Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Anya dan keluarganya pamit untuk pulang ke rumah karena takut kelamaan di jalan karena macet.
"Sarah, kita pulang dulu ya udah malam," pamit Amara pada Sarah.
"Yah padahal masih pengen cerita banyak, tapi gapapa entar lewat WhatsApp bsk" kan masih bisa chattan," jawab Sarah.
"Iya, Sarah, kita permisi duku ya,"
"Ya udah, aku anter ke depan,"
"Entar kita kapan-kapan ngobrol lagi," ujar Fero.
"Siap, semoga kita bisa project bareng ya," ujar Randy.
Anya dan keluarganya pun meninggalkan pekarangan rumah Sarah. Anya hanya diam sambil menatap keluar jendela. Langit pada malam hari ini sangat cantik, banyak bintang di langit.
Anya bingung ia harus merasa senang atau sedih karena teman masa kecilnya adalah Miko, teman dari pacarnya.
***
Flashback onSetelah Anya dan keluarga Miko selesai makan malam. Mereka berkumpul di ruang tamu sambil berbincang-bincang.
"Masih inget ga Nya? Ini Miko teman kecil kamu," ujar Sarah.
"Ehm... enggak ingat Tante, soalnya udah lama banget," jawab Anya seadanya.
"Kalian enggak mau ngobrol gitu? Kan udah lama enggak ketemu," saran Sarah.
Anya yang mendengar ucapan Sarah pun hanya tersenyum simpul.
"Nya, ikut gue yuk, gue mau ngobrol sama lo," ajak Miko.
"Hah? Iya yaudah yuk," jawab Anya terkejut.
Anya berjalan mengikuti Miko yang berjalan lebih dulu. Anya dan Miko berada di taman belakang rumah Miko.
"Lo mau ngobrol apa?" tanya Anya sembari duduk di bangku taman.
"Enggak ada sih," jawab Miko santai.
"Terus tadi ngajak ngobrol buat apa?" tanya Anya.
"Buat menghindar aja dari orang tua kita," jawab Miko.
Anya hanya menganggukkan kepalanya. Setidaknya Anya tidak harus berpura-pura atau mendengarkan celotehan para ibu-ibu.
"Pantas saja gue waktu pertama kali ngeliat lo kayak ga asing gitu," ucap Miko.
"Gue malah sama sekali enggak ngerasa kalau lo itu teman kecil gue," ujar Anya.
Hening
Anya dan Miko sama-sama diam. Entah mereka sedang menikmati angin malam atau sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya diri merekalah yang tahu.
"Lo lagi sibuk apa sekarang?" tanya Anya yang memecah keheningan diantara keduanya.
"Kuliah aja,"
"Jurusan apa?" tanya Anya.
"Baking and pastry art," jawab Miko.
"Wow keren, buat dong sekali-kali gitu," puji Anya.
"Kalau tinggal buat aja gampang, kalau enggak ada yang makan itu baru susah," canda Miko.
"Ya kali enggak da yang makan, ngaco lo," ujar Anya.
"Lo kuliah juga?" tany Miko.
"Iya, jurusan desain grafis," jawab Anya.
"Ini lebih keren lagi, hahaha," ujar Miko di selingi tawa.
"Sama-sama keren, biar imaps,"
Flashback off
Sheila dan Anya sedang berada di taman kampus. Mereka sedang menunggu untuk ujian dan saling curhat.
Tak terasa sudah hampir seminggu Anya dan Sheila mengikuti ujian akhir sebelum mereka naik semester.
"Kalau Christian tau kira-kira dia bakal marah apa enggak?" tanya Anya setelah ia menceritakan semuanya kepada Sheila.
"Menurut gue, dia enggak bakalan marah, karena kalian kan cuma teman kecil yang udah lama enggak bertemu," jelas Sheila.
"Iyaa juga sih," jawab Anya membenarkan apa yang dikatakan Sheila.
"Ada enggak fotonya? Mana tahu bisa gue gebet?" tanya Sheila iseng.
Anya membuka aplikasi Instagram dan mencari akun Miko.
"Nih," ucap Anya menunjukkan foto Miko.
"Ganteng juga, bagi nomornya dong Nya hehehe,"
"Nih gue kirim ke lo," ucap Anya.
"Padahal gue enggak serius loh, cuma bercanda aja gue hahaha," ujar Sheila.
"Gapapa, kan temen gue duanya, soal lo enggak aneh-aneh chat sama dia," ujar Anya.
Sheila melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang.
"Yuk kelas, udah jamnya," ajak Sheila.
"Ayuk,"
Keduanya berjalan di koridor dan menuju kelasnya.
"Semoga lancar deh ujiannya, enggak aneh-aneh soalnya," ujar Sheila.
"Semoga,"
Terima kasih atas 1k readersnyaa. Semoga tetap suka sama ceritanya dan ajak teman atau saudara kalian juga buat baca cerita ini.
Terima kasih sudah membaca cerita ini:)
Jangan lupa tinggalin jejak berupa vote and comment ya, biar semangat untuk update part berikutnya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Lama (END)
General FictionAnya dan Miko adalah teman kecil ketika rumah Miko dan Anya hanya berjarak beberapa rumah. Tetapi, ketika suatu hari Miko dan keluarganya pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bermain bersama lagi seperti...