🚑part 8-rumah sakit🚑

97 31 5
                                    

Next again...

Happy reading♥

                         ***
     "Cowards always avoid the difficulty while brave are always
looking for an opportunity in a
           difficult situation."

                         ***

Elisa berbaring lemah diranjang rumah sakit, kepala bagian keningnya dibalut perban, begitupun lengan dan lututnya, ia terluka cukup parah karna terbentur batu aspal

Ali dan Sifa duduk dikursi tunggu, menunggu dokter yang memeriksa Elisa keluar

"Sebenarnya lo siapanya Lisa" Sam tiba-tiba datang menghampiri Ali yang tengah duduk menunggu

"Saya temennya Lisa" jawab Ali santai

"Temen?, asal lo tahu, Lisa gak pernah punya temen cowok kayak Lo, lo jangan ngaku-ngaku temennya Lisa!" Bentak Sam

"Apa salahnya Lisa berteman dangan saya?"

"Jelas salah !, gara gara Lo, Lisa jadi gak fokus!"

"Lho, apa salah saya?" Tanya Ali

"Lo gak usah banyak bacot, mendingan sekarang lo pergi! Dan jangan pernah ganggu Lisa lagi!" Ungkap Sam dengan penuh emosi, ia yakin laki-laki inilah penyebab Lisa akhir akhir ini sedikit berbeda

Mendengar itu Sifa berdiri, ia tak terima kakaknya dibentak orang lain

"Eh Om Om jelek, gak usah bentak bentak kak Ali! Kak Lisa itu temennya kak Ali" seru Sifa membela kakaknya

"Ini apa lagi! anak kecil ikut ikutan!" Sahut Sam sambil mendorong Sifa sedikit kasar hingga membuat Sifa jatuh mundur kebelakang, untung saja Ali sigap menahannya

"Ini ada apa kenapa ribut-ribut?" Sahut pak Dokter yang baru saja keluar dari ruangan bersama susternya

"Ini pak Dokter, ada preman jahat!" Ujar Sifa menunjuk kearah Sam, mendengar itu Pak Dokter melirik kearah Sam dan melihat penampilannya yang memang seperti preman, kemudian ia menyuruh beberapa suster untuk membawa Sam keluar dari pada membuat keributan

"Eh apa-apaan ini, gue temennya Lisa!" Teriak Sam tidak terima suster itu menyeretnya keluar

***

Setelah berbicara kepada Dokter akhirnya Ali diijinkan untuk masuk keruangan Elisa untuk mengetahui keadaannya, saat sampai didalam ruangan Elisa masih tidak sadarkan diri, kemudian Ali duduk dikursi dekat ranjang Elisa

"Ini temen kakak" tanya Sifa sekali lagi memastikan apakah itu benar benar teman kakaknya

"Ia Sifa, kenapa kamu tanya itu terus" sahut Ali

"Kok pakaian temen kakak ini sama yah kaya Om preman tadi" ujar Sifa penasaran

"Kamu jangan terlalu menilai seseorang dari pakaiannya Sifa" ucap Ali

"Terus kenapa pakaian mereka sama?" Tanya Sifa lagi

"Kamu jangan banyak tanya dulu, kamu boleh tanya langsung ke kak Elisa kalo udah bangun" sahut Ali kemudian membuka ponselnya untuk kemberi kabar pada ibunya bahwa ia dan Sifa akan pulang telat

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Elisa sadarkan diri

"Kamu udah baikan Lisa?" Tanya Ali, mendengar itu Elisa sedikit mengkarutkan dahinya

"Baikan sama siapa?" Tanya Elisa sambil mencoba membenarkan posisinya menjadi duduk

"Eh, maksud saya apa masih terasa sakit?" Ali mengulang pertanyaannya

"Ya sakit lah, lo gak lihat ini luka luka dibadan gue" tipal Elisa, Duh emang ya Elisa gak bisa kalem orangnya

"Iya iya, yaudah sekarang kamu istirahat dulu kalo masih sakit" ucap Ali mencoba bersabar menghadapi sikap Elisa

"Gue mau pulang" ujar Elisa

"Eh jangan, istirahat dulu disini, Katanya masih sakit,"

"Gue gak selebay itu kali, udah ah gue mau pulang, gue gak suka dirumah sakit"

"Jangan pulang dulu, nanti kalo udah sambuh baru pulang" ucap Ali, Sifa hanya mendengarkan dan memperhatikan saja kedua orang dewasa ini

"Apaan sih lo lebay, luka gini doang, Elah"

"Wah kak Lisa hebat ya, luka separah itu tapi masih kuat!" Ujar Sifa tiba tiba

"Eh ini siapa?" Tanya Elisa pada Ali, ia baru menyadari keberadaan Sifa disitu

"Ini Sifa, adik saya" jawab Ali, Elisa hanya manggut manggut mengerti

"Pokoknya gue mau pulang" ucap Elisa kemudian beranjak turun dari tempatnya

"Kamu gak mau istirahat dulu, kepala kamu udah gak pusing?" Tanya Ali memastikan

"Gue mau istitahat dirumah aja" jawab Elisa

***

Setelah tawar menawar dengan dokter yang cukup lama, akhirnya Elisa diperbolehkan pulang asalkan ia benar benar istirahat dirumah dengan baik, sebenarnya Dokter melarang Elisa untuk pulang karna luka dikepalanya cukup parah, namun Elisa terus memaksa agar ia diizinkan untuk pulang, dengan berat hati Dokter pun mengizinkannya untuk pulang dan ia juga tidak mungkin memaksakan pasiennya

Setelah itu mereka pergi untuk menebus obat obatan yang harus diminum Elisa, sebenarnya Elisa sempat menolak, ia merasa tidak perlu menebus obat obatan itu, toh ia tidak akan meminumnya, namun karna Ali memaksa, Elisa menuruti saja, yang penting ia bisa cepat keluar dari rumah sakit ini

"Ini mau saya bayarin apa saya pinjamin?" Tanya Ali tersenyum jahil didepan tempat administrasi rumah sakit, merasa ia juga pernah diposisi Elisa saat itu, dan Elisa hanya meminjamkan uangnya untuk membayar pengobatannya

"Pinjemin aja, entar gue bayar" sahut Elisa jutek

***

Kini mereka sudah sampai didepan rumah Elisa, ia sengaja mengantar Sifa dulu pulang lalu balik lagi untuk mengantarkan Elisa dengan motor metic-nya

"Thanks" ucap Elisa kemudian turun dari motornya Ali

"Dirumah, kamu ada yang jagain?" Tanya Ali memastikan Elisa ada yang merawat selama dirumah

"Bukan urusan lo"

"Kamu kan habis kecelakaan, saya yang mengantarkan kamu harus memastikan kamu dirumah ada yang rawat, kan kamu belum sembuh"

"Memangnya kalo dirumah gue gak ada siapa siapa, lo mau rawat gue dirumah gitu?" Tanya Elisa

"Mmm, nggak juga sih"

"Yaudah makannya cepetan lo pulang sana!" Usir Elisa

"Tapi beneran dirumah kamu gak ada siapa siapa?" Tanya Ali sekali lagi

"Ada kok"

"Siapa?"

"Gue"

"Selain kamu?"

"Udah deh lo gak usah banyak nanya!, gue tendang juga lo" ucap Elisa sedikit kasar

"Emangnya bisa? Kan kaki kamu lagi sakit" ucap Ali membuat Elisa tambah kesal

"Beneran gue tendang nih!" Seru Elisa ber aba aba akan menendang

"Gak usah sok perduli deh lo" lanjut Elisa

"Astaghfirullah, perduli sesama manusia itu penting Lisa" ucap Ali geleng geleng kepala

"Halah! Bokap gue sendiri juga gak pernah perduli sama gue!" Ucap Elisa kesal

"Gak pernah perduli gimana maksudnya?" Tanya Ali bingung

"Tau ah" Setelah itu Elisa langsung beranjak dari sana dan memasuki rumahnya, jika sudah mengingat ayahnya, ia selalu prustasi dan kesal, dirumah ia hanya ditemani Mpok Lela, asisten rumahnya

***

Udah vote belum?

Komen juga yaa...


Jangan lupa ngaji!!!

Because Allah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang