***Anya masuk ke dalam rumah dalam keadaan menangis dan langsung berlari ke kamarnya. Orang tuanya yang berada di ruang keluarga bingung melihat reaksi anaknya yang datang dari luar.
"Kamu kenapa Nya?" tanya Mama Amara.
Anya terus berlari tanpa mendengarkan pertanyaan sang Mama.
"Pa, Mama susul Anya ke kamarnya dulu," pamit Mama Amara.
Papa Fero mengangguk. "Iya."
"Anya, kamu kenapa sayang? Cerita sama Mama." Mama Amara sambil mengelus kepala Anya.
"Kalau kamu belum bisa cerita, gapapa sayang, mama akan tunggu sampai kamu siap," ujar Mama Amara.
Anya merubah posisinya menjadi duduk dan menghapus air matanya.
"Jadi, tadi tuh Christian nyuruh aku ke bawah karena dia udah di depan rumah, dia nunjukin foto aku sama Miko waktu di halte, aku juga ga tahu dia dapat itu dari mana. Dia minta aku jelasin, ya aku bilang aku cuma ga sengaja ketemu. Dianya marah-marah ke aku, malah nuduh aku jalan sama Miko," jelas Anya yang masih tersedu-sedu.
Mama Amara melihat penampilan Anya dari atas ke bawah. Dan tak sengaja, melihat di tangan kanan Anya terdapat memar berwarna merah.
"Nya, ini kenapa?" Tunjuk mama Amara pafa tangan kanan Anya.
Anya kembali menangis tersedu-sedu, dan tak menjawab pertanyaan Mama Amara.
"Kamu udah putus kan dari dia? Mama ga mau kamu berhubungan lagi sama dia," pesan Mama Amara.
Anya mengangguk. "Iya Ma,"
"Kamu istirahat aja ya, nanti jangan lupa diobatin itu," saran Mama Amara.
"Iya Ma,"
Mama Amara pun keluar dari kamar Anya dan menghampiri Papa Fero. Mama Amara bercerita pada Papa Fero kenapa Anya sikapnya seperti tadi.
Jelas orang tua mana yang mau anaknya dicelakai atau dikasari oleh seseorang.
***
Christian mengendarai mobilnya dengan kecepatan kencang. Emosi telah menguasai diri Christian. Ia masih tak habis pikir, Mira yang kelihatan baik, malah berbuat seperti itu. Tidak pernah dibayangkan sebelumnya, bahwa Mira bisa nekat melakukan itu demi Christian bisa menjadi pacarnya.
Christian pun menghubungi Anya, tapi hasilnya nihil. Anya tak mengangkatnya. Sudah berkali-kali, namun tetap sama.
Christian pun langsung menuju ke rumah Anya untuk menemuinya dan meminta maaf atas tuduhannya.Tok ... tok ... tok ...
Kebetulan Papa Fero yang membukakan pintu. "Ya, cari siapa?" tanyanya.
"Cari Anya Om," jawab Christian.
"Oh kamu ya yang tadi buat anak saya nangis? Ngapain kamu kesini lagi? murka Papa Fero. "ga usah kamu cari anak saya lagi, saya ga mau anak saya berhubungan lagi sama kamu. Udah sana pergi!!"
Setelah Papa Fero masuk, ia menghampiri Anya yang sedang mengobrol dengan Mama Amara.
Sebelumnya, Anya melihat mobil Christian dan tak mau menemuinya karena masih kesal dengannya.
"Pa, nanti kalau ada orang yang nyariin Anya, bilang aja Anya lagi keluar sama teman, ya Pa," Anya memohon pada Papa Fero.
"Emang kenapa hmm?" tanya papa Fero ingin tahu.
"Untuk saat ini, Anya belum mau ketemu siapa-siapa dulu, Pa," jelas Anya.
"Oh, kalau ada masalah selesaiin baik-baik, jangan malah lari dari masalah," saran Papa Fero.
"Iyaa Pa,"
***
Keesokan harinya, Christian yang sedang bingung harus mulai darimana. Sebab ia sudah menuduh Anya yang jelas-jelas pacarnya sendiri. Ia teringat akan dirinya ketika marah pada Anya. Seperti bukanlah dirinya. Seperti orang lain yang masuk ke dalam tubuhnya.
Deringan ponsel membuatnya melirik ponselnya dan tertera nama Ken. Christian langsung mengangkatnya.
Woi, lo bisa ke kafe gak? Kita lagi ngumpul nih
Gak, gue gak bisa
Lah kenapa lu?
Si Miko ada di sana?
Iya adalah, dia kan teman lu juga
Oh, kalian aja. Gue malas
Tut ... panggilan diputus secara sepihak oleh Christian.
"Arghh ...." teriak Christian.
***
"Lah dimatiin sama dia," ujar Ken.
"Kenapa? Dia ga mau ngumpul?" tanya Nino.
"Enggak, aneh banget," jawab Ken.
"Dia nanyain Miko ada apa gak," seru Ken.
"Ada masalah kali dia sama Miko," ujar Dimas sambil melirik ke arah Miko.
Miko hanya diam, tak menanggapi ucapan teman-temannya. Miko terlihat heran, sebab ia merasa tak ada masalah antara dirinya dan Christian.
***
Sheila, gue putus sama Christian
Loh kenapa Nya?
Dia pikirannya tuh ga prnh positif kalau ke gue, terus dianya ngebentak gue, bukan cuma itu, masa dia cengkram tangan gue
Gila sih, gue ga nyangka dia kayak gitu
Gue malas banget ketemu sama dia, semalam dia datang lagi ke rumah gue, bodo amat gue bilang aja sama bokap gue, kalau ada yang nyari bilang lagi pergi
Bagus kalau gitu, takutnya malah makin aneh kelakuan dia, eh teman lo si Miko cuek banget sih
Masa dia nanya gue dapat nomornya dari siapa samapai berkali-kali, eh pas gue jawab gue dapat dari lo, dia balasnya oh doang, parah ga tuhAduh, kasian teman gue yang satu ini
***
Miko sedang berada di minimarket untuk membeli minuman segar. Tak sengaja, ada seorang perempuan memanggil namanya.
"Miko," panggil Sheila.
Miko mengernyitkan dahinya bingung, siapa orang yang memanggilnya, sebab ia tak mengenal orang tersebut.
"Gue sheila, temannya Anya," ujar Sheila.
"Oh,"
"Ish, lo jawab gitu doang, oh ya lo kan teman Anya waktu kecil. Lo tahu ga sih kalau Anya di kasarin sama Christian? Dan mereka udah putus," jelas Sheila.
"Putus? Emang Christian ngelakuin apa sama Anya?" tanya Miko yang tak tahu apa-apa.
"Dia datang-datang ke rumah Anya terus nunjukin foto lo sama Anya waktu di halte pas hujan, terus si Christian nuduh Anya ad hubungan sama lo. Terus dia yang emosi cengkram tangan Anya sampe merah," ujar Sheila.
"Gue sama Anya waktu itu cuma ga sengaja ketemu, jadi gue lihat dia itu nunggu di halte, ya gue niat anterin dia pulang aja," ujar Miko.
"Oh, berarti si Christian yang negatif thinking,"
Terima kasih buat kalian yang udah baca cerita ini.
Jangan lupa untuk tinggalin jejak berupa vote and comment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Lama (END)
General FictionAnya dan Miko adalah teman kecil ketika rumah Miko dan Anya hanya berjarak beberapa rumah. Tetapi, ketika suatu hari Miko dan keluarganya pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bermain bersama lagi seperti...