Happy reading♥
***
"Jika kamu ingin mendapatkan
sesuatu yang belum pernah
dimiliki, maka kamu harus
melakukan sesuatu yang belum
pernah dilakukan sebelumnya"
***Elisa duduk diatas kasurnya, dihadapannya kini sudah menumpuk buku-buku hasil palakannya, sebenarnya ia merasa tidak enak dengan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Ali, tadi Ali menganggap dirinya sedang membaca Al Qur'an, tapi pada kenyataannya ia baru saja selesai memalak seseorang.
Elisa menghela nafas panjang,
"Kalo Ali tau gue baru aja malak, dia pasti marah" lirihnya menyesal"Dia pasti gak suka sama gue kalau dia tau kelakuan gue" tambahnya semakin menyesali perbuatannya.
"Lagian ngapain juga dia harus suka sama gue" pikirnya heran
Elisa menatap mushaf dihadapannya lalu mengambilnya, perlahan ia membuka mushaf tersebut, entah kenapa ada rasa takut dibenak Elisa saat hendak membukanya, saat ini ia merasa sangat tidak pantas memegang kitab suci itu, ia menaruh kembali mushaf itu diatas kasur, sudah sangat lama ia tidak membaca Al Quran ataupun sekedar menyentuhnya, mungkin sudah sekitar setahun yang lalu, saat ia mengajikan jenazah ibunya, setelah ibunya pergi dan ayahnyapun tak memperdulikannya, ia sudah tidak lagi bersemangat hidup, ia merasa Tuhan telah mengambil satu per satu kebahagiaannya.
Elisa menatap buku yang bersampul biru muda dan mengambilnya "Catatan Muslimah" itu judul yang tertera disampul buku itu, Elisa sama sekali tak berniat membacanya, palingan hanya curhatan-curhatan perempuan tadi, tidak penting, pikirnya.Namun Elisa tersadar bahwa ia harus segera mengembalikan buku-buku ini pada pemiliknya, entah kenapa ia merasa harus mengembalikannya, ia merasa bersalah atas perbuatannya itu, padahal ini bukan pertama kali Elisa memalak orang, mungkin ini efek bertemu Ali tadi, mungkin.
Elisa kemudian mencari-cari apakah dalam buku ini terdapat nomer ponsel perempuan itu. Elisa membolak balik cepat halaman per halaman buku sampul biru itu, kemudian ia menemukan sebuah nomor di halaman paling belakang.
"Mungkin ini nomer cewek tadi" lirihnya***
Pagi hari, Elisa memutuskan untuk bertemu dengan perempuan yang ia palak kemarin untuk mengembalikan tasnya
Terlihat seorang perempuan berkerudung duduk dibangku depan kafe, itu adalah Saida. Elisa menghampiri perempuan itu, kemudian ia menyodorkan tas yang kemarin ia ambil dari perempuan itu. Sebenarnya Elisa sangat malu melakukan ini, tapi jika tidak ia akan lebih merasa bersalah, Saida langsung menerima tas yang disodorkan Elisa.
"Makasih mbak" ucap Saida
"Jangan panggil 'mbak', panggil Elisa aja" sahut Elisa kemudian duduk disamping Saida, Saida hanya manggut manggut mengerti.
"Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemaren" ucap Elisa, pandangannya lurus kedepan, tidak berani melihat kearah Saida karna merasa malu.
"Gak apa apa kok Elisa" jawab Saida tersenyum lembut sambil menatap kearah Elisa yang sedang menunduk.
"Kok lo gak marah?" Heran Elisa membalas tatapan Saida
"Kan tasnya udah balik"
"Kan kemaren gue malak lo"
"Kan aku udah maafin" ucap Saida tersenyum tulus
"ini buat kamu" ucap Saida memberikan mushafnya pada Elisa
"Kenapa buat gue, katanya itu penting buat lo" kata Elisa tidak langsung menerima mushafnya
"Gak apa apa, ini buat kamu aja, niatnya kemaren aku mau kasih ke temen aku, tapi gak jadi" ucap Saida jujur
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Allah [On Going]
Short Story[Spiritual-fiksi remaja-Baper] ~Takdir, apakah kau sedang membercandaiku? Tolong, berlaku seriuslah denganku aku sedang tidak ingin bercanda:)~ 📝28 Mei 2020 _ayunii♥