BIMBANG

133 10 0
                                    

Sesampainya dirumah, Tante Nana mempertanyakan tentang kelanjutan hubungan Ali dan Keisya. Dan Ali menjelaskan bahwa Keisya bukan orang yang mempunyai tujuan untuk menikah, tapi Tante Nana malah menyalahkan Ali karena tidak bisa membujuk dan meyakinkan Keisya bahwa tidak akan terjadi perceraian

"Terus kapan kawinnya ? Kamu emang ga jauh beda sama Om kamu ini". Ucap Tante Nana

"Apaan Mi ? Papi juga baru masuk". Ucap Om Bryan

"Emang kenapa kalo baru dateng ? Emang kamu orangnya susah kan ? Nurun ke keponakan kamu nih". Ucap Tante Nana

"Maksudnya susah apa?". Tanya Om Bryan

"Susah ngertiin perasaan perempuan". Ucap Tante Nana

Ali lagi lagi dihadapkan dengan situasi yang sulit, bahkan selalu melihat Tante Nana dan Om Bryan beradu mulut hanya karena masalah jodoh dan pernikahan Ali

"Stop !". Ucap Ali

"Ini nih yang bikin aku males nikah, buat apa aku nikah kalo nantinya aku akan ribut kaya Tante sama Om sekarang". Ucap Ali

Ali memilih keluar dari ruangan, dan duduk menyendiri di teras rumah. Ali benar benar bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini. Ali menegakkan kepalanya, dan menatap ke arah langit, seandainya Mama Linda dan Prilly masih ada, mungkin situasinya gak akan mungkin serumit ini, bahkan mungkin Ali tidak perlu merasakan bimbangnya soal pernikahan kalau waktu itu Prilly yang menjadi istrinya.

Om Bryan menghampiri Ali, mencoba berbicara sebagai sesama pria

"Jadi itu yang kamu takutin Li?". Tanya Om Bryan

"Kali ini Om harus ngomong sama kamu, kalo kamu salah. Yang kamu liat itu waktu Om sama Tante ribut, sementara waktu Tante sama Om gak ribut, kamu tuh gak pernah liat". Ucap Om Bryan

"Sebenernya Om , Tante dan Papa kamu, cuma mau yang terbaik buat kamu". Ucap Om Bryan

"Tapi masalahnya, Om, Tante dan Papa kamu, ga tau apa yang terbaik buat kamu". Ucap Om Bryan

"Om dialognya ngebingungin nih". Ucap Ali

"Iya iya, Om aja bingung kok. Bukan bingung dialognya, tapi bingung yang terbaik buat kamu itu apa". Ucap Om Bryan

"Menikah dan bahagia mungkin Om". Ucap Ali

"Menikah itu menyatukan 2 karakter yang berbeda, jadi tidak mungkin tiba tiba menjadi bahagia, pasti akan ada sebuah proses pertengkaran". Ucap Om Bryan

"Sampai setua ini?". Tanya Ali

"Iya, mungkin sampai ajal, dan itu wajar, yang penting adalah bagaimana cara kita menghadapi pertengkaran menjadi kunci kebahagiaan". Ucap Om Bryan

"Dan, bertengkar untuk saling mengerti itu akan tumbuh cinta, tapi kalau kita bertengkar untuk kepentingan pribadi akan jadi benci". Ucap Om Bryan

Ali berusaha menyerap apa yang dikatakan Om Bryan, dan mulai berfikir mungkin ada benarnya Ali belajar untuk menghadapi pertengkaran itu dengan cara yang lebih bijak. Bukan dengan cara mengambil keputusan sepihak dan menyakiti perasaan orang lain.

"Li, yang Om omongin tadi gak gratis loh, beliin Om jam tangan dong". Ucap Om Bryan

"Yah..". Ucap Ali

"Iyalah, ya ya". Ucap Om Bryan

"Iya iya". Ucap Ali

Setelah mendengar semua ucapan Om Bryan, Ali membuka lebar fikiran dan hatinya. Mencoba menerima semua apa yang sudah terjadi didepan mata dan berusaha menghadapinya dengan hati yang lapang. Ali pun berniat untuk menemui April, untuk meminta maaf dan ingin memperbaiki semuanya dengan memulainya lagi dari nol.

Ali mengirimkan pesan singkat pada April, dengan cepatpun April membacanya.

📩
Ali : Pril, aku mau minta maaf sama kamu, aku udah terlalu egois, mengabaikan kamu dan ninggalin kamu karena ketakutan aku dengan sebuah pernikahan. Aku mau kita memperbaiki semuanya, memulai lagi semuanya dari nol. Aku janji akan baik baik aja, dan aku akan membuat kamu bahagia.

1 jam Ali menunggu balasan, belum terlihat juga April menjawab pesan yang Ali kirim. Tapi tiba tiba April membalas pesan dengan mengirimkan Ali sebuah lagu "KECEWA".

Setelah mendengarkan lagu itu, hati Ali yang semula semangat bahkan yakin April akan menerimanya lagi, seketika hancur lebur tak berbentuk. Ali tidak menyangka bahwa April akan sekecewa ini dengan semua keputusan Ali.

HaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang