LUPA

155 14 0
                                    

Ali sedang fokus dengan laptopnya di meja makan, sambil menikmati kopi. Datanglah Om Bryan dan Tante Nana menghampiri, dan mengajak Ali bicara. Melihat Tante dan Om nya duduk, Ali buru buru menutup laptoonya dan berusaha beranjak dari kursinya dan ditahan oleh Tante Nana. Mereka ingin Membicarakan masalah biaya dan keperluan yang telah di booking untuk pernikahan Ali.

"Li, kayaknya urusan kamu sama April harus segera diberesin deh. Bener ya Pi?". Tanya Tante Nana

"Iya Mam". Ucap Om Bryan

"Apalagi si Tante?". Tanya Ali

"Hah ! Lah kok apalagi ? DP Hotel DP baju pengantin, DP catering, semuanya. Itu ada uang Tante juga loh". Ucap Tante Nana

"Udahlah Tante, nanti Ali ganti". Ucap Ali

"Heh, ga bisa. Pi, ngomong dong sama ponakanmu nih". Ucap Tante Nana

"Eh Mi, tapi bukannya nanti bisa dipake lagi kalo Ali mau nikah beneran?". Tanya Om Bryan

"Bisa, tapi kalo kelamaan hangus". Ucap Tante Nana

"Emang udah ketemu Li?". Tanya Om Bryan

"Ketemu apaan Om?". Tanya Ali

"Hahahahhahahahahahahaha Ali Ali". Tante Nana tertawa

Melihat Tante Nana dan Om Bryan yang kembali berdebat, Ali lagi lagi memilih untuk berdiri dan menjauh dari mereka. Sepertinya Ali mulai suntuk karena selalu disalahkan atas batalnya pernikahan itu.

Selama di kantor, tiada hari tanpa bayangan April. Ali selalu terbayang saat April membuatkannya kopi, membawakannya sarapan, bahkan datang ke ruangan Ali hanya untuk menengok keadaan Ali. Semua masih terbayang di fikirannya. Ali sama sekali tidak melupakan Prilly, tapi sikap April yang setiap kali memperlakukan Ali sama seperti apa yang Prilly lakukan. Mungkin itu yang akhirnya bisa membuat Ali akhirnya menerima kehadiran April, dan terbayang dengan kehadirannya. Sayangnya, April sudah tidak lagi ada di kantor itu. Tapi ternyata, Ali diam diam selalu menstalking account social media April, Instagram, Facebook, dan melihat foto foto April dan pacar barunya.

"Mati gue. Gila !!!!!!". Teriak Ali

Berusaha menghilangkan bayangan April di depan matanya, akhirnya membuat Ali tertidur. Sekretaris Ali, Icha, pun masuk ke ruangannya dan membawakannya kopi, sayangnya Ali tertidur. Akhirnya Icha membangunkan Ali. Tapi ternyata Ali malah melihat yang ada didepan matanya adalah April.

"Ali....". Ucap Icha

"April?". Ucap Ali, yang terbangun dan loncat dari sofanya

"Kok April sih ?". Tanya Icha

"Astagfirullah, Icha". Ucap Ali

"Habis mimpiin April ya kak? Belum move on dong berarti ?". Tanya Icha, sambil tersenyum meledek

"Bisa aja kamu". Ucap Ali

"Nih aku bawain kopi buat kak Ali". Ucap Icha

"Makasih ya". Ucap Ali

Berpindah duduk, kini Ali duduk lagi didepan laptopnya. Ya, sambil menstalking account mantan pacarnya, tidak lama kemudian, Reza menelfon Ali dan memberitahukan bahwa April ingin mengurus rumah yang diberikan Ali untuk April. Dan ,

"Pesen April juga, ngapain lo stalking akunnya April mulu. Hahahaahhaaha". Ucap Reza

"Haduh". Ucap Ali

"Hahaha, bener kan, boong kan lo". Ucap Reza

"Bego bego bego !!!!". Teriak Ali

~

Ali sudah menunggu di depan rumah, menunggu kedatangan April. 10 menit kemudian, April akhirnya datang, dan ternyata di antar oleh pacar barunya. Ali turun dari mobil, bersamaan dengan April yang turun dari mobil dan sedang berpelukan dengan pacar barunya. Hatinya memang masih untuk Prilly, tapi matanya benar benar terlihat tidak rela melihat April dipeluk laki laki lain.

Masuk ke dalam rumah, seperti biasa. Ali selalu lupa dengan kunci, wajahnya pun panik, dan ternyata kuncinya dibawa oleh April

"Kebiasaan". Ucap April

~

"Udah baca email gue?". Tanya April

"Email?". Tanya Ali

"Gue kirimin 3 hari yang lalu". Ucap April

"Oh, gue sibuk. Gue ga akan baca kalo lo ga notice gue". Ucap Ali

"Hem, aneh ya, ngecek email ga sempet tapi ngecek facebook gue sempet". Ucap April

"Nih, baca, udah gue print". Ucap April, sambil memberikan kertas

"Ngerti gak maksudnya?". Tanya April

"Soal rumah kita kan?". Tanya Ali

"Statusnya harus diperjelas. Udah ga ada lagi rumah kita, yang ada rumah lo, atau rumah gue. Atau mau di jual, duitnya bagi dua". Ucap April

Mendengar ucapan April, Ali sesungguhnya sedih. Sedih karena harus menjual hasil dari apa yang dia dapat selama ini. Tapi, memang semua yang ada di rumah itu isinya kenangan , yang justru akan membuat mereka semakin susah untuk lupa.

April masuk ke kamar, dan membereskan semua baju baju yang sebelumnya sudah dia masukkan ke dalam lemari. Dan membereskan semua barang barang yang sudah dia pindahkan dan sudah ditata rapi. April dan Ali sama sama meneteskan airmata, saat melihat foto Prewedding yang sudah terpajang di dinding rumah, tidak percaya semuanya berakhir dengan cara seperti ini. Sambil menarik kopernya dan meneteskan airmata,

"Aku pergi". Ucap April

Terdengar suara ditelinga Ali, menyuruhnya untuk mengejar April. Tapi kakinya terlalu kaku untuk melangkah, Ali akhirnya membiarkan April pergi begitu saja.

Dalam hati April:

Maafin aku ya Pril, aku gagal. Aku bukan orang yang bisa kamu percaya untuk membuat Ali bahagia.

HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang