Udah vote belum?
Happy reading♥
***
Tak peduli seberapa keras
kamu mencoba, kamu tak akan
pernah bisa menyangkal apa
yang kamu rasa.
***"LO BISA DIEM GAK !" Seketika Elisa berteriak sambil mendorong bahu santriwati itu , emosinya sangat mudah terpancing, hal itu sontak membuat semua santriwati lain dan juga ustadzah Aisya kaget dan langsung melihat kearah Elisa
Santriwati yang didorong Elisa itu langsung terjengkang kebelakang, ia menelan ludah dengan susah payah sambil menatap Elisa tidak menyangka orang yang ia ganggu akan segalak ini, seketika keadaan menjadi hening, semua orang menatap kaget kearah Elisa
Dua detik
Empat detik
Enam detik,,,
"Kak Lisa kenapa?" Seru Sifa khawatir sambil memegangi lengan Elisa, suara bisik-bisik dari santriwati lain mulai terdengar
"Elisa, Santi, ada apa ini?" Akhirnya Ustadzah Aisya menghampiri keduanya
"Maaf Ustadzah, saya kelepasan" ucap Elisa
"Apa yang kamu lakukan Santi?" Tanya Ustadzah Aisya pada Santi
"S-ssa-saya em- it- itu u,," Santi tak mampu berkata apa-apa lagi, ia terlalu kaget dengan tindakan Elisa yang tiba-tiba
"Dia ganggu saya Ustadzah!" Potong Elisa
"Yasudah, sekarang kalian bermaaf-maafan, dan untuk kamu Santi, jangan sekali-kali lagi kamu gangguin temen-temen kamu" ucap Ustadzah Aisya
"I-iya ustadzah" lirih Santi lemas
"Untuk kamu Lisa, lain kali kalo dapet gangguan harus bisa jaga emosi kamu, jangan mudah terpancing, bisa aja itu adalah ujian buat kamu" ucap Ustadzah menasehati, Elisa mengangguk
"Dan sesuai dengan peraturan disini, jika ada santri atau santriwati yang buat keributan, maka harus kena hukuman" mendengar itu Santi terlihat kaget, sedangkan Elisa terlihat biasa saja
"Besok pagi, kalian bersih-bersih dimasjid, dan ingat, niatkan itu sebagai ibadah" lanjut Ustadzah Aisya
Setelah insiden itu, semua kembali melanjutkan aktifitasnya tadarus Al-Qur'an, lalu diteruskan dengan mempelajari hukum tajwid nya
***
Elisa merebahkan tubuhnya diatas kasur, hari ini cukup melelahkan, hari pertama menjadi murid dirumah takhfiz, Elisa sudah mendapat masalah
"Fhuuh" Elisa menghela nafas, ia menatap layar ponselnya, jujur saja ia sangat ingin menghubungi Ali saat ini, ingin menceritakan padanya bahwa ia sudah menjadi murid dirumah takhfidz seperti yang diinginkan Ali
"Ali pasti seneng!" Seru Elisa dengan senyum yang mengembang
"Emm, tapi,, kayaknya dia gak bakal seneng kalo tahu gue dapet hukuman,," lirih Elisa, senyum dibibirnya menghilang
"Ish kemana sih tu anak! Masa gue harus telpon dia duluan!" Decak Elisa kesal
"Telpon aja Non,,," Elisa sedikit kaget mendengar itu, terlihat Mpok Lela yang sudah berdiri diambang pintu kamar Elisa dengan membawa segelas susu dan roti ditangannya
"Mpok nguping yah!" Kesal Elisa
"Bukan nguping Non, tapi Emang kedengeran, orang Non ngomongnya kenceng gitu" sahut Mpok Lela
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Allah [On Going]
Historia Corta[Spiritual-fiksi remaja-Baper] ~Takdir, apakah kau sedang membercandaiku? Tolong, berlaku seriuslah denganku aku sedang tidak ingin bercanda:)~ 📝28 Mei 2020 _ayunii♥