Setelah mendengarkan cerita Sheila, Miko khawatir terhadap Anya. Miko hanya ingin menanyakan kabarnya.
Nya, lo baik-baik saja?
Baik, cuma lagi pengen sendirian saja
Btw, gue dengar dari Sheila klau lo putus sama Christian ya?
Iya
Jangan sedih-sedih, entar capek sendiri
Iya, makasih Mik
Setelah mendapat kbar dari Anya, Miko merasa lega bahwa Anya baik-baik saja. Mungkin hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri.
***Ponsel Anya terus berdering menandakan ada panggilan masuk. Terdapat sepuluh panggilan tak terjawab dari Christian dan sepuluh spam chat.
Anya menghiraukannya, tak ada niat untuk membalas ataupun mengangkat panggilan dari Christian. Keinginan Anya saat ini adalah ketenangan. Ia hanya ingin hidup tenang dan melupakan semua yang terjadi dengan hubungannya dengan Christian.
Walau sulit, semuanya harus dilakukan. Demi bisa menjalani hidup seperti sebelumnya. Dan bisa bangkit untuk move on.
Anya mengurung dirinya di dalam kamar tak mau keluar. Bahkan makan saja, ia tak mau.
"Pa, anak kita tuh ga mau makan sama sekali," ujar Mama Amara lesu.
"Iya Ma, bahkan keluar kamar aja enggak,"
"Kalau mama telpon Sarah suruh Miko buay bujuk Anya makan gimana, Pa?" usul Mama Amara.
"Boleh juga, Ma. Kan Miko temannya Anya mungkin aja dia mau,"
"Oke, coba Mama telpon dulu." Mama Amara beranjak dari sofa.
Halo Sarah, aku bisa minta tolong enggak?
Tolong apa, Mar?
Suruh Miko bujukin Anya makan, soalnya Anya udah kita bujuk sampe kakaknya bujuk juga ga mau makan. Kali aja kaau Miko dia mau makan gitu
Oh, boleh kok. Nanti aku suruh Miko kesana ya
Makasih ya, Sar
Iya Mar
"Miko," panggil Sarah.
Miko menghampiri Sarah. "Iya, kenapa Ma?"
"Kamu bawain masakan Mama ke rumah Tante Amara ya," pinta Sarah.
"Siap Ma,"
"Kalau bisa, kamu sekalian bujuk Anya biar makan ya, kata Tante Amara dia ga mau makan,"
"Entar aku coba bujuk deh Ma,"
Mama Sarah memasukkan makanan ke dalam wadah yang akan di bawa oleh Miko ke rumah Anya.
"Nih, kamu berangkat sekarang aja," ujar Mama Sarah.
"Iya Ma, aku pergi dulu ya," pamit Miko.
***
Tok ... Tok ... Tok ...
"Eh Miko, yuk masuk," ajak Mama Amara.
"Tante, ini aku bawain masakan Mama," ujar Miko.
"Makasih banyak ya, oh iya bentar Tante ambilin makanan buat Anya nanti kamu coba bawa ke kamar dan bujuk dia ya,"
"Iya Tante, akan aku coba,"
Tak lama kembalilah Tante Amara dan membawa sepiring nasi dan lauk.
"Tante anterin kamu ke kamar Anya yuk,"
Miko mengikuti Tante Amara dari belakang.
"Anya, ini mama bawain makanan nih, kamu makan ya," ujar Tante Amara.
"Anya gak laper kok Ma," balas Anya dari dalam kamar.
"Ini ada teman kamu di depan," ujar Tante Amara. "Tante tinggal ke bawah ya Miko,"
"Iya Tante,"
Miko mengetuk pintu kamar Anya terlebih dahulu. "Nya,"
"Miko? Lo ngapain ke sini?" tanya Anya yang masih dari dalam kamar.
"Nya, lo kan belum makan beberapa hari, apa lo ga lapar? tanya Miko halus.
"Lapar, tapi malas makan," jawab Anya.
"Ini gue bawain makanan, lo masih ga mau makan?" tanya Miko lagi.
Satu menit ...
Dua menit ...
Tak ada jawaban dari Anya. Miko mengetuk pintu kamar Anya lagi. Namun sama saja tak ada balasan.
"Nya ... Anya ... Anya," panggil Miko berkali-kali.
"Tante Sarahhh," teriak Miko.
"Kenapa Miko?" tanya Tante Sarah yang menghampiri Miko di depan kamar Anya.
"Tadi aku masih ngomong sama Anya, pas aku tanya dia mau makan apa enggak. Anya malah ga jawab, Tante. Udah aku panggil juga, Tante ada kunci cadanganga?" jelas Miko.
"Ada-ada, bentar Tante ambilin." Tante Sarah pergi ke kamarnya.
Tante Sarah pun membuka kamar Anya menggunakan kunci cadangan. Dan terlihat Anya yang pingsan di sebelah tempat tidurnya.
"ANYAAA!!!" teriak Tante Amara.
"Miko bisa angkat Anya ke mobil? Kita bawa Anya ke rumah sakit sekarang," ujar Tante Amara.
Sepuluh menit, akhirnya mobil Miko Sampai di depan rumah sakit yang tak jauh dari rumah Anya.
"SUSTER! Tolongin anak say," teriak Tante Amara.
Suster membawa brankar pasien dan Miko meletakkan Anya di atas brankar. Anya di antar ke ruang UGD. Tante Amara khawatir terhadap Anya dan kelopak matanya menitikkan air matanya.
"Tante jangan nangis, Anya pasti ga kenapa-kenapa," ujar Miko menenangkan Tante Amara.
Setelah beberapa lama, dokter pun keluar dari ruang UGD.
"Dokter bagaimana kondisi anak saya?"
"Anak Ibu, baik-baik saja. Hanya kekurangan makan dan minum. Apa dia tidak makan dan minum?" jelas Dokter.
"Iya Dok, dia sudah beberapa tak makan maupun minum," jawab Tante Amara.
"Anak ibu harus di rawat agar kita bisa memantau perkembangannya," ujar Dokter.
"Baik Dok,"
Terima kasih buat kalian yang sudah baca cerita ini.
Jangan lupa untuk tinggalin jejak, berupa vote and comment ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Lama (END)
Narrativa generaleAnya dan Miko adalah teman kecil ketika rumah Miko dan Anya hanya berjarak beberapa rumah. Tetapi, ketika suatu hari Miko dan keluarganya pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bermain bersama lagi seperti...