Reza sempat terbalap oleh lawan. Akan tetapi, itu semua tak menyurutkan semangat tim Reza untuk memenangkan pertandingannya.

"Semangat, guys!" ucap Reza sesekali, sambil menepuk punggung teman-temannya.

"Yokkk, semangat, semangat!!" Irsyad ikut menyemangati timnya. Lalu ketika jeda istirahat, mereka berkumpul disatu tempat.

"Tenang, guys. Selama waktu masih berjalan, masih ada kesempatan kok, buat tim kita menang. Kita pasti bisa susul skor lawan," ujar Reza, memberi energi positif untuk teman-temannya.

Ketika permain hendak kembali dimulai, mereka menyatukan tangan, menumpuknya di tengah-tengah. Kemudian pelatih mereka berucap, "XII IPA-"

"BISAAA!!!" Sorak tim Reza kompak, kemudian kembali masuk ke lapangan.

Di tengah keramaian murid SMA Pelita Bangsa yang menonton pertandingan, ada Sasya yang memperhatikan Reza secara diam-diam. Ia tak mungkin berteriak untuk Reza seperti yang lainnya, sebab lawan Reza merupakan teman satu kelasnya. Jika ia sampai ketahuan mengeluarkan dukungannya untuk Reza, pasti ia akan semakin dikucili oleh teman-temannya. Jadi, lebih baik ia mendukungnya tanpa suara.

"Reza semangat!!!"
"Aaaa!!"
"Rezaaa, kenapa sih lo ganteng banget!!!"

Sasya sudah sangat histeris dalam batinya sejak awal pertandingan dimulai. Melihat betapa sexynya Reza mendribbling bola dengan keringat di keningnya.

Apalagi, ketika Reza menyugar rambutnya, membuat Sasya ingin terkulai tak berdaya.

Astagfirullahaladzim..
Astagfirullahaladzim..

Dalam batinnya Sasya terus beristighfar, meski matanya tak bisa sedikitpun berpaling dari kapten tim basket itu.

Tak lama suara peluit berbunyi. Wasit dipertandingkan menyatakan skor kedua tim seri. Artinya akan diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor.

Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Reza memanfaatkan waktu tersebut untuk kembali mengatur strategi bersama pelatih dan tim.

Selesai sorak bersama dengan mengucap basmallah. Mereka kembali ke lapangan.

"BRADER, SEMANGAT!!! kalau kalian menang, Ai beneran jadi anggota geng kalian, ya," teriak Bams dari sisi lapangan, ia berdiri paling depan di antara para perempuan.

Hi Reza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang