#40 J a l a n i Y a n g A d a

1.2K 185 7
                                    

Alam memang tak menjanjikan langit selalu biru, daun selalu hijau ataupun bunga yang selalu bersemi. Namun ketahuilah Allah Maha memberi pelangi setelah badai, berkah disetiap cobaan dan jawaban indah dari setiap doa yang kita panjatkan.
~ Hi Reza ~

🍂🍂🍂

Langkah kaki Sasya berhenti tepat di sebuah cafe. Berjalan selama tiga puluh menit membuat otot kakinya terasa meluang. Hingga akhirnya ia masuk ke dalam, berniat mencari tempat untuk beristirahat.

Tringg..

Bunyi bel di atas pintu pertanda ada pelanggan yang datang. Reza membalikkan tubuhnya, menyapanya dengan senyuman.

"Selamat datang."

Sasya terperangah. "Reza."

"Sya?"

"Lo ngapain pake seragam sini. Lo kerja, Za?"

Reza mengangguk kelu.

"Lo mau makan?"

Sasya menggeleng.

"Minum?"

Menggeleng lagi.

"Terus mau ngapain?"

Sasya diam penuh tanya.

"Sya?"

"Mau numpang ngademmm.. Boleh ya, kaki gue mau copot rasanya. Aduhhh.." rengek Sasya dihadapan Reza.

Kehebohannya yang sempat menghilang, kini kembali muncul ke permukaan. Membuat Reza tersenyum senang, karena seperti inilah Sasya yang ia kenal.

"Emang lo dari mana? Lo kan harusnya istirahat, Sya."

"Gue abis lari maraton dari rumah. Lupa bawa dompet buat naek ojek." balas Sasya dengan wajah cembetut.

Reza menarik napas dalam, menjatuhkan tubuhnya di kursi depan Sasya.

"Kenapa lagi, pergi dari rumah?" tanya Reza halus. Memancing debaran jantung Sasya bak di tabuh anak gorila.

Reza menegaskan Sasya.

"Lo kesambet? Diem mulu."

"Enak aja!" Sasya memberengut. "Bokap, nyokap gue lagi pulang ke rumah."

"Bagus dong. Berarti kalian bisa quality time sekeluarga."

"Quality time apanya. Sekarang aja mereka malah pergi gak tau kemana. Padahal gue abis di rawat."

Reza ingin sekali menggenggam tangan Sasya guna menenangkannya, namun ia berusaha menahannya.

"Gue ke belakang dulu ya." pamit Reza, demi menjaga hatinya agar tidak goyah.

Berbeda dengan Sasya yang malah menggerutu di sana, "Tinggalin aja terus, tinggalin." menghempaskan napas kasar.

※※※

"Senang bertemu denganmu, Dika. Makin sukses sepertinya." ucap Pasya-ayah Sasya.

"Bisa aja, Pas. Kamu juga kelihatannya sukses banget sekarang." balas teman lamanya yang bernama Dika.

Mereka sedang bertemu disebuah restoran. Dalam rangka reuni kecil-kecilan, sekaligus merayakan awal kerja sama yang baru dibangun keduanya.

"Ini Nayra teman SD Sasya kan?" tanya Ratna.

Gadis berusia tujuh belas tahun itu membalas dengan sopan, "Iya, tante. Saya Nayra."

Hi Reza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang