Part 31

157 8 1
                                    

***

"Sayang, keadaan kamu gimana?" tanya Mama Amara.

"Pusing dikit aja Ma," jawab Anya lemas.

"Kamu makan dulu ya, perut kamu harus keisi sayang," ujar Mama Amara.

"Iya Ma,"

Mama Amara menyuapi Anya sampai makanan pun telah habis.

"Pagi Tante," sapa Miko yang baru saja datang.

"Pagi Miko,"

"Lo udah baikan Nya?" tanya Miko.

"Udah kok, cuma masih pusing aja," jawab Anya.

"Miko, Tante tinggal dulu ya. Tante mau ke kantin rumah sakit dulu," ujar Mama Amara.

"Iya Tante,"

Drrt ... Drrtt ...

Ponsel Anya berdering dan tertera nama Sheila pada layar ponselnya. Anya mengambil ponselnya yang teetak di sebelah brankar pasien.

Halo La

Nya, lo dimana? Kita masih ada ujian

Gue di rumah sakit La, nanti gue izin sama mampu

Hah? Ngapain di rumah sakit? Lo sakit Nya?

Gue gapapa kok La

Gapapa gimana, orang sampe masuk rumah sakit. Pokoknya habis ujian gue jenguk lo. Rumah sakit mana lo?

Rumah sakit Medika

Okee, tungguin gue selesi ujian

Iya La

***

Sheila yang sedang menunggu giliran untuk memasuki ruang ujian melihat Christian dari kejauhan. "Ngapain coba dia kesini," guman Sheila. Sheila mengalihkan pandangannya agar Christian tak melihatnya.

"Lo temannya Anya 'kan?" tanya Christian yang sudah berada di samping Sheila.

"Enggak tahu deh," jawab Sheila jutek.

"Anya ada masuk ga hari ini?" tanya Christian.

"Enggak tahu juga," jawab Sheila cuek.

"Kok lo jawabnya gitu, gue cuma mau cari Anya aja," jelas Christian.

"Lo masih punya muka ya? Gue kira udah ga punya," cibir Sheila. "Mau apalagi lo mau ketemu Anya?"

"Gue mau jelasin semuanya," jelas Christian.

"Gak usah deh, lagian Anya juga malas ketemu sama lo," ujar Sheila.

"Anya dimana gue tanya?" geram Christian.

"Dia ad di rumah sakit Medika, puas lo?" teriak Sheila dan meninggalkan Christian begitu saja.

Christian menuju mobilnya dan langsung menuju ke rumah sakit Medika dengan kecepatan kencang.

Tak lama sampailah Christian di rumah sakit Medika.

"Suster, pasian atas nama Anya Rianty ada di ruang berapa ya?" tanya Christian pada resepsionis.

"Sebentar mas," ujar suster itu. Setalah beberapa menit akhirnya nama Anya telah di dapat. "Ada di ruangan nomor 120 lantai tiga," ujar suster itu.

"Makasih sus," Christian langsung menuju lift dan menekan angka tiga pada tombol lift.

Ting ...

Pintu lift terbuka dan Christian telah tiba di lantai tiga. Setelah mencari-cari kamar nomor 120. Akhirnya, Christian menemukannya. Christian langsung membuka pintu kamar itu.

Terlihat bahwa Miko yang sedang bercanda dengan Anya. Dan Anya yang sedang tertawa lepas.

Tak sengaja, Anya melihat ke arah Christian. Raut wajah Anya berunah, yang awalnya tertawa kini menjadi sendu.

"Ngapain lo ada di sini?" tanya Anya.

"Gue cuma mau minta maaf dan jelasin semuanya, Nya," jawab Christian. "Tapi nyatanya sekarang lo sama dia," Christian menunjuk ke arah Miko.

"Apa hubungannya sama lo? Gue sama lo juga udah putus 'kan? Jadi ga usah cari-cari gue," ujar Anya.

"Dan lo Miko, ngapain lo di sini? Mau dekatin Anya buat jadi pacar lo?" tanya Christian dengan emosi.

"Lo ga tau apa-apa, ga usah sok tahu," jawab Miko.

"Lo pergi aja deh, malas gue liat muka lo," sahut Anya.

Tiba-tiba Mama Amara kembali ke ruangan Anya. Dengan wajah marah menatap Christian. "Ngapain kamu di sini? Saya ga mau kamu ada di sini!?" bentak mama Amara.

"Tante saya—," ucapan Christian terpotong oleh Mama Amara.

"Pergi kamu! Saya ga mau lihat muka kamu ada di sini," ujar Mama Amara.

Christian pun meninggalkan ruangan Anya.

***

Beberapa bulan kemudian Anya, Sheila dan Miko menjadi teman dekat. Walaupun berbeda kampus, tetapi mereka saling mengunjungi kampus masing-masing jika salah satu di antaranya sedang sibuk.

Hubungan Mira dan Christian sudah membaik. Christian dan Mira tetap berteman tapi tidak sedekat sebelumnya.

Bagaimana hubungan Christian Daan Anya? Christian sudah menerima jika hubungannya dengan Anya memang sudah berakhir. Anya juga telah memaafkan perlakuan Christian  yang kasar kepadanya.

THE END


Maaf, kalau dari awalnya ceritanya ga bagus dan endnya malah kayak gini. Mungkin bukan eding yang seperti ini yang kalian harapkan. Jujur, waktu nulis ini ga ada buat outline maupun premis, karena waktu itu cuma ingin nulis cerita. Belum kenal yang namanya outline, premis, tanda baca, dialog tag.

Tapi, aku belajar secara perlahan untuk semuanya. Aku sadar cerita ini masih jauh banget bisa di bilang bagus. Ini bakal jadi peljaran buat aku ke depannya agar ketika membuat sebuah cerita semuanya harus di siapkan secara matang dan sudah di pikirkan kedepannya.

Terima kasih buat kalian yang sudah membaca cerita ini:)

Semoga aku bisa buat cerita yang lebih menarik lagi buat kalian :)

See you;)

Salam dari Anya dan Miko

Teman Lama (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang