Mama Sarah dan keluarganya sedang menikmati makan malamnya, di selingi obrolan antara orang tua dan anaknya.
Mama Sarah bertanya, "Gimana kuliah kamu lancar aja kan?".
"Lancar ma, ya walaupun lingkungan baru," jawab Miko.
"Enakkan mana Bandung apa Jakarta?" tanya Papa Miko.
"Enakkan Bandung lebih adem,"
"Iyaalah, kalau di Jakarta kan macet," sahut Mama Sarah, "eh iyaa Mama lupa cerita, tadi Mama tuh ketemu sama Tante Amara, mamanya Anya,"
"Amara? Oh tetangga kita yang dulu sempat kita pindah?"
"Iyaa Pa, tadi Mama ketemu Anya, anaknya udah kuliah kayak kamu gini dan cantik lagi," ujar Mama Sarah.
"Namanya Anya?" tanya Miko.
"Iyaa Anya, tadi mama mampir ke rumahnya, makanya bisa ketemu sama Anya,"
Anya? Masa Anya pacarnya Christian, enggak mungkin banget, pasti orang lain yang namanya sama kayak dia, pikir Miko.
"Pa, kita harus buat makan malam sama Amara biar Anya sama Miko tuh ketemu, karena kan mereka terakhir ketemu waktu masih kecil," usul Mama Sarah.
"Iyaa, atur aja Ma, nanti Papa usahain ya buat pulang cepat," jawab papa Miko.
"Iyaa Pa,"
***
Miko? Teman waktu gue kecil? Kira-kira wajahnya gimana ya sekarang? Tapi jujur sih gue enggak terlalu ingat sama dia, guman Anya.
Ting
Suara notif dari ponsel Anya, terlihat panggilan video dari Sheila. Anya pun langsung mengangkat panggilan video itu.
Tumben nelpon?
Emang enggak boleh, oh... atau lo nunggu pacar lo telpton ya?
Iya enggaklah, udah to the point aja
Soal yang neror lo itu gimana?
Hmm, ya masih gitu aja
Masa enggak ada yang lo curigain?
Enggak ada, tapi—
Tapi apa sih, buruan ngomongnya
Gimana gue mau ngomong, orang gue ngomong lo potong
Hehehe, ya udah di lanjut
Lo ingat cewek yang pernah jalan sama Christian di mall waktu itu?
Hmm... ingat-ingat, kenapa?
Nah, dia tuh bikin story tulisannya tuh, kamu harusnya sadar, bukan kamulah pilihannya, tapi aku, jangan senang-senang dulu ya
Jangan-jangan dia lagi, karena dari yang lo bilang aja, gue udah bisa simpulin kalau dia yang neror
Ah ga mungkinlah, mungkin dianya nyindir orang lain kali
Tapi udah jelas menurut gue, kalau dia memang yang neror
Hmm... jadi lo cuma mau nanya ini?
Lupa gue mau ngomong apa tadi, ingatnya yang itu hahaha
Kirain, ya udah bye
Eh dasar ini anak, ya udah bye
***
Beberapa hari kemudian, Tante Sarah memberi tahu Amara, Mama Anya, untuk mengajaknya makan mlam bersama di rumah.
Dan tepatnya, hari ini. Anya dan keluarganya akan pergi ke rumah Tante Sarah.
"Ma, Anya harus banget ikut ya?" tanya Anya kepada Mamanya.
"Iya sayang, kita kan udah lama enggak ketemu, jadi ya sekalian silahturahmi," jawab Mama Anya.
"Iyaa Anya siap-siap dulu,"
Anya pun berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Huh... selesai juga, kalau nanti gue sama si Miko jadi canggung gimana ya? Kita aja udah lama enggak ketemu, " . Anya berpikir sejenak, bagaimana reaksinya ketika ia dan Miko bertemu dan berbicara satu sama lain. "pura-pura jual mahal, harus gengsi, ok itu aja, kalem Nya, Lo harus tenang," ucapnya sambil menarik nafas dan membuangnya beberapa kali.
"ANYA, AYO KITA MAU BERANGKAT," teriak Mama Anya dari lantai satu.
"IYA MA, SEBENTAR," jawab Anya dengan berteriak juga.
Empat puluh lima menit, akhirnya mobil Anya dan keluarganya sampai di depan rumah Tante Sarah dan keluarga.
Ketika Anya turun dari dalam mobil, ia melihat mobil yang terparkir di halaman rumah itu. Anya merasa pernah melihat mobil itu, namun dengan cepat Anya membuang pikiran itu.
Mama Amara memencet bel rumah Tante Sarah dan tak lama, Tante Sarah membukakan pintu untuk kami.
"Udah datang nih, ayo masuk," ucap Tante Sarah ramah.
Anya dan keluarganya memasuki rumah Tante Sarah dan di sambut oleh seorang laki-laki yang kelihatanya, umurnya tak berbeda jauh dengan Papa Anya.
Fyi, Papa Anya namanya Fero. Dan Papanya Miko namanya Randy.
"Eh Randy apa kabar lo?," sapa Fero.
"Fero, gue baik-baik aja, seperti yang Lo liat," sapa Randy sambil tos ala cowok.
"Udah lama nih, kita harus banyak-banyak ngobrol hahaha," ujar Fero.
"Bener, mana tau kita bisa punya bisnis bareng," jawab Randy.
"Bener," sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
Dari belakang terlihat seorang yang di kenal oleh Anya. Anya sempat terkejut dengan seseorang yang dia lihat. Tetapi, dengan cepat Anya bisa mengatasi mimik wajahnya yang terkejut.
"Sekarang kita makan dulu aja, nanti baru di lanjut ngobrolnya," ujar Sarah.
Semuanya makan malam dengan keheningan. Apalagi bagi Anya dan Miko. Anya fokus memakan makanannya tanpa menatap ke arah Miko. Dan Miko masih bertanya-tanya kenapa bisa Anya dan keluarganya seperti sangat dengan keluarga Miko.
Terima kasih sudah membaca cerita ini:)
Semoga semuanya tetap dalam keadaan yang sehat ya:) Tetap jaga kesehatan dan jangan lupa untuk minum air putih:)
Jangan lupa untuk tinggalin jejak, berupa vote and comment ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Lama (END)
General FictionAnya dan Miko adalah teman kecil ketika rumah Miko dan Anya hanya berjarak beberapa rumah. Tetapi, ketika suatu hari Miko dan keluarganya pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bermain bersama lagi seperti...