Part 9

103 27 11
                                    


Happy reading

Setelah selesai makan, Anya dan Christian ingin mencari dessert. Mereka melangkahkan kaki keluar dari restoran terlihat seorang penjual es krim yang berada di seberang jalan.

"Pak, satu rasa coklat dan satu rasa vanilla," ucap Christian.

"Iyaa nak, sebentar,"ucap si penjual.

Si penjual memberikan es krim sesuai dengan pesanan Christian. Christian memberikan selembar uang sepuluh ribu rupiah.

"Makasih ya nak," ucap si penjual.

"Iyaa pak," ucap Christian.

Anya dan Christian menikmati es cream masing-masing, Anya dengan es cream rasa vanilla dan Christian dengan es krim rasa coklat.

"Nya, liat deh itu ada layang-layang," ucap Christian ingin menjahili Anya.

"Mana Tian? Aku engga melihat apa-apa," ucap Anya yang tak melihat apa-apa.

Anya merasakan pipinya dingin, ia mengusap pipinya dan melihat di tangannya ada lelehan es krim. Christian yang melihat Anya dengan kesal hanya terkekeh kecil.

"Kamu mah gitu ih!!, kan jadi lengket" sahut Anya kesal.

"Sini-sini aku bersihin," ucap Christian sambil mengambil tisu.

"Kamu tuh asik banget makan es krimnya," ucap Christian lagi.

"Yaudah, kita pulang yuk, udah sore juga," ucap Anya.

"Ya udah yuk."

Setelah itu, mereka menuju mobil dan meninggalkan restoran tersebut.

Membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk sampai ke rumah Anya.

"Mau mampir dulu engga?" tanya Anya.

"Hmm...engga usah deh, lain kali aja," ucap Christian.

"Yaudah, hati-hati di jalan ya, kalau udah sampe kabarin aku," ucap Anya.

"Siap Bu." Ucap Christian dengan gaya menghormat bendera.

Anya tersenyum manis melihat tingkah Christian yang seperti itu.

***

Hari ini adalah hari Sabtu yang membuat semua orang senang.

Mama Anya sedang memasak di dapur untuk makan siang.

"Mama,"

"Iyaa sayang?"

"Mama, mau masak apa?"

"Lagi masak sup kentang dan kepiting balado,"

"Mau Anya bantuin engga Ma?"

"Kamu bersihin kentangnya sama potongin wortelnya ya,"

"Okee Ma."

Empat puluh lima menit Anya dan mamanya memasak, akhirnya masakan telah siap untung di hidangkan.

"Nya, panggilin papa buat makan siang ya,"

"Iyaa Ma."

Anya menaiki anak tangga menuju lantai dua. Anya membuka pintu kamar itu adalah ruang kerja papanya. Terlihat seorang pria paruh baya yang sedang berkutat dengan laptop-nya.

"Pa yuk makan siang, makanannya udah matang,".

"Iyaa sayang."

Sekarang ketiga orang berbeda usia sudah berada di meja makan. Mama Anya menyendokkan nasi dan lauk ke piring mereka bertiga.

"Anya, yang kemarin mengantar kamu pulang siapa?" tanya sang Mama.

Anya sedang mengunyah makanannya, saat mendengar pertanyaan dari sang Mama membuat Anya tersedak.

"Uhuk...uhukk,"

Anya mengambil air putih dan meminumnya, Anya mengatur napasnya.

"Eeee.... itu teman aku Ma," ucap Anya gugup.

"Teman apa demen nih?" tanya sang papa menggoda putrinya.

"Cuma teman pa," ucap Anya yang menutupi rasa malunya.

"Awas ada yang marah nanti, kalau kamu ga ngaku," ucap sang papa.

"Ehmm...engga pa cuma teman Anya aja," ucap Anya.

"Papa, udah jangan godain anaknya mulu," ucap sang Mama.

"Iyaa Ma." ucap sang papa.

Hubungan Anya dan Christian sudah di resruin nih sama orang tua mereka. Apakah bakal maju dari pdkt ke tahap pacaran?

#penulisbaru

Terima kasih banyak kalian yang udah baca cerita ini. Maaf kalau masih engga bagus. Karena masih belajar menulis cerita :)

Kalian boleh comment untuk mendukung aku semakin giat nulisnya.

Di part ini aku mulai belajar tentang tata kepenulisan, kalau ada yang kurang atau salah kalian boleh kasih saran dan kritik ya :)

Semoga kedepannya cerita ini bisa semakin menghibur kalian.


See you in next part:)

Teman Lama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang