Happy reading
.
.
.
.
.Seorang laki-laki bertubuh tinggi, kulit yang putih, rambut yang di sisir ke samping. Baru saja ia tiba di kota kelahirannya. Ia mencari taxi dan menaikinya untuk menuju rumah orang tuanya.
Empat puluh menit, akhirnya ia sampai di sebuah perumahan. Ia menekan bel yang ada di rumah tersebut. Tak butuh waktu lama, seorang perempuan membuka pintu.
"Kamu kok enggak ngabarin kalau mau pulang sih Ar?" tanya perempuan itu.
"Iyaa Ma, aku kan mau kasih surprise hehehe," ucap Ardhana sambil menyalami tangan Mamanya.
"Kebetulan banget kamu pulang, mama masakin makanan kesukaan kamu tuh," ucap sang Mama.
"Mama terbaik emang ya, kayak punya feeling kalau anaknya mau pulang hahaha," ucap Ardhana.
"Kebetulan aja itu Ar, yuk masuk." ucap sang Mama.
"Anya mana Ma?"
"Lagi di kamarnya tuh,"
"Ar ke atas dulu ya Ma, sekalian beres-beres barang,"
"Iyaa, panggilin Anya juga biar makan siang bareng,"
"Iyaa Ma."
Siapa dia? Kok dia nyariin Anya dan di rumah Anya? Dia adalah Ardhana Kavin Abiputra, bisa di panggil Ar. Kakak dari Anya yang berkuliah di luar kota.
Setelah menaruh barang-barang yang Ardhana bawa, ia menuju ke kamar sang adik yang berada dua kamar saja.
Ardhana mengetuk pintu yang bergantung kan nama 'Anya Rianty'.
"Masuk," sahut Anya dari dalam kamar.
Anya masih berkutat dengan handphone-nya. Tak melihat siapa yang masuk ke kamarnya.
Ardhana dengan sigap mengambil handphone milik Anya. Membuat si empunya handphone terkejut akan hal itu.
"Kakak!!"
"Habisnya fokus banget sama handphone, sampai ga sadar kalau abang udah ada di hadapan kamu,"
"Hehe, ya kan aku lagi sibuk buka Instagram," sambil jari tangannya membentuk angka dua.
"Kamu enggak kangen sama kakak, hmm?"
"Kangenlah sama kakakku yang satu ini" sambil berhambur memeluk sang kakak.
"Kakak juga kangen sama kamu"
"Ya udah entar di lanjut kangen-kangenannya, sekarang kita makan, mama udah nunggu kita di bawah"
Anya dan Ardhana segera turun ke bawah menuju meja makan.
Mereka bertiga makan dengan lahap, terutama Ardhana. Karena itu adalah makanan kesukaannya.Setelah selesai makan, mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga. Sambil bercerita bagaimana kuliah Ardhana di sana.
"Ar, kamu udah punya pacar belum?" tanya sang Mama.
Ardhana terkejut mendengar pertanyaan sang Mama. Karena Ar tidak pernah berpikir untuk berpacaran. Ar sudah di tingkat akhir, hanya menunggu kelulusan saja.
"Belum Ma, Ar selama kuliah ga pernah kepikiran untuk pcaran dulu," ucap Ardhana.
"Adik kamu aja udah punya pacar loh" ucap sang Mama meledek Ar.
"Mama tuh apaan sih, Anya belum punya pacar, dia itu cuma teman Anya aja." ucap Anya mengklarifikasi.
"Siapa Ma?" tanya Ar penasaran siapa pacar adiknya.
"Mama ga ada fotonya, waktu itu Mama ngeliat kalau Anya diantar pulang sama cowok." ucap sang Mama.
"Kakak sama Mama pliss deh itu baru gebetan Anya doang!!" Ceplos Anya karena ia kesal kepada Mama dan kakaknya.
Beberapa detik kemudian, Anya baru menyadari apa yang telah ia ucapkan. Anya menutup mulutnya karena Anya keceplosan berkata bahwa Christian adalah gebetannya.
"Eee... engga Ma, mak-maksud Anya tuh Christian sama Anya cuma teman dekat aja," ucap Anya gelagapan.
Ardhana dan Namanya hanya menatap Anya sembari menahan tawa. Wajah Anya yang berubah menjadi merah karena ia malu atas perkataannya.
"Ga apa-apa," ucap sang Mama.
"Bener kata Mama, ga apa-apa, itu artinya kamu udah beranjak dewasa." ucap Ardhana.
Anya menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal karena salah tingkah di hadapan kakak dan Mamanya.
"Kakak tuh cari pacar sana, biar pas wisuda ada gandengannya," ucap Anya meledek sang kakak'.
"Ga usah, kan udah ada papa, mama, sama kamu," sahut Ar.
"Betul tuh yang Anya bilang, biar Mama bisa cepat punya mantu," ucap sang Mama.
"Hmm." hanya deheman yang keluar dari mulut Ar.
***
Ardhana cocoknya sama siapa nih? Sama Mira kah? Atau sama yang lain nih? Status Anya dan Christian bakalan naik pangkat ga nih?
#penulisbaru
See you in next part :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Lama (END)
General FictionAnya dan Miko adalah teman kecil ketika rumah Miko dan Anya hanya berjarak beberapa rumah. Tetapi, ketika suatu hari Miko dan keluarganya pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bermain bersama lagi seperti...