LUPA

136 13 0
                                    

Ali mengajak Dimas dan Reza bertemu di cafe langganannya, sambil menunggu, Ali mendengarkan lagu menggunakan headsetnya. Ya, karena suaranya yang sebenarnya gak terlalu bagus, membuat pengunjung cafe lumayan terganggu dengan suara Ali. Tidak lama kemudian, Dimas dan Reza datang, dan mencabut headset dari telinga Ali. Dan memberitahukan bahwa pengunjung cafe terganggu dengan suaranya, Ali pun tersenyum malu.

"Gue baru tau rasanya jadi jomblo sekarang". Ucap Ali

"Emang gimana rasanya Li?". Tanya Dimas

"Luar biasa, bebas dan Free". Ucap Ali

"Oiya?". Tanya Dimas

"Iyalah, gak ada kewajiban, gak ada tuntutan, gak ada tanggung jawab, pantesan lu betah jadi jomblo". Ucap Ali

"Mata gue udah terbuka, dan hati gue udah siap berpetualang. Gue harus menikmati kejombloan gue. Lu berdua akan menjadi saksi kebangkitan cinta seorang Ali". Ucap Ali

Mendengar kata kata dari Ali, membuat Dimas hanya bolak balik memandang Dimas. aneh dengan apa yang dikatakan Ali, sementara Dimas merana dengan kejombloannya.

"Tapi Li, hidup seorang jomblo itu selalu berliku loh". Ucap Dimas

"Halah, lo kaya ga tau gue aja, sebelum ketemu Prilly kan juga gue playboy". Ucap Ali

"Kekecewaan demi kekecewaan akan datang silih berganti, kesedihan akan terus menghampiri". Ucap Dimas

"Beda dong Dim. Itu kan lu". Ucap Ali

"Maksudnya beda gimana Li?". Tanya Dimas

Pelayan cafe yang biasa melayani mereka, kembali menguping pembicaraan, dan melontarkan kata kata.

"Ya jelas beda dong Mas, kalo mas Ali mah ganteng, cakep, pasti banyak cewek cewek yang mau kan". Ucap Pelayan Cafe

Mendengar pujian dari pelayan cafe, rupanya membuat Ali tinggi hati. Senyumnya melebar, seperti meledek sahabat sahabatnya.

"Beda sama kau. Jomblo boleh sama, tapi modalnya beda. Ngerti kau !". Ucap Pelayan Cafe

Wajah Dimas dan Reza berubah asam. Sepertinya mbak mbak pelayan Cafe itu hanya sengaja ingin menggoda Ali. Apalagi tau Ali jomblo.

Keesokan harinya, seperti biasa Ali jogging di taman dekat rumahnya. Ali sempat duduk sesaat di tempat Prilly pernah membawanya dengan kursi roda, dan berusaha mengembalikan ingatan Ali. Tukang bakso, yang pernah dijadikan Prilly sebagai tema untuk mengembalikan ingatannya. Ali tersenyum manis melihat semua apa yang telah Prilly lakukan untuknya, tapi ya, itulah Ali, matanya tidak pernah kosong kalau melihat perempuan cantik lewat didepan matanya. Ali pun menghampiri dan mengajak perempuan itu berbicara, namanya Sarah.

Dimas dan Reza yang baru datang, melihat Ali yang berbicara dengan perempuan,

"Hem.. mentang mentang jomblo semuanya mau di embat. Gimana nasib gue". Ucap Dimas

Tidak lama kemudian Ali menghampiri sahabatnya dengan wajah yang sumringah.

"Kok dibiarin pergi?". Tanya Reza

"Dia mau balik ke apartment dulu, nanti mau telfon gue katanya, mau ngomongin masa depan". Ucap Ali

"Hah? Secepet itu?". Tanya Reza

Sambil menunggu telefon, mereka duduk di taman dan menikmati Bakso.

"Udahlah sikat aja, yang penting lu ada gandengan. Jadi lu ga kalah kalah banget dari April". Ucap Dimas

"Haduh". Ucap Reza sambil mengacak rambutnya

"Hah ? April? Maksudnya?". Tanya Ali

"Jadi kemaren kita di undang ke acara ulang tahun April". Ucap Reza

"Kok gue ga di undang?". Tanya Ali

"Lu siapa?". Tanya Dimas

"Ya namanya mantan mah harus sadar diri Li, lu bukan orang spesial lagi buat dia". Ucap Reza

Reza pun menunjukkan foto pacar April yang baru, Vincent. Yang ternyata adalah teman satu Gym Ali. Dan Ali pun mengenalinya.

"Ahhh ! April gak bisa cari yang lebih jelek daripada gue apa di dunia ini". Ucap Ali

"Sabar Li". Ucap Reza

"Ya tapi ini nyakitin bro". Ucap Ali

"Iya gue ngerti, gimana sakitnya pas lu tau kalo April punya cowok yang kualitasnya di atas lu". Ucap Dimas

"Makanya kita seneng banget, pas tau lu udah dapet pengganti April". Ucap Reza

Tidak lama kemudian, perempuan yang Ali temui di tamanpun menelfon. Handphonenya berdering, dan Ali sempat gugup saat akan mengangkat telefonnya. Maklum, Playboy yang sempet tobat 🤣

📞
Ali : Halo, Sarah ?
Sarah : Iya ini aku Sarah ( Dimas meminta Ali untuk
Mengaktifkan Loudspeakernya )
Sarah : Kamu bisa gak dateng ke Apartment aku?

(Dimas dan Reza membujuk Ali untuk mengiyakan permintaan Sarah)

Ali : Bisa kok, kapan aja juga bisa. Sekarang juga bisa
Sarah : kamu kosong ga waktunya ? Gak bisa sebentar soalnya
Butuh yang panjang dan lama

(Mendengar ucapan Sarah, Dimas dan Reza saling berpandangan dan menelan ludah)

Sarah : Halo, Ali. Kamu masih denger aku kan?
Ali. : Iya iya, aku denger kok Sarah. Aku kosong, panjang dan
Bisa lama buat kamu

( Dimas & Reza : Nice !! )

Sarah : Maksudnya, aku butuh yang panjang buat ngobrol sama
Kamu
Ali : Oh, ngobrol. Iya iya bisa kok Sarah
Sarah : Oke deh, kalo gitu aku siap siapin dulu ya berkasnya
Ali : Berkas ? Berkas apaan ya
Sarah : Asuransi. Oiya, kamu mau yang kesehatan aja atau yang
Investasi juga ? Biar aku siapin. Ini bagus loh buat masa
Depan kamu.
Ali : Udah deh, kamu ga usah mikirin masa depan aku Sarah

Ali mematikan sambungan telefonnya, wajahnya pun berubah muram. Tapi Dimas dan Reza malah menertawakan Ali, mereka sepertinya puas melihat Ali yang kini merasakan bagaimana sedihnya menjadi jomblo.

"Sabar ya Bos hahahahahaha". Ucap Reza dan Dimas



HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang